Sci-fi ~ Mystery ~ Action ~ Romance. The year is 2083. Irma Zimmermann, young daughter to a wealthy businessman, is sent on a collective business trip to the famous island of Delta Metropolis, the capital of the modern world. Consisting of a massive interconnected network of glass-built malls known as Uptown, Delta Metropolis is home to androids, cognitive plants, and the feeling that nothing is quite as it seems. There, she meets Elias, an insufferable thief who later becomes her ally in the battle for good. A short novella about two colliding individuals and worlds in a future sci-fi setting packed with mystery, action, and romance. Inspired by Detroit: Become Human and Altered Carbon.
Amir dan Anna, pasangan muda yang baru menikah, keduanya mempunyai cita - cita masing - masing yang akan Mereka perjuangkan bersama. Dengan latar belakang yang berbeda namun memiliki kesenangan yang sama, Mereka mencoba mewujudkan impian Mereka bersama. Amir adalah anak Band yang merangkap sebagai montir bengkel, keinginannya sangat kuat untuk dapat sukses menjadi seorang Musisi. Walaupun musik yang dimainkannya tidak umum dan bisa dibilang peminatnya sedikit, tapi Amir tetap konsisten untuk menggapai apa yang diinginkannya. Sementara Anna ingin menjadi Wanita karir yang sukses sehingga tidak terlalu menggantungkan hidup serta dapat membantu Suaminya. Anna juga terus mendukung Suaminya untuk terus mewujudkan impiannya. Lika - liku kehidupan berumah tangga akan Mereka jalani, suka duka akan Mereka lalui, jalan yang terjal akan Mereka lalui untuk sama - sama mewujudkan mimpi Mereka berdua. Akankah Mereka dapat melabuhkan Bahtera Mereka di pelabuhan kebahagiaan, ataukah hempasan badai serta riak - riak cobaan mengandaskan harapan Mereka. Semua tergantung Amir dan Anna, Mereka akan memerankan peran dan karakter masing - masing, jika Mereka dapat berjalan beriringan dan sejalan satu sama lain, niscaya Mereka akan mendapatkan kebahagiaan. Kebahagiaan yang diimpikan oleh semua Insan yang hidup berpasangan di dunia ini.
"What is it?" Sally and Erik both asked simultaneously as they peered into the bag. I pulled out a pistol from the backpack. We all jumped back for a second, surprised that Pete had had a gun. It was loaded with three extra magazines in the bottom of the bag. None of us knew much about firearms except one time that my brother Jason took Eric and I out to our cousin's place outside of town to go target shooting. "Jonah, don't let anyone see you with that," Sally said to me with a slight panic in her voice. I quickly put the gun back into the bag before anyone would see me with it. "Listen up, we can't tell nobody 'bout this, got it," I said sternly while looking around to make sure no one was watching us.