webnovel

The Seven Wolves: The Collateral

Urbano
Concluído · 573.5K Modos de exibição
  • 487 Chs
    Conteúdo
  • 4.9
    31 Avaliações
  • NO.200+
    APOIO
Sinopse

Volume 3 (James Harristian) James Harristian alias James Belgenza adalah anggota tertua kelompok The Seven Wolves. James diselamatkan oleh seorang gadis asing penjual bunga saat terjadi baku tembak dengan musuhnya. Namun balasan James pada gadis itu bukanlah terima kasih melainkan menculik dan menyekapnya. Gadis itu ternyata juga merupakan jaminan utang sang Ayah yang kemudian melarikan diri tak bisa membayar. James yang akhirnya menyukai gadis bernama Delilah itu memanfaatkan utangnya untuk menjerat Delilah selamanya. Tak ada utang yang tak bisa dibayar? itu tak berlaku bagi James... utang Delilah takkan bisa terbayarkan seumur hidupnya. #### Volume 4 (Shawn Miller) Shawn Miller merupakan seorang Admiral (Laksamana) angkatan laut Amerika Serikat. Ia memimpin sebuah pangkalan angkatan laut dan merupakan Jenderal bintang satu termuda dalam sejarah Navy. Kebiasaan seks Shawn yang aneh membawanya pada sebuah perjanjian dengan mafia kelas atas, Yousef Kanishka. Ia diberi jaminan seorang wanita yang merupakan anak perempuan Kanishka. Syaratnya, ia tak boleh menyentuh Kiran Kanishka yang dinikahkan dengannya diam-diam. Shawn menikah dengan wanita yang tak pernah ia kenal dan lihat. Sampai suatu hari, akibat sebuah tuntutan di pengadilan militer, Shawn bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik dan tak lain adalah istri yang tak pernah ia lihat. Tak ada satupun yang boleh mengetahui pernikahan itu kecuali para anggota The Seven Wolves pada akhirnya. #### The Seven Wolves terdiri dari tujuh anggota, yaitu Arjoona Harristian (Alpha/Leader), Jayden Lin (Beta), James Harristian, Shawn Miller, Bryan Alexander, Mars King dan Aidan Caesar. Ketujuh pria itu dipertemukan takdir untuk membentuk kelompok rahasianya sendiri bernama The Seven Wolves. Dari milyuner, petinggi milter hingga pemimpin gangster, mereka berjanji untuk tetap membantu satu sama lain. Tidak ada yang lebih penting daripada memiliki saudara untuk bersama. follow me on my IG. @nandastrand, FB: @NandaStrand

Tags
3 tags
Chapter 1The Stranger (Volume 3: James Harristian)

Seorang pria terengah berjalan sambil memegang luka tembak di perutnya. Ia berjalan dengan beberapa luka di wajah dan bagian tubuh. Pengawalnya masih belum datang dan ia harus berusaha melindungi dirinya sendiri.

Ia dikhianati oleh temannya sendiri. Dijebak dalam sebuah pertemuan yang ternyata hanya bertujuan menyingkirkannya. Ia terlanjur percaya dan menyuruh tangan kanannya, untuk pergi.

"Sialan, akan kubunuh dia nanti!" umpat pria itu terengah dan meraba perutnya yang terluka. Ia mengecek lagi senjata yang tengah dipegangnya dan bersiap akan menembak siapapun yang mendekat.

Kini 20 orang mencarinya di sepanjang jalan Salita Cacciottoli yang sudah sepi. Dengan nekat ia keluar dan menembakkan senjatanya pada kumpulan pria yang kemudian mengejarnya seperti anjing kelaparan.

Daarr... darr... bunyi senjata meletus selagi ia berlari dengan sisa tenaga dan sakit di perutnya yang mulai tak tertahan.

"Il Cazzo!" (dasar brengsek) umpatnya menembak lagi. Pria yang tak terkena tembakan terus mengejar dan siap akan menghabisinya jika mereka mendapatkannya. Pria itu kemudian melompat ke dalam sebuah selokan dan bersembunyi. Ia menunggu kesempatan untuk bisa keluar. Orang-orang yang mengejarnya memang gila. Mereka menyisiri semua sudut agar bisa mendapatkannya.

Pria itu mulai pusing karena kehilangan cukup banyak darah akibat luka tembak tersebut. Tapi ia tetap harus menunggu jika ingin selamat. Tikus got mulai mencium bau darah dan akan segera menggerogotinya jika ia tak keluar.

Dengan sisa tenaga, ia menginjak sampai mati tikus yang mulai mendekati dengan sepatu patofel mahal yang kini tak lagi berharga. Sepatu itu sudah terkena air got bercampur darah dari bangkai tikus yang ia bunuh dengan telapak sepatunya.

Sampai hampir 30 menit berlalu, matanya sudah berkunang-kunang dan tak mampu lagi berdiri. Pria itu mencoba keluar setelah semua aman tapi dia tak sanggup memanjat tembok selokan yang tinggi.

"Tolong aku!" ucapnya lirih tak sanggup lagi berdiri dan mulai meminta bantuan. Tak ada yang lewat di jalanan sepi itu lewat tengah malam begini pria itu mencoba naik lagi tapi hanya membuatnya semakin tergelincir dan jatuh.

"Aaahkk! Sialan!" ia terengah kesakitan dan hanya bisa mengumpat kesal.

"Tolong aku, aku mohon!" pria itu memohon lagi lalu mencoba menarik dirinya ke atas dan berpegangan di balik tembok selokan. Terlihat jam tangan mahal di pergelangan tangannya yang bersinar di bawah lampu jalan yang mulai remang.

Di saat ia sudah tak tahan lagi pada ketidakberuntungan yang ia punya karena akan mati kehabisan darah di dalam selokan, tangannya tiba-tiba ditarik oleh seseorang dari atas. Tangan yang menariknya halus dan lembut. Tangan itu begitu ramping dan tak cukup bertenaga menarik pria tinggi sepertinya.

Ternyata yang menolong menariknya ke permukaan adalah tangan seorang gadis.

"Tuan, tarik tubuhmu ke atas. Kamu terlalu berat!" keluh gadis itu. pria itu mengeluarkan tenaga terakhirnya untuk ikut mendorong tubuhnya sendiri ke atas. Pria itu menarik tangan gadis itu dan hampir menyeretnya ikut masuk ke dalam selokan.

"Aaahkk!" pria itu mengaduh kesakitan usai menarik paksa gadis itu menjadi tumpuannya supaya bisa naik ke permukaan.

Setelah sampai di aspal, pria itu kemudian menoleh pada gadis yang sudah menolongnya. Matanya mencoba mengerjap-ngerjap namun ia tak bisa melihat dengan jelas.

"Tolong aku!" pria itu pingsan usai meminta bantuan gadis itu. Gadis berambut pirang terang dengan kunciran bawah, memakai kacamata besar dan behel itu jadi kebingungan. Ia menoleh kiri kanan dan menegakkan lagi kacamatanya agar bisa melihat lebih jelas.

"Tuan... Tuan... apa yang terjadi padamu?" tanya gadis itu mendorong tubuh pria tersebut berusaha membangunkannya. Ia makin kebingungan karena pria yang tak begitu terlihat jelas wajahnya karena cahaya yang seadanya itu, kini pingsan.

"Apa yang harus aku lakukan? Dia sepertinya terluka," gumam gadis itu lalu mencoba meraba dan ia menyentuh darah yang terlihat di sekitar perut.

"Aduh, bagaimana ini!" ia kebingungan dan mencoba berdiri melihat ke kanan dan kiri. Tak ada siapapun yang lewat atau mobil yang berhenti. Jalanan makin sepi dan jika ia tak mulai berjalan ke ujung jalan maka jangan harap akan mendapatkan taksi.

Gadis itu terpaksa menarik dan memapah pria jangkung itu di tubuhnya yang mungil.

"Ahh, kamu berat sekali!" keluh gadis itu berusaha untuk bisa menyeretnya. Dengan susah payah dan beberapa kali terjatuh, gadis itu setengah menyeret pria yang sedang ia tolong. Ketika terjatuh lagi pria itu sedikit terbangun. Ia mencoba meraba-raba apa yang terjadi namun sepertinya ia merasa tubuhnya dibawa oleh seseorang.

"Siapa kamu," tanya pria itu dengan lirih lalu pingsan kembali. Saat itulah gadis itu sempat melihat wajah pria yang ditolongnya. Ia seperti seorang dewa yang turun ke bumi. Wajahnya sangat tampan dengan struktur yang sempurna.

Tak sempat mengagumi ciptaan Tuhan yang begitu sempurna itu, ia kembali menyeret pria tersebut dengan sisa tenaga ke pinggir jalan. Setelah menyandarkan pada water tank di pinggir jalan, gadis itu berlari ke jalan mencoba mencari apa saja yang bisa membawanya ke rumah sakit.

"Tolong aku... tolong berhenti!" teriak gadis itu dengan suara yang tak begitu keras.

"Aku mohon berhenti!" baru setelah beberapa taksi lewat akhirnya ada satu yang berhenti.

"Terima kasih, Tuan!"

"Ayo cepat!" sahut supir taksi itu bahkan tak membantu gadis itu memasukkan pria yang sudah tak sadarkan diri itu lagi.

"Antarkan aku ke rumah sakit!" ujar gadis itu seperti seorang anak SMP memberi perintah pada pria berusia 60 tahun. Pria berkulit hitam itu lalu menoleh ke belakang dan mengernyitkan keningnya.

"Apa kamu punya uang?" gadis itu terlihat sedikit menyengir dan merogoh tas kecil yang ia bawa. Ia mengeluarkan sebuah dompet kecil lusuh dan mengambil sisa uangnya hari ini.

"Ini!" ujarnya memberikan uang. Supir taksi itu mendengus kesal dan mengambil uang tersebut lalu mulai menjalankan mobilnya. Gadis itu harus memberikan sisa uang menjual bunga yang ia dapatkan dari salah satu langganannya.

Kini dia bingung akan pulang seperti apa nanti dari rumah sakit sehabis mengantar pria malang tersebut. Tapi gadis itu kemudian menggelengkan kepalanya. Ia selalu diajarkan oleh Neneknya untuk selalu membantu orang lain.

"Tuhan pasti akan menggantinya. Aku tidak boleh ragu," gumamnya melirik beberapa kali pada pria yang pingsan tersebut.

Tiba di salah satu lobi rumah sakit, gadis itu keluar dari taksi dan meminta beberapa perawat untuk mengeluarkan pria tersebut dari dalam taksi. Pria itu kemudian di tempatkan di sebuah ranjang dorong dan segera dibawa ke dalam.

"Nona, kamu harus ikut kami memberikan keterangan!" ujar salah satu petugas pada gadis tersebut.

"Aku?" petugas itu mengangguk lagi.

Gadis tersebut terpaksa mengikuti para pegawai rumah sakit yang mendorong seorang pria yang baru saja ia tolong.

Tiba di ruang ER, ia gadis itu diminta masuk agar memberikan keterangan tentang pria yang ia tolong.

"Siapa namanya?" tanya perawat rumah sakit yang mengiterogasi gadis tersebut.

"A-aku tidak tau. Aku menemukan dia di pinggir jalan jadi aku membawanya kemari. Dokter yang sedang melakukan tindakan medis pada pria tersebut jadi mengernyitkan kening.

"Bagaimana kamu bisa menemukan dia tergeletak di jalan?"

"Aku lewat dan dia meminta tolong padaku," jawab gadis itu polos.

"Cari identitasnya!" perintah dokter tersebut dan seorang perawat mulai memeriksa saku pria tersebut. Ia menemukan sebuah dompet berisi identitas di pemilik.

"Namanya James Belgenza, Pak," ujar pegawai yang memeriksa pria tersebut. Dokter itu mengangguk lagi lalu memberi perintah.

"Siapkan ruang operasi. Aku harus mengeluarkan pelurunya!" ujarnya memberi perintah. Dengan cepat beberapa peraway cekatan akan memindahkan pria tersebut ke ruang operasi.

"Nona, kami harus meminta persetujuanmu untuk mengoperasi pria ini. bisakah aku mengetahui namamu?" gadis itu bingung tapi ia tetap mengatakannya juga.

"Namaku Vreya Delilah Starley," jawabnya polos. Petugas itu menulis dan mengangguk.

"Baik, apa hubunganmu dengan pasien?"

"Tidak ada," jawabnya spontan.

"Tapi kamu harus memiliki hubungan agar bisa menandatangani surat ijin operasi ini!"

"Tapi aku bukan keluarganya. Aku bahkan tak kenal dia." Petugas itu masih terus meyakinkan Delilah.

"Jika tidak dia tidak bisa dioperasi. Begini saja, aku akan membubuhkan namamu sebagai penanggungjawab dan ahli waris. Bagaimana kalau hubungan yang kutulis adalah hubungan asmara, pacar."

"HAA!!"

Você também pode gostar

MANJA OLEH TIGA SAUDARAKU: KEMBALINYA SANG PUTRI YANG TERLUPAKAN

Penny memiliki tiga saudara laki-laki: satu adalah CEO miliarder, yang kedua adalah letnan militer termuda, dan yang terakhir adalah aktor yang sukses. Ketiga pria sukses ini hanya memiliki satu kesamaan: menggertak Penny, adik perempuan yang menjadi incaran mereka. Adik perempuan yang mereka tidak pernah inginkan, dan yang mengaku sebagai saudara kandung mereka, sementara adik perempuan yang selama ini mereka hargai ternyata palsu. Setelah menjalani kehidupan yang penuh penindasan di rumah bibinya, beberapa orang yang berpengaruh datang kepada Penny dengan berita tentang asal-usul kandungnya yang sebenarnya. Dia mengira ia akhirnya terbebas dari cengkeraman bibinya, tanpa menyadari bahwa yang menunggunya justru lebih buruk. Pada usia 13 tahun, Penny hanya menginginkan satu hal: agar saudara-saudaranya mencintainya dan memperlakukannya seperti keluarga, sama seperti mereka mencintai adik perempuan palsu mereka. Dia bekerja dan belajar sepuluh kali lebih keras dari siapapun agar diterima oleh mereka. Dalam keputusasaannya, dia secara bodoh terjebak dalam perangkap yang telah diatur oleh seseorang yang berbahaya, tanpa mengetahui tindakannya itu akan menyebabkan kejatuhan saudara-saudaranya dan dia berakhir di penjara dengan hukuman mati. Pada hari eksekusinya, Penny hanya memiliki satu pikiran: Jika dia bisa kembali ke masa lalu, saudara-saudaranya bisa memanjakan adik perempuan palsu mereka sepuasnya! Dia tidak ingin ada hubungan lagi dengan mereka! Dan yang mengejutkan, Penny menemukan dirinya kembali ke hari itu semua dimulai: hari dia lahir. Seperti yang dia janjikan, kali ini, dia tidak akan bodoh mencoba mendapatkan cinta dan kasih sayang saudara-saudaranya. Lupakan keluarga! Dia akan menghasilkan banyak uang, hidup mewah, dan membentuk keluarga sendiri! Tapi tunggu, mengapa sekarang ketika dia tidak ingin ada hubungan dengan saudara-saudaranya, mereka malah terus mengusik urusannya? Bukankah mereka seharusnya memanjakan adik perempuan palsu itu? Mengapa mereka tidak membiarkannya sendiri?! Dan bagaimana mungkin dia menikah di kehidupan ini? Untuk mempersulit keadaan, suami yang tidak pernah dia miliki di kehidupan pertamanya tiba-tiba berinisiatif menjadi ayah dari anak-anaknya?!

BAJJ · Urbano
Classificações insuficientes
491 Chs
Índice
Volume 1 :Series Three. James Harristian
Volume 2 :Series Four, Shawn Miller

Avaliações

  • Taxa Geral
  • Qualidade de Escrita
  • Atualizando a estabilidade
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo
Opiniões
Gostava
Mais recente
Aneska_Danduru
Aneska_DanduruLv14

APOIO