"Hei …." Wanita aneh itu mengenakan sebuah gaun Lolita1 berwarna biru. Berusia muda, dia memiliki rambut panjang yang agak berantakan pada saat itu. Poninya yang tipis membuat wajah putih mungilnya terlihat lebih lembut. Kerah pakaiannya terbuka lebar, memperlihatkan belahan dadanya yang lembut. Tidak dalam, tapi memikat karena belia. Pemandangan seperti itu adalah sebuah godaan yang mematikan bagi para pria.
Sayangnya, wanita itu bertemu Li Jinnan. Li Jinnan memiliki sebuah latar belakang militer dan belum pernah menyentuh seorang wanita pun hingga saat ini pada usia 29 tahun, tetapi gen keluarganya sangatlah kuat. Tidak ada anggota keluarganya yang cabul, begitu pula dirinya. Saat ini, Li Jinnan hanya bisa merasa jijik. Mendorong wanita itu menjauh, Li Jinnan terlihat kesal ketika dirinya memperingatkan dengan sebuah nada suara yang dingin, "Enyahlah!"
Ketika wanita itu mendengar ini, dia bahkan menjerit lebih keras lagi, menempelkan tubuhnya pada tubuh Li Jinnan, tidak bersedia membiarkan pria itu pergi. "Jangan, jangan, Kakak Luo'an, jangan usir aku."
Li Jinnan memejamkan matanya, menarik wanita itu ke atas dan mengusirnya. Lalu dirinya cepat-cepat berjalan keluar.
Tapi wanita di belakang dirinya menangis dengan keras dan berteriak, "Kenapa kau tidak … aku tunanganmu … kenapa kau tidak, kenapa … kau lebih suka … mengambil wanita itu Ye Caili, dan tidak menginginkan diriku …"
Seorang pria melirik Li Jinnan dengan sebuah tatapan aneh ketika mendengar teriakan itu. Li Jinnan tidak menoleh ke belakang dan berjalan menuju aula perjamuan tempat Su Qianci berada. Akan tetapi, Li Jinnan bertemu dengan seorang pria banci dengan gaya rambut modis, rias wajah lengkap, jas motif macan tutul berwarna merah muda, dan syal di lehernya. Pria banci itu berteriak dengan cemas, "Ye Youyou, Ye Youyou, ayo cepat keluar! Berkeliaran sambil mabuk seperti itu. Sungguh mengerikan!"
Li Jinnan mendengar ini dan menaikkan sebelah alisnya. Pria itu dengan cepat melihat Li Jinnan dan matanya menyala. Dia bertanya, "Halo, tampan, apakah Anda melihat seorang gadis kampus mengenakan gaun biru? Berambut kuning, berkulit sangat putih, sekitar …."
"Toilet pria." Sebelum pria banci itu menyelesaikan perkataannya, Li Jinnan hanya meninggalkan dua patah kata dan berjalan menjauh dengan kakinya yang panjang.
Pria banci itu melihat ke arah punggung Li Jinnan dan menggigit bibir bawahnya, terlihat mabuk kepayang. "Ya ampun, sangat tampan …. Hei ~!" Ketika Li Jinnan sudah jauh melangkah, pria banci itu menyadari apa yang hendak dilakukannya. "Oh, toilet pria! Ye Youyou, keluarlah!"
….
Li Jinnan telah membeli sebuah vila untuk dirinya sendiri. Setelah mengantar Su Qianci ke rumah tua, dia kembali ke rumahnya.
Ketika Su Qianci kembali ke rumah tua itu, sudah pukul sepuluh malam lewat. Anak-anak semuanya sudah tertidur, tetapi Kapten Li masih menonton TV di ruang keluarga. Tiga tahun dan sepuluh bulan kemudian, uban pria tua itu telah bertambah lebih banyak. Di mata tuanya, terlihat kecemerlangan yang cerdas. Tetapi untuk anak-anak dan cucu-cucunya, Li Xun selalu bersikap baik.
Ketika melihat Su Qianci pulang, dia melambai pada cucu mantunya, "Qianqian, kemarilah."
"Kakek." Su Qianci menghampiri untuk duduk di sebelah pria tua itu. "Kenapa Kakek masih bangun? Sudah larut malam."