webnovel

Bergelut - 2.2

Kedua petarung itu saling memandang dengan intens dan belum melakukan satu gerakan pun.

Para penonton yang melihat hal itu merasakan perasaan sengit diantara keduanya. Walaupun Kuroha adalah seorang penantang yang bahkan baru saja mendaftar, tapi dia sama sekali tidak diremehkan oleh Leon yang seorang petualang peringkat B.

"Majulah duluan, aku akan memberikanmu kesempatan." Leon mencoba memprovokasi Kuroha dengan kata-kata, dia ingin tahu sejauh mana kemampuan dan ketenangan Kuroha.

Kuroha sedikit terpancing, tapi dia segera menyadarkan dirinya jika itu hanyalah provokasi biasa.

"Kalau kau tidak menyerang maka aku akan melakukannya!"

Leon melesat dengan cepat ke arah Kuroha, tapi tidak dengan kecepatan tertingginya karena itu akan berbahaya bagi pemula di depannya.

Kuroha terkejut, tapi segera pulih dan langsung menangkis serangan instruktur berotot itu dengan pedangnya.

Ctang!!!

Suara dua logam berbenturan terdengar keras di telinga semua orang, terlebih lagi di telinga kedua pelaku itu.

Kuroha merasa telinganya berdengung, tapi ia mengabaikannya dengan segera karena pria di depannya sudah menyiapkan serangan berikutnya.

Pria itu benar-benar tanpa ampun. Kuroha masih amatiran pada hal berpedang karena dia hanya menirukan gerakan-gerakan dari Anime yang dia tonton di dunia awal.

Dengan pedang di tangannya, Leon menebas dari kiri bawah ke kanan atas. Dan tentu saja, Kuroha menghindari serangan itu dengan melompat ke samping.

Tanpa membiarkan Kuroha menarik napas, Leon mendorong perisai di tangan kirinya ke pada Kuroha yang belum menyentuh tanah.

Dengan sedikit kemungkinan dalam kesempatan itu, Kuroha menggunakan perisai Leon untuk pijakan dan melompat ke atas langit.

Mereka terkejut melihat hal itu, pemula amatiran yang baru saja muncul itu melakukan hal yang tidak biasa. Dia bisa menemukan celah pada serangan Leon.

Kuroha yang masih berada di langit menggunakan [Electro Vision] untuk memberikan kekuatan pada pedangnya.

Dan ketika dia turun di belakang punggung Leon pedangnya langsung menebas punggungnya, tapi Leon dengan pedangnya mampu melindungi punggungnya.

Namun, tenaga petir yang dialirkan oleh Kuroha sebelumnya membuat bilah pedang Leon menjadi konduktor listrik dan membuat Leon tersengat listrik bertegangan tinggi.

Para petualang yang memperhatikan pertarungan itu merasa ngeri dengan listrik bertegangan tinggi yang menyengat pria kekar itu.

Kuroha mundur ke belakang melihat Leon yang terduduk dengan beberapa asap kecil mengepul. Pria kekar itu masih terkejut dengan listrik yang menyengat dirinya. Namun, dia tidak bisa mempermalukan dirinya di depan seorang pemula.

Dia bangkit dengan segera, walaupun serangan itu mengejutkan, tapi masih belum cukup untuk menumbangkan sang instruktur berotot. "Heh, kau beruntung! Aku tidak akan ceroboh lagi lain kali!"

Kuroha diam, di dalam otaknya dia sedang mengidentifikasi kemampuan milik sang instruktur.

'Dengan durabilitas fisik yang tinggi, dia pasti seorang Tanker. Namun, serangan pedangnya cukup berat hingga bisa disebut sebagai [Swordman] tipe [Heavy].'

[Swordman] tipe [Heavy] adalah seorang pengguna pedang berat sejenis broadsword dan claymore.

Dengan lawan yang memiliki serangan seberat itu, dia perlu waspada karena satu serangan saja bisa membelah tubuhnya menjadi dua. Namun, disini sebagai tipe kecepatan, Kuroha memiliki keunggulan jika bisa memanfaatkan jeda waktu tiap serangan.

Disisi penonton, Elias dan yang lainnya merasa penasaran dengan kristal yang bercahaya ungu di samping Kuroha.

Itu sama seperti sebelumnya saat Kuroha menolong dirinya dan party sementaranya di hutan.

Sebagai seseorang yang berasal dari dunia yang sama, Elias mempercayai Kuroha. Namun, ia tidak yakin dengan tanggapan Kuroha sendiri.

Kesan pertama Kuroha di mata Elias, dia adalah seorang pemuda yang memiliki kemampuan analisa dan adaptasi mental yang luar biasa. Tidak banyak orang yang seperti dirinya sejauh yang Elias ketahui.

Kuroha adalah satu-satunya harapan untuk kembali ke Bumi bagi dirinya.

"Lihat, Kuroha bisa menyerang seorang petualang instruktur peringkat B dengan hebat!"

"Tentu saja, dia 'kan bisa mengalahkan banyak Great Bluant dengan kemampuan airnya itu."

Melihat ke sampingnya, Elias menemukan dua petualang yang satu party dengannya sebelumnya, Gelf dan Mia. Entah dari mana mereka berasal, Elias masih tidak mengerti hal itu.

"Jadi, Elias-san bagaimana menurutmu?"

Elias berbalik memandang Kuroha dan lawannya di bawah. "Aku yakin Kuroha-san bisa mengalahkannya dengan kemampuan penuhnya. Namun, instruktur itu juga tidak bisa diremehkan."

Dua petualang itu mengangguk setuju. Walau Kuroha kuat, tapi peringkat B dari instruktur itu bukan hanya bualan. Mereka yakin, instruktur itu bisa mengalahkan seekor Nightmaric Serpentine—monster nokturnal berperingkat tinggi—dengan kemampuannya.

Berbeda dengan Kuroha, mereka tidak tahu batasnya, tapi mereka sudah melihat bagaimana kemampuannya dalam melawan semut raksasa menggunakan sihir air.

Kembali pada pertarungan dua pengguna pedang di lapangan yang mirip colloseum namun mini.

Kuroha dan Leon bertukar serangan. Dilihat dari perkembangannya, Kuroha sedikit kesulitan menahan dampak berat dari serangan milik Leon.

Dia juga tidak yakin pedangnya bisa menahan serangan Leon jika terus-menerus di serang seperti itu.

'Apakah dia ini [Berserker] atau apa ...!?'

Liar – begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan teknik milik Leon.

"Kemana perhatianmu saat pertarungan hah!?" serangan datang dari perisai Leon. Kuroha kembali menangkisnya seperti sebelumnya tapi kali ini tidak ke atas udara.

Dia terdorong ke belakang dan menabrak tembok pembatas. Tidak keras, tapi masih memberikan efek pada dirinya.

Kuroha menghindari ke samping setelah melihat sebolah pedang yang ingin memotong kepalanya datang.

Dia perlu mencari cara untuk melawan Leon secara efektif tanpa menghabiskan banyak tenaga, tapi sepertinya itu sudah terlanjur.

'Sudah waktunya....'

Menggunakan [Geo Vision], Kuroha mencoba menahan Leon selama mungkin. Dia menciptakan golem-golem yang bisa dikendalikan secara bebas.

"Hah! Kau pikir akan semudah ini mengalahkanku!?" dengan mudahnya Leon mengalahkan golem-golem itu.

'Bacot!'

Selama Leon sibuk dengan para golem-golem itu, dirinya akan mengumpulkan energi sihir untuk serangan yang akan dia lakukan.

"Tak akan aku biarkan!"

Leon melempar pedangnya. Sebelum mengenai Kuroha, sebuah golem dari bawah tanah menahannya dan menjadi tameng hidup bagi Kuroha.

Hanya dengan tangan kosong, Leon menyerang golem-golem yang menghalanginya. Mungkin sedikit lebih lama, tapi masih sama seperti sebelumnya.

Dengan energi sihir yang sudah cukup, Kuroha langsung menyiapkan serangan pengakhiran pertarungan ini. Tentunya tidak akan menimbulkan korban satupun.

"Thunder ... apalah pokoknya!!"

Setelah Kuroha menyelesaikan ucapannya, langit berubah menjadi mendung dan gelap. Cahaya matahari bahkan kesulitan untuk menembus awan itu.

Awan-awan itu berputar membentuk lingkaran yang terpusat pada Kuroha. Suara guntur bergemuruh.

Mereka semua yang berada di sana merasa telah melihat murka dewa. Tak terkecuali Leon, dia merasa terintimidasi oleh itu semua. Bahkan, sebagai orang yang paling dekat dengan Kuroha, dia merasakan energi sihir pekat yang mengerikan. Itu semua adalah energi sihir Kuroha yang dikeluarkan secara bersamaan tanpa bertahap.

Kuroha sudah melakukan kesalahan. Energi sihir tidak boleh dikeluarkan secara bersamaan dalam porsi banyak. Namun, bukan berarti itu akan selalu berdampak kegagalan.

Seperti kasus Kuroha saat ini, semua [Mana] itu tidaklah menghancurkan tubuhnya, dan bahkan berhasil mengaktifkan salah satu teknik kuat miliknya.

Kuroha mengangkat tangannya, entah bagaimana semua orang langsung terpusat pada hal itu tanpa alasan jelas.

Dan saat tangannya di turunkan, petir langsung menyambar tempat dimana Leon berada sebelumnya.

Setelah semua itu terjadi, Kuroha langsung membubarkan kemampuannya itu dan keadaan kembali menjadi lebih tenang.

Keringat dingin mengucur deras di dahi para penonton. Terutama Leon, untungnya Kuroha tidak benar-benar menyerang dirinya dan hanya menyentuh golem.

"P, pemenangnya adalah Amamiya Kuroha."

Mereka semua tidak protes atau merasa keberatan dengan hal itu. Kuroha menyarungkan pedangnya kembali dan—

Brak!!

"A–Apa itu tadi!?" pintu tiba-tiba saja terbuka menunjukkan seorang wanita berambut hijau gelap sedang panik. Dia kelihatan seperti seorang pejuang dengan pakaian yang melekat di tubuhnya.

Pandangannya langsung menyusuri lapangan itu, ketika matanya tertuju pada seorang pemuda berambut hitam dan mata hijau zamrud dia langsung membeku.

"K–Kau ... apakah kau yang membuat petir itu?"

"Uhh ... ya?"

Prok!

Semua orang langsung kembali sadar dari keterkejutan mereka ketika mendengar suara tepukan tangan wanita itu. Namun, efek dengungan dari petir sebelumnya belum menghilang dari telinga mereka.

"Ah, wakil ketua."

"Beristirahatlah."

"T–terima kasih...."

Setelah berurusan dengan sang resepsionis wanita, si wakil ketua wanita kembali menghadap Kuroha.

"Ikuti aku."

Tanpa ada penjelasan lain, wanita itu pergi dari sana.

'Hmm, dia adalah wakil ketua ... jadi tidak masalah, kan?'

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Skarthacreators' thoughts