Bagian-bagian dari tubuh binatang buas itu dibagi dan dihabiskan dengan cepat oleh semuanya. Para ahli bela diri menghabiskan banyak energi sehingga seorang perempuan seperti Han Mengmeng pun hanya kenyang setelah memakan seluruh kaki belakang binatang tersebut.
"Ayo, sudah larut. Aku harap kita bisa tiba di Dinasti Yan Agung sebelum matahari terbenam." Lin Fan bangkit seraya berkata.
"Baik, Senior." Zang Tianhao menganggukkan kepala. Semua orang tetap diam selama makan dan dia pun waspada terhadap Lin Fan. Dia tidak mengatakan sesuatu yang tidak penting karena dia percaya makin banyak dia bertanya, makin berbahaya nantinya.
Saat mereka pergi, Zang Tianhao menyuruh Han Mengmeng mengikuti di belakang, tidak membiarkannya mendekat. Dengan begitu, jika sesuatu terjadi, dia bisa mengulur waktu untuk memungkinkannya melarikan diri.
Dalam perjalanan, yang lainnya juga sengaja mempercepat langkah mereka, ingin mencapai Dinasti Yan Agung sesegera mungkin.
Tidak ada yang senang dengan penampilan pendekar misterius itu. Seseorang akan berpikir bahwa dengan penampilan pendekar itu, seseorang mungkin bisa mendapatkan keuntungan, tetapi bagi mereka, menjaga hidup mereka sudah cukup baik.
Banyak orang yang tak terhitung telah mati di hutan ini, semuanya menjadi pelajaran yang penuh darah.
Lin Fan menyadari semua orang dengan sengaja menjauhkan ini darinya, tetapi dia tidak keberatan. Selama dia bisa sampai di Dinasti Yan Agung, dia baik-baik saja dan tidak ada hal lainnya yang penting.
Para ahli bela diri biasa tidak bisa lagi menyediakan pengalaman untuk dua keahliannya <<Memutar Surga dan Bumi>> dan <<Harimau Hitam Mencuri Hati>>. Terutama <<Harimau Hitam Mencuri Hati>>, bahkan Ni Mantian dari tahap perisurgawi pun tidak dapat memberikan pengalaman lagi, apalagi yang lainnya.
Apakah mungkin teknik <<Harimau Hitam Mencuri Hati>> lebih maju daripada teknik <<Memutar Surga dan Bumi>>?
"Berhenti …."
Tepat ketika Lin Fan dan yang lainnya melewati jalan setapak yang memiliki jurang di kedua sisinya, sekelompok orang tak dikenal mengepung mereka dari depan dan belakang.
"Serahkan semua barang milik kalian, tinggalkan wanitanya lalu yang lainnya boleh pergi." Seorang pria yang memakai zirah hitam berjalan mengancam dengan sebilah <Pedang Harimau> besar.
Pria itu botak dan memiliki bekas luka besar yang membentang dari dahinya ke dagunya.
Pedang besar di tangannya berwarna putih dan bermata hitam. Harimau yang diukir di gagangnya terlihat ganas.
Raut wajah Zang Tianhao berubah setelah melihat pria dengan sebilah pedang besar.
"Pedang Harimau Qu Xiangge."
"Hehe, mata yang bagus." Qu Xiangge mengayunkan pedangnya, mengirim getaran ke udara. "Mata yang bagus, sekarang tinggalkan barang milik kalian, tinggalkan wanitanya, dan enyahlah."
"Qu Xiangge, kami semua adalah murid-murid dari Sekolah Langit Surga …." Zang Tianhao tahu Qu Xiangge, seorang bandit terkenal dari Dinasti Yan Agung dan aib bagi Sekolah Langit Surga.
"Berhenti bicara sampah." Qu Xiangge marah. Dia mengayunkan pedangnya, melepaskan energi terhadap Zang Tianhao dan yang lainnya.
Mereka menjadi takut dan ditutupi dengan keringat dingin setelah melihat energi yang dilepaskan. Mereka ingin menghadang energi tersebut dengan pedangnya, tetapi keganasan energinya melepaskan kekuatan yang tak tertahankan.
"Qu Xiangge, beraninya kau …." Zang Tianhao terkejut. Dia tidak berpikir Qu Xiangge akan benar-benar menyerang.
Qu Xiangge dahulu merupakan murid dari Sekolah Langit Surga, tetapi setelah menerima perlakuan tidak adil, dia keluar dari sekolah dan menjadi pemimpin dari kelompok bandit. Banyak ahli dari Sekolah Langit Surga ingin menghilangkan aib ini, tetapi karena Qu Xiangge pandai bersembunyi, dia menjadi sulit untuk ditemukan. Jadi, tak ada yang terjadi.
Tetapi kini, pukulan energi dari pedangnya adalah sesuatu yang bahkan Zang Tianhao tidak yakin dia bisa menahannya.
Sama seperti Zang Tianhao yang siap untuk bertarung sampai mati, dia kemudian menyadari ada tangan biasa yang meraih dan menghadang energi dari pedang itu.
Mata Zang Tianhao hampir keluar dari kantungnya. Bagaimana ini mungkin?
Lin Fan menatap ke arah Qu Xiangge : pascasurgawi tingkat empat. Dasar kultivasinya cukup rata-rata, lebih tinggi satu tingkat daripada dirinya, tetapi Lin Fan merasa orang tersebut membuang-buang waktu.
"Senior …." Dia telah berpikir dia akan mati, tetapi sekarang dia melihat Lin Fan dengan berterima kasih. Jika Lin Fan tidak mencampuri, dia pasti sudah mati di bawah energi dari pedang tersebut.
Keahlian pedang Qu Xiangge pascasurgawi tingkat empat hebat. Bahkan orang-orang dengan dasar kultivasi yang sama dengannya tidak akan mampu menghadang energi dengan tangan mereka terlalu lama.
"Siapa kau?" Qu Xiangge melihat ke arah Lin Fan. Dia telah melihat Zang Tianhao memasuki hutan dengan delapan orang, tetapi sekarang ada tambahan orang. Ada apa?
Lin Fan melirik ke arah Qu Xiangge, pikirannya mengeksploitasi lalu sebuah ide muncul. Dia melihat ke arah Zang Tianhao, "Kalian pergi dahulu tanpaku. Aku akan menyusul nanti."
Lin Fan tidak ingin Zang Tianhao dan kelompoknya untuk tinggal. Jika tidak, dia tidak bisa menggunakan kekuatan penuhnya.
"Senior, Senior …." Zang Tianhao melihat ke arah Lin Fan dengan meminta maaf. Dia sebelumnya telah merasa curiga pada orang ini, tetapi sekarang orang ini ingin mereka untuk pergi dahulu dan berencana untuk tinggal di sini sendirian untuk menghadapi para bandit.
"Sebagai seorang senior, tentu saja aku akan membiarkan para junior untuk pergi dahulu. Ini adalah gayaku yang biasa," kata Lin Fan dengan jujur sambil menyilangkan kedua lengannya di belakang punggungnya.
Saat ini langit cerah. Seluruh kejijikan dihilangkan oleh kata-kata Lin Fan yang benar dan agung. Bahkan Han Mengmeng, yang sebelumnya membenci Lin Fan, sekarang melihatnya dengan pujaan.
Kata-kata dari senior ini telah menyentuh hatinya. Di mata Han Mengmeng, sosok senior menjadi tinggi dan besar. Seberkas cahaya menyinari Lin Fan ke titik di mana Han Mengmeng hampir tidak bisa membuka matanya.
"Senior, maafkan aku. Aku masih meragukanmu sebelumnya …," ucap Zang Tianhao meminta maaf.
Lin Fan melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh, "Tidak masalah. Sebagai seorang senior, jika aku bahkan tidak memiliki hati yang pemaaf, maka aku tidak pantas menjadi seniormu. Pergilah, aku akan segera menyusul," ucap Lin Fan dengan berterus terang.
"Ya, ayo …." Zang Tianhao tidak ragu-ragu dan segera pergi dengan yang lainnya.
Qu Xiangge ingin mengejar, tetapi setelah melihat orang misterius itu berdiri tanpa bergerak, dia menahan napasnya, tidak berani untuk bergerak.
Ketika Zang Tianhao dan yang lainnya pergi, Lin Fan menatap ke arah Qu Xiangge dan tersenyum, "Baiklah, aku rasa aku akan pergi sekarang."
Qu Xiangge membeku lalu tersadar, "Sialan, beraninya kau menipuku. Rasakan ini."
"<<Tebasan Pedang Lima Harimau>>."
Qu Xiangge meraung marah. Dia melompat saat ayunan keras dari pedangnya merobek udara dengan suara berderak.
Lin Fan menyipitkan satu matanya. Teknik <<Jari Memetik>>-nya langsung diaktifkan, menjentikkan tangan Qu Xiangge yang memegang pedang itu. Wajah Qu Xiangge berubah menjadi beberapa reaksi yang berbeda, perasaan mati rasa dan mabuk namun pada saat yang sama perasaan senang. Rasa sakit yang tajam menembus telapak tangannya dan tangannya melonggarkan cengkeramannya, membiarkan pedang itu jatuh ke tangan Lin Fan.
Lin Fan langsung menendang dan Qu Xiangge jatuh ke tanah.
"Bos, kau baik-baik saja?" Para anteknya segera maju.
Qu Xiangge melambaikan tangannya, menahan sakitnya saat dia berdiri, "Ya, sepertinya jika aku tidak mengeluarkan kekuatanku yang sebenarnya, kau tidak akan tahu siapa sebenarnya aku."
Lin Fan memandang ke arah Qu Xiangge dan mulai tersenyum menyeringai.
"Apa yang kautertawakan." Hati Qu Xiangge terbakar dalam amarah setelah melihat pihak lawan mentertawakannya, dorongan ingin mengiris dan memotong pihak lain meningkat di dalam dirinya dengan cepat.
"Apa yang sedang kutertawakan? Aku mentertawakan caramu berlutut dan menyerahkan dirimu pada Yang Mulia." Lin Fan meraung, mengangkat pedangnya, dan mengayunkannya ke tubuhnya sendiri.
Qu Xiangge membeku, percaya bahwa pihak lawannya gila. Orang ini mencoba untuk bunuh diri.
<Pedang Harimau>-nya adalah senjata kelas atasi yang hampir menjadi sebuah senjata legendaris, yang benar-benar tak terkalahkan. Banyak pendekar telah menjadi mangsa pedangnya. Namun, detik berikutnya, Qu Xiangge dan kelompoknya menjadi tercengang.
Pedang itu hancur menjadi tiga bagian setelah menyentuh tubuh Lin Fan.
"Pedangku …." Qu Xiangge menatap tertegun pada <Pedang Harimau>-nya yang hancur di tanah.
"Jika kalian tak ingin mati, berlutut dan serahkanlah dirimu pada Yang Mulia sekarang. Jika tidak, kalian semua akan berakhir sama seperti <Pedang Harimau> ini." Lin Fan menarik napasnya dan meraung.
Menurutnya, memotong mereka semua adalah masalah yang merepotkan. Dia hanya akan memotong dirinya sendiri dan kemudian melihat jika mereka akan menyerah atau tidak. Qu Xiangge tersadar. Orang di hadapannya sangat kuat, benar-benar kuat.
<Pedang Harimau> bukanlah senjata biasa. Tubuh manusia tidak mungkin bisa menahan kekuatannya, apalagi menghancurkannya.
"Senior … kasihanilah kami." Qu Xiangge menyerah pada saat itu dan jatuh berlutut. Orang lemah yang tersisa kemudian mengikuti jejak Qu Xiangge.
Qu Xiangge adalah orang yang berwawasan luas. Dia tidak berpikir bahwa ada orang yang kejam seperti ini di dunia ini, yang benar-benar menebas dirinya sendiri dan menghancurkan <Pedang Harimau>-nya.
Lin Fan tersenyum pada saat ini, senyumnya sangat cemerlang ….