"Pete, gue ga permasalahin itu. Lo ga usah kaya gini juga," kata gue menatap tiket yang Pete kasih dengan perasaan kacau. Tapi Pete sama sekali ga menanggapin ucapan gue ini.
Pete menarik napas singkat. "Oh ya, untuk jawaban minggu lalu. Kalau lu tanya gua cemburu atau engga. Iya, gua cemburu," kata Pete, matanya menatap gue dalam.
Gue membisu di sini. Ada rasa lega campur senang waktu Pete ngomong itu. Jadi dia beneran cemburu?
"Tapi sekarang gua udah engga cemburu lagi. Karena gua tau, lu udah sama Erik."
Gue menatap Pete ga percaya.
Ya kalau dia bilang dari awal, gue sama sekali ga akan mau jalan sama Erik dengan alasan apapun. Astaga, kenapa rasanya gue mau nangis sekarang.
Jadi gara gara itu Pete mau jauhin gue, lagi?
"Ga usah mikir macem macem. Bukan gara gara itu," kata Pete, seolah bisa menebak pikiran gue.
"Pete...," panggil gue pelan, mau ngejelasin sesuatu juga.
"Oh ya satu lagi. Terima aja Eriknya. Dia keliatan suka banget ama lu."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com