"Apa mungkin dia memiliki dendam dengan para korbannya?," tanyaku sambil menatap Winnter dan Mirai satu per satu, sementara Mickey bergelung manja sambil memejamkan matanya. "Maksudku, meski mereka makhluk tak berwujud tetap seperti manusia, tapi jika mereka disakiti, aku yakin mereka akan membalasnya, bukan?!," tambahku.
"Lalu, apa hubungannya dengan Aras?," tanya Winnter balik. Aku tidak memiliki jawabannya, maka aku hanya bisa diam.
"Dan, kenapa dia sangat bau?" timpal Mirai. Aku bahkan hampir melupakan hal itu.
"Haruskah kita menanyakan ini pada Azalea?," usulku, yang dibalas gelengan kepala oleh Winnter.
"Kita akan coba cari tahu dulu. Aku tidak suka jika harus melapor tanpa memiliki hasil. Aku tidak mau dipermalukan oleh tim lain, karena kerja kita yang lambat," ucap Winnter tegas.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com