webnovel

Gadis Kecil dan Pemberhentian yang Terlewat

Editor: Atlas Studios

Setelah pergi dari kampus dan menyebrangi sepanjang jembatan penyeberangan, orang bisa melihat kereta bawah tanah yang mengarah ke Jalan Guangyuan, Jiangnan.

Toko Herbal Yuan Long berada di Jalan Guangyuan.

Melewati pintu masuk dengan kerumunan dan berjalan menuju eskalator yang panjang, bisa sampai ke bawah tanah yang ramai. Jalur kereta bawah tanah terhubung dengan 4 provinsi yang berdekatan.

Dalam 100 tahun belakangan, ini seperti manusia sudah bertambah kemampuannya dan mulai mempergunakannya, untuk teknologi yang sudah berkembang pesat. Kereta bawah tanah yang seperti jaring benar-benar diluar bayangan dibanding 100 tahun yang lalu.

Membawa pedang terbang, dengan hati-hati Shuhang menghindari alat pelacak, meskipun orang biasa tidak bisa melihatnya… Keamanan di sini sangat rendah, mungkin karena tidak ada kejadian yang terjadi disini.

Jika keamanan tetap rendah, ada kemungkinan akan ada masalah di masa depan?

Fie, jangan bermain Cassandra!

Song Shuhang naik eskalator. Dari pagar pembatas eskalator, ia bisa melihat kerumunan keluar dari kereta bawah tanah.

Kebanyakan wajah orang-orang yang kelelahan. Laju kehidupan semakin cepat, orang masa kini dipaksa untuk bekerja keras, tapi akhirnya orang-orang itu tidak tahu kenapa ia harus mengikuti laju itu dan kenapa mereka membuat diri mereka sendiri sibuk dan lelah. Semakin mereka begini, semakin mereka menjadi. Mereka tidak bisa menemukan kenikmatan dari hidup.

Jika aku tidak dimasukkan ke grup Sembilan Provinsi Nomor Satu, kehidupan macam ini akan menjadi masa depanku.

Saat ini, sosok di kerumunan terlihat di mata Song Shuhang.

Itu karyawan, orang yang terburu-buru dengan tasnya di tangan kirinya.

Orang itu yang kehilangan uangnya di depan Song Shuhang dan mengira Song Shuhang penipu waktu itu.

Song Shuhang meraba dompetnya- uang orang itu yang hilang masih ada dengannya. Sayangnya, ia tidak sempat untuk mengembalikan uang itu kali ini. Eskalator yang ke arah atas dan bawah dipisahkan oleh pagar yang tinggi, untuk mencegah kecelakaan, yaitu menyebrangi eskalator.

Jika aku sempat bertemu dengannya lagi, aku akan mengembalikan uangnya.

Namun, ia rasa orang itu berlagak agak aneh. Sepertinya ia sedang bersembunyi di belakang orang tinggi tanpa sengaja atau disengaja, yang membuatnya terlihat licik…

Satu di atas, satu di bawah, Song Shuhang dan lelaki itu berpapasan selagi berdiri di eskalator yang berbeda.

Song Shuhang, dengan senyuman lembut, menemukan kereta yang mengarah ke Jalan Guangyuan dan menunggu di peron.

Mungkin karena ujian masuk kuliah, penumpang di kereta bawah tanah hari ini menjadi banyak. Ada antrian panjang di depan peron; orang-orang terus menerus bergabung untuk mengantri, membuatnya semakin panjang.

Karena ada banyak orang, pendingin ruangan benar-benar tidak terasa gunanya.

Ibu muda, memegang putrinya dibelakang Song Shuhang, mengeluh dalam bahasa China, "Panas."

"Ada banyak orang hari ini jadi pendingin ruangan benar-benar tidak berguna." kata lelaki berkaus putih sambil membuka kerahnya, berdiri di belakang ibu muda itu.

Gadis kecil dipegang oleh ibu muda membuat ekspresi nakal dan berkata dalam bahasa China, "Udara itu tidak berputar. Pengap."

Ia berumur sekitar 4 atau 5 tahun, dengan rambut bob, mata belo hitam dan baju terusan, seperti boneka porselen.

"Keretanya hampir tiba. Sabar." lelaki itu tersenyum hambar. Karena hari ini ujian masuk kuliah, lalu lintas tersendat, dan mereka memilih untuk naik kereta bawah tanah yang ternyata lebih ramai. Lebih baik naik mobil daripada naik kereta bawah tanah. Setidaknya berada di mobil akan lebih nyaman daripada berada di sini tanpa AC.

Seraya mereka mengeluh, tiba-tiba gadis kecil itu merasakan udara sejuk di depannya, jadi ia bersandar ke depan.

"Aduh!" ia terkena sesuatu seperti tembok dan itu sakit.

Tapi tembok itu dingin dan rasanya seperti terbaring di tempat tidur yang dingin di cuaca yang panas dan ia bisa menahan untuk mengusap tembok yang dingin itu.

"…" Song Shuhang menoleh dan melihat gadis kecil itu yang menempel kepadanya seperti anak kucing yang senang, tanpa kata-kata.

Semenjak ia menguasai teknik menggunakan mental energi ia bisa mengatur udara dingin dari batu itu dan menjaga udara dingin di tubuhnya. Kalau tidak, di cuaca panas, ia akan menyebarkan udara dingin seperti AC berbentuk manusia, yang akan membuat curiga.

Namun, kenapa ia masih menarik meskipun ia sudah menutupinya?

"Ma- maaf, maaf!" ibu muda itu terus menerus meminta maaf kepada Shuhang dengan bahasa China dan meraih, mencoba menarik putrinya kembali.

Putrinya tidak begitu bisa berbahasa China, dan ia sedikit malu setelah datang ke china bersama dengan ayahnya. Kenapa ia senang mendekati orang asing seperti ini? Apa karena cuacanya terlalu panas jadi otak putrinya rusak?

"Tidak… bu, tidak!" gadis itu dengan kencang memegang Song Shuhang menolak untuk melepaskan.

Ibu muda dan ayahnya agak malu.

"Maafkan aku, anak ini nakal." mulutnya bergetar, lelaki berkerah putih itu meraih anaknya, menarik putrinya.

"Tidak, tidak mau, jangan tarik aku! Aku akan putus denganmu. Ayah, aku tidak akan berbicara lagi denganmu!" gadis itu menangis, mulutnya terbuka lebar seakan ia ingin menangis.

Ayahnya tertegun meskipun sudah meraih tangan putrinya.

Tiba-tiba semua orang disekitar mereka menoleh ke arah mereka.

Saat ini, Song Shuhang menjaga kewaspadaannya dan sensitif terhadap semua di sekelilingnya. Dengan tatapan orang-orang itu, ia merasa ia tertembak ribuan panah sekaligus.

"Bagaimana jika aku menggendongnya sesaat?" tanya Song Shuhang dengan hati-hati, karena ia takut dikira sebagai pedagang manusia.

Sebelum kedua orang tua gadis itu menjawab, gadis kecil itu sudah berlari ke pelukan Shuhang, menggantung kakinya seperti monyet dan memanjat Shuhang.

Apa yang bisa ayahnya lakukan kalau bukan tertawa dan tersenyum hambar!

"Maaf sudah merepotkanmu, Adik kecil." balasnya dengan senyuman hambar.

Song Shuhang menggendong gadis itu dengan lembut dan membiarkannya bersandar di pundaknya dengan posisi yang nyaman.

Gadis kecil itu memegang erat Shuhang dan membuat ekspresi kepada kedua orangtuanya. Menghela napas kesenangan, ia merasa itu tempat yang paling nyaman di musim panas- tubuh Song Shuhang seperti surga!

Melihat ini, tiba-tiba ayah berkaus putih merasa sakit hati. Ia kehilangan dan sendirian. 'Oh, putriku, putriku… dia bukan milikku lagi!'

Ibu muda itu menatap Song Shuhang dengan kecurigaan, berpikir kenapa pemuda biasa ini menarik putrinya.

Yah, ia pemuda yang tampan, dan terlihat seperti orang baik.

Mungkin itu karena ia orang baik putrinya yang pemalu, mau menempel kepadanya?

Selagi ibu muda itu berpikir, ada suara kereta dari jauh, dan kereta itu tiba di stasiun.

Menggunakan tenaganya, ayah itu masuk ke kereta, berharap mendapat tempat duduk.

Tapi sayangnya, tempat duduk sudah penuh dan ia melihat Shuhang dengan malu.

Putrinya sudah umur 5 tahun, dan tidak mudah untuk digendong. Pemuda ini terlihat agak kurus. Ia khawatir berapa lama pemuda ini bisa menggendong putrinya.

Song Shuhang tersenyum dengan ramah. Senang bisa membantu orang lain dan ia tidak berniat untuk menyerahkan kesenangan itu.

Gadis itu bersandar di pundak Shuhang dan dengan senang menciumnya, terlihat puas.

❄❄❄

Setelah 30 menit lebih.

Kereta itu mengumumkan stasium selanjutnya adalah Plaza Jingli.

Ayah itu menghela napas, karena ia akan tiba di tujuannya di satu stasiun lagi.

Putrinya sudah tertidur pulas di pundak pemuda itu.

Jangan pernah menghakimi orang dari penampilannya. Pemuda itu terlihat kurus dan lemah, tapi tubuhnya bagus. Setelah menggendong putrinya selama 30 menit lebih, ia masih terlihat santai. Juga, ia menyadari setiap kali kereta itu berhenti, pemuda itu tidak bergoyang sedikitpun, seakan kakinya sudah mengakar di lantai.

"Adik kecil, kami sudah tiba di tujuan satu stasiun lagi. Putriku terlalu nakal. Kami sudah merepotkanmu di perjalanan ini. Terima kasih banyak. Apa kau sudah tiba di tujuanmu?" Ayah itu mengambil putrinya dengan hati-hati dari Shuhang.

"Tidak masalah, tujuanku beberapa statiun lagi. Putrimu cantik, hahaha." Song Shuhang tersenyum dan mengembalikan gadis kecil itu.

Nyatanya… pemberhentiannya sudah terlewat.

Ia sudah tiba di tujuannya 3 stasiun sebelumnya. Namun, melihat gadis itu tertidur manis di pelukannya, hatinya mulai berefek, jadi ia tetap menggendong gadis itu dan berdiri selama 3 stasiun lagi.

Jadi, ia harus naik kereta lagi dan kembali!

Next chapter