Setelah berbicara berdua dengan Viona akhirnya Fernando meninggalkan toko swalayan itu bersama pengawalnya, pengunjung toko yang lain nampak heboh ketika melihat Fernando si pengusaha nomor satu di kota yang terkenal akan sikap dinginnya namun misterius itu. Mereka berteriak untuk meminta foto bersama Fernando yang sedang berjalan keluar karena tak tega akhirnya Fernando berhenti dan melayani permintaan pengunjung toko yang rata-rata ibu-ibu itu. Fernando dengan ramah melayani permintaan pengunjung, Fernando yang memenangkan penghargaan sebagai orang yang paling berprestasi di kota membuatnya terkenal di kalangan masyarakat.
Viona hanya menatap penuh kemarahan pada Fernando ia merasa kesal dengan perkataan Fernando terahir padanya, Viona kemudian meninggalkan ruangan manager toko lalu berjalan ke arah kasir untuk membayar.
"Maaf nona semua belanjaan ini sudah dibayar,"ucap kasir toko dengan tersenyum sambil menyerahkan tas belanja milik Viona.
"Lho saya belum bayar kenapa bisa lunas?"tanya Viona bingung.
"Belanjaan nona sudah dibayar oleh tuan itu,"jawab sang kasir sambil menunjuk ke arah Fernando yang masih sibuk melayani para pengunjung.
"Fernando,"gumam Viona lirih sambil melihat Fernando yang tersenyum pada orang-orang di dekat pintu keluar, Viona membuang wajahnya ketika melihat Fernando melirik kearahnya.
"Terima kasih,"ucap Viona pada kasir toko swalayan itu lalu berjalan pergi meninggalkan toko dengan tergesa-gesa karena tak mau terlihat oleh Fernando.
Viona berhasil sampai diapartement barunya tanpa diikuti pengawal Fernando, ia kemudian langsung masuk menuju unitnya untuk segera merapikan hasil belanjaannya yang sudah dibayar oleh Fernando. Viona Kemudian masuk kekamar mandinya untuk membersihkan tubuhnya karena hari sudah malam ia lalu memberikan obat pada luka di keningnya. Karena hari ini ia tidak dinas Viona memilih membuka laptop miliknya dan mempelajari teknik dokter lainnya yang baru ia dapat satu minggu yang lalu, saat sedang serius menatap layar laptopnya tiba-tiba ponselnya berdering.
"Oh, Frank,"ucap Viona lirih saat melihat pesan masuk di ponselnya.
Frank :
"Kau sudah bangun Vio? Sedang apa? Apa kau sudah makan? Lukamu sudah tak sakit kan??"
Vio :
"Mana dulu yang harus aku jawab Frank?"
Frank :
"Sorry."
Vio :
"Aku baru pulang belanja di toko swalayan yang ada diujung jalan, aku juga sudah makan dan lukaku sudah aku rawat dengan baik."
Frank :
"Senang mendengarnya, nanti malam aku bawakan makan untukmu Vio. Tunggu aku pulang."
Vio :
"Tak usah aku sudah makan dan tak biasa makan malam juga."
Frank :
"Sedih mendengarnya tapi ya sudah lah, aku lembur hari ini Vio."
Vio :
"Banyak pasien ya? I'm sorry seharusnya aku masuk hari ini."
Frank :
"No .. lebih baik kau istirahat saja vio dan satu hal lagi vio maafkan atas kelakuanku pagi ini padamu Vio, aku menyesal Vio."
Vio :
"It's ok."
Viona meletakkan ponselnya diatas sofa lalu kembali disibukkan dengan materi baru yang ia terima itu, namun lagi-lagi ponselnya berdering dengan malas Viona kembali meraih ponselnya dan terkejut ketika membaca sebuah pesan masuk yang beruba link berita dari orang yang nomornya belum ia save. Karena penasaran Viona membuka link itu dan langsung terhubung dengan artikel sebuah berita yang berisi tentang info mengenai Fernando Grey Willan yang masuk dalam deretan 10 pengusaha yang paling berprestasi di tahun 2019 dan posisi Fernando ada di nomor dua setelah pengusaha asal negara adidaya Amerika .
"Siapa orang kurang kerjaan sudah mengirimkan link seperti ini padaku? Sungguh tak penting sekali," ucap Viona kesal sambil melempar ponselnya ke atas ranjang.
Setelah puas belajar akhirnya Viona pun memilih tidur cepat karena besok ia harus bekerja kembali, saat sudah mulai memejamkan mata tiba-tiba ponselnya kembali berteriak minta di angkat. Dengan meraba-raba kasurnya akhirnya Viona berhasil menemukan ponselnya yang ada dibawah bantal.
"Vionaaaaaaaa !!!Kau dimana?Aku ke apartemenmu tadi sore dan security di apartemenmu bilang kau sudah dua malam tak pulang, kau ada dimana sekarang, Vio?"teriak Andrew dengan suara tinggi ketika Viona menerima panggilan masuk dari teman baiknya itu.
"Jawab Viona, jangan buat aku khawatir," teriak Andrew dengan nada lebih tinggi lagi.
"Kalau kau terus berteriak seperti itu bagaimana aku bisa menjawab mu Andrew,"jawab Viona.
"Ok, share lokasi mu sekarang padaku, aku akan kesana. Aku ingin bicara langsung denganmu tidak melalui telfon seperti ini,"ucap Andrew dengan cepat sebelum akhirnya ia mematikan panggilannya.
Setelah panggilan telfon dari Andrew terputus akhirnya Viona membagikan lokasinya pada Andrew melalui pesan singkat. Viona pun bersiap-siap menunggu kedatangan Andrew dengan berganti pakaian lagi, ia pun memilih duduk di sofa sambil menonton tayangan favorit nya national geografi yang ada di tv kabel itu. Satu jam kemudian pintu apartemen Viona diketuk oleh Andrew yang berteriak-teriak minta dibukakan pintu dengan cepat Viona berjalan ke pintu dan mempersilahkan teman pria satu-satunya itu masuk.
Andrew langsung memberondong viona dengan berbagai pertanyaan yang terdengar sangat konyol, Andrew bahkan juga menelfon petugas polisi yang dekat dengan tempat tinggal Viona yang baru untuk memastikan kondisi keamanan di lingkungan itu. Karena merasa belum puas Andrew pun berjalan mengitari apartemen Viona yang sederhana itu persis seperti ia sedang berkerja dan mencari barang bukti di tempat kejadian perkara sehingga membuat Viona kesal dan merasa geli disaat yang sama.
"Pak polisi ayo duduk sini, aku pusing melihatmu berjalan-jalan dari tadi di kamarku,"ucap Viona mengajak Andrew duduk di sofa sambil menikmati segelas coklat panas untuk menghangatkan diri karena udara diluar yang cukup dingin.
"Aku harus memastikan kamarmu aman, Vio,"jawab Andrew dari balkon.
"Ayolah diluar sangat dingin,"teriak Viona tak sabar.
Bersambung