Ye Wan Wan mendengarkan gunjingan-gunjingan di sekelilingnya dengan seksama dan secara tidak sengaja mendengar beberapa hal yang ingin dia lupakan ketika sedang berjalan menuju kelas F.
Setibanya Ye Wan Wan di depan pintu, keheningan yang aneh melingkupi ruangan itu dan sesaat setelahnya terdengar suara gebrakan meja serta suara siulan.
Semua orang berusaha membuat keonaran.
Terus terang saja, Ye Wan Wan menjadi bahan ejekan untuk kesenangan para siswa kapan saja di saat mereka merasa bosan.
Dan Ye Wan Wan tidak pernah mengecewakan mereka.
"Hahaha wow! Ye Wan Wan, rambutmu begitu mengagumkan!"
"Ya ya ya, terlihat lebih baik daripada rambut eksplosifmu tempo hari!"
Para pemuda tertawa terbahak-bahak melihat penampilan Ye Wan Wan sementara para gadis memandangnya dengan tatapan tidak suka dan rasa jijik.
"Ada apa ini ribut-ribut?! Diam kalian semua! Tidak dengarkah kalian bel sudah berbunyi?" terdengar teriakan guru mereka dari arah pintu.
"Ye Wan Wan kamu lagi! Kamu… sudahkah kamu bercermin? Cepat kembali ke tempat dudukmu!" Wali kelas melihat rambut palsu berwarna hijau yang dipakai Ye Wan Wan dan sangat murka hingga merasa seolah-olah paru-parunya hampir meledak--sesaat wali kelasnya ingin lanjut mencaci maki Ye Wan Wan tetapi malah mengarah kembali ke mejanya, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Lagipula siswa ini akan segera dikeluarkan--tidak perlu membuang-buang tenaga.
Ye Wan Wan mengamati ruang kelas itu. Dia tidak perlu berusaha untuk mengingat di mana dia duduk--Ye Wan Wan sudah mengetahuinya dengan pasti.
Berhubung urutan tempat duduk di setiap kelas sudah diatur berdasarkan peringkat mereka di kelas, Ye Wan Wan selalu menempati kursi pertama dari belakang, itu artinya dia duduk di barisan paling akhir.
Pada tempat duduk baris terakhir tepat di samping jendela, terlihat seorang pemuda sedang berbaring.
Pemuda dengan rambut berantakan dan tidak terawat itu sedang mendengarkan musik dan tidur berbaring di atas meja. Cahaya matahari masuk dan menyinari wajah halus pemuda tersebut, membuatnya terlihat seperti model pada majalah mode.
Si Xia, idola di SMA Qing He.
Merokok, berkelahi, membolos--dia ahli dalam semuanya itu. Prestasinya pun amat buruk, namun karena penampilannya yang menarik dan kekayaan keluarganya, Si Xia mendapatkan gelar sebagai yang terpopuler di sekolah.
Mendengar suara langkah kaki menghampirinya, pemuda tersebut membuka matanya dengan kejengkelan dan berteriak, "Pergi sana!"
Siswa siswi yang berada di kelas, terutama para wanita, menyeringai atas kemalangan wanita tersebut.
Para wanita sedang mengagumi wajah Yang Mulia yang sedang tertidur, namun terganggu oleh wanita jelek ini.
Atas dasar apa wanita jelek itu diperbolehkan untuk duduk berbagi meja dengan Si Xia?!"
Namun si tokoh idola ini terlihat sangat, sangat, sangat keren bahkan saat dia sedang marah dan menghardik orang!
Dulu, meskipun Ye Wan Wan mengenakan riasan berlebihan pada wajahnya, sesungguhnya dia adalah pribadi yang sederhana. Ye Wan Wan memiliki kepercayaan diri yang rendah dan pemurung.
Kalau dulu, setelah diteriaki oleh Si Xia, Ye Wan Wan akan dengan patuh duduk di kursi yang berada di samping tempat sampah.
Namun kali ini, setelah pernah mengalami kemarahan yang luar biasa dari seorang pria, Ye Wan Wan tetap pada pendiriannya.. Dia tersenyum kecil, menatap pemuda itu dan tetap duduk di sampingnya seolah tidak mendengar apa-apa.
Wajah pemuda itu diliputi amarah, "Apa kamu ingin mati? Pergi sana!"
Dengan santai Ye Wan Wan meletakkan tas sekolahnya di bawah meja, mengeluarkan buku-buku dan kotak pensilnya, lalu menatap mata pemuda itu, "Peringkatku adalah nomor satu dari belakang dan ini merupakan tempat yang tepat untukku. Siapa kamu menyuruh aku untuk pergi?"
Si Xia: "…."
Seluruh siswa di kelas: "…."
Bahkan wajah gurunya pun berubah suram.