webnovel

Wanita Serakah

"Kenapa belum dimulai?" tanya Rachel saat memasuki sebuah ruangan yang berisi beberapa orang yang akan ikut audisi iklan.

"Kita masih menunggu pak Daniel," jawab salah satu staff

.

"Kenapa? Bukannya dia tidak pernah turun tangan masalah pemilihan model iklan?" Rachel lalu duduk di salah satu kursi juri.

"Iya, tapi tadi pak Daniel berpesan kalau beliau belum datang kita harus menunggunya," jawab staff tadi lagi.

"Kita mulai saja, nanti waktu kita banyak terbuang." Rachel mulai memeriksa berkas para peserta.

"Tapi bu— " Ucapan staff itu terpotong ketika Rachel langsung memanggil peserta pertama.

Dia langsung duduk kembali dan mengikuti perintah Rachel. Hingga sampai urutan setengah peserta Daniel akhirnya masuk ke dalam ruangan. Dia terkejut melihat audisi yang sudah di mulai tanpanya.

"Ria, bukannya saya sudah bilang untuk menunggu sebentar?" tanya Daniel pada staff nya.

"Maaf pak, tapi bu Rachel menyuruh kami untuk langsung mulai saja," jawab staff itu sambil melirik Rachel tak enak.

Daniel melirik Rachel yang bergeming di tempat duduknya. Daniel kemudian duduk di sebelahnya dan menyuruh peserta untuk melanjutkan kembali.

Rara yang belum mulai, bertanya apa yang terjadi pada Daniel hingga ia terlambat melalu mulutnya tanpa suara. Dan itu tertangkap jelas oleh Rachel. Rachel merasa ada sesuatu antara Rara dan Daniel. Dan hal itu membuatnya merasa tidak senang. Apa dia harus mengotori tangannya lagi untuk menyingkirkan orang yang menghalagi hubungannya dengan Daniel?

Tiba saat giliran Rara. Dan Rachel diam diam menangkap Daniel yang tidak sadar tersenyum. Hal yang tidak ia dapatkan semenjak dia kembali dari Belanda. Padahal dia kembali untuk Daniel, namun sikap laki laki itu sudah banyak berubah padanya. Dan hal itu membuat Rachel berubah menjadi orang yang ambisius akan obsesinya.

Kali ini obsesinya adalah memiliki Daniel sepenuhnya. Dan sebelum itu terjadi Rachel juga tidak bisa melepas Ardo begitu saja. Ardo yang selama ini selalu ada untuknya dan berada di pihaknya sudah menyukai wanita lain. Hal itu membuat Rachel sedikit terganggu.

Dia takut jika Ardo tidak selalu ada lagi untuknya meskipun yang ia inginkan adalah Daniel. Karena itulah dia tidak begitu menyukai keberadaan Marisa di antara mereka. Tapi dia tidak mungkin terang terangan menunjukan sikap ketidak senangannya pada Marisa. Dia akan berusaha baik di depan Marisa tapi akan diam diam menyingkirkannya dari sisi Ardo.

Akhirnya Daniel memilih Rara untuk jadi salah satu model iklannya. Bukan semata mata dia memilihnya tanpa melihat bakatnya. Tapi Daniel juga mempertimbangkan semua aspek dalam diri Rara. Dan itu memenuhi persyaratanya.

"Kenapa? Dia bisa akting, cantik dan menarik." Daniel mengeluarkan argumennya.

Rachel menolak keputusan Daniel sebab merasa tidak nyaman karena ternyata mereka saling mengenal. Dia menyesal sudah menyuruh Rara untuk mengikuti audisi itu.

"Tapi kan kamu baru datang, kamu tidak lihat peserta sebelumnya," protes Rachel.

"Apa ada yang punya kandidat lain?" Daniel bertanya pada juri lain yang berada di ruangan itu. Dan tentu saja tidak ada yang berani bersuara, karena ini kali pertama mereka melakukan audisi dengan kehadiran atasan mereka.

"Kalau begitu audisi selesai. Segera umumkan hasilnya, dan tentukan kapan mereka mulai syuting." Daniel berdiri dan meninggalkan ruangan saat itu juga. Sementara Rachel tidak berkutik, dia terlihat kesal dengan meremat pulpen yang berada di tangannya.

Setelah itu Rachel juga meninggalkan ruangan dan mengikuti Daniel masuk ke ruangan kerjanya

"Apa kamu ada hubungan dengan gadis itu?" tanya Rachel tanpa basa basi.

"Siapa yang kamu maksud?" tanya Daniel tidak mengerti.

"Gadis yang kamu pilih tadi, rasanya aku merasa aneh kamu tiba tiba ikut dalam penjurian dan langsung memilihnya tanpa mendiskusikannya dengan juri lain," terang Rachel.

"Juri lain gak ada yang protes, cuma kamu aja."

"Itu karena mereka gak berani menentang kamu Dan!" seru Rachel yang mulai meninggikan suaranya.

Daniel berpikir sejenak, dan memang perkataan Rachel ada benarnya. Tapi dia tidak asal memilih Rara, Daniel juga melihat potensinya.

"Kenapa kamu gak setuju? Bukannya kamu sendiri yang minta dia buat ikut audisi?" Pertanyaan Daniel kali ini tidak bisa langsung di jawab Rachel.

"Kenapa kamu begini sama aku?" tanya Rachel mengalihkan topik pembicaraan.

"Begini gimana?"

"Aku menyukai kamu Daniel. Kenapa kamu gak pernah bisa bersikap baik sama aku?" Rachel mulai emosional.

Daniel membuang wajahnya dari tatapan Rachel.

"Maaf Chel, tapi aku gak menyukai kamu."

"Tapi kita kan udah ciuman waktu itu."

"Tolong jangan bahas itu lagi, itu cuma kecelakaan. Aku bener bener gak mengharapkan itu Chel," kata Daniel.

Rachel merasa sakit tiba tiba menghujam hatinya. Dengan menahan air matanya dia keluar dari ruangan Daniel saat itu juga.

***

Ardo mendapati Marisa terburu buru meninggalkan mejanya dan keluar dari kantor. Padahal sebelumnya mereka sudah berjanji untuk makan siang bersama. Dia mencoba menghubungi kekasihnya itu, namun panggilannya ditolak. Tidak biasanya Marisa seperti ini padanya.

Dia lalu mengirim pesan untuk wanita itu, berpura pura tidak melihat kepergian Marisa tadi. Ardo hanya menanyakan apa mereka jadi makan siang bersama atau tidak. Dan Marisa menjawab tidak bisa, ia beralasan akan makan siang bersama Rara di luar.

Tangan Ardo melemas dan dia tidak lagi membalas pesan itu. Marisa membohonginya, dan ini kali pertama wanita itu seperti ini padanya. Ardo lalu mengikuti Marisa sampai lobby dan saat wanita itu keluar Ardo melihat seorang lelaki menghampiri Marisa.

Dengan panik Marisa menarik lelaki itu menjauh dari halaman kantor.

"Siapa lelaki itu?" gumam Ardo. Dia berniat mengikuti Marisa diam diam. Namun urung ketika dia melihat Rachel yang keluar dari kantor dengan menangis. Rachel menuju mobilnya dan dengan segera Ardo mengejar wanita itu dan ikut masuk ke dalam mobilnya.

Rachel menenggelamkan wajahnya pada kemudi mobil, dan dia menangis di sana. Tepat saat itu Ardo masuk ke dalam mobil Rachel dan duduk di kursi sebelahnya. Rachel masih menangis meskipun ia menyadari kedatangan Ardo. Dan laki laki itu hanya menunggu Rachel sampai selesai menangis.

Dia hanya diam di sana tanpa mengatakan sepatah katapun. Sesekali Ardo melirik dan menatap iba pada wanita yang pernah mengisi hatinya dulu itu. Melihat Rachel menangis membuat Ardo ikut bersedih. Bagaimanapun juga Rachel pernah begitu spesial untuknya.

Hingga akhirnya Ardo sudah tidak tahan lagi melihat Rachel yang menangis seperti itu. Dia ingin membelai rambut Rachel, namun segera dia urungkan. Tangannya lalu turun dan menepuk nepuk pelan pundak wanita itu.

Setelah itu Rachel mengangkat wajahnya dan menatap Ardo dengan memelas. Mata Rachel yang sembab membuat Ardo menjadi ikut sedih. Siapa yang sudah membuat Rachel menangis seperti ini? Apa Daniel yang melakukannya? Pertanyaan itu terus menganggu pikiran Ardo. Jika iya, dia tidak bisa membiarkannya kali ini.

Ardo tahu jika Daniel belum bisa menerima kehadiran Rachel, namun bukan berarti dia bisa dengan bebas menyakiti Rachel dan membuatnya menangis seperti ini. Saat pikiran itu terus berkelabat di pikiran Ardo, tiba tiba saja Rachel memeluknya.

Meskipun lambat tapi tangan Ardo bereaksi dan menyentuh punggung Rachel dengan lembut.