webnovel

The Lost City: El Dorado

SinB dan teman-temannya sedang bermain poker, tiba-tiba mereka merasakan getaran apa yang terjadi sebenarnya? Robert adalah anak dari keluarga terpandang Arkeolog Jackson Anderson, ia sedang mencar cara untuk menyelamatkan keluarga, sahabat, dan istrinya dari incaran Sam. Bisakah Robert menyelamatkan mereka? Gen-Ben [Update setiap hari Selasa] Jangan lupa share!

kidd17 · Livros e literatura
Classificações insuficientes
33 Chs

Chapter 16: Expedition I (Part 1)

"Kau bilang kita harus menyelidiki suku Olmec terlebih dahulu, lalu suku Maya, dan sekarang, kita harus kembali ke 0?! Bagaimana aku bisa menyelamatkan Elizabeth jika seperti ini??" Robert langsung duduk dan menghembuskan nafas nya kasar, "jangan membuat ku bingung! Maksud mu apa? Mengapa kau bilang kalau kita salah tempat?" Author langsung menggaruk rambutnya lalu menghembuskan nafas nya kasar.

"Denger dulu ya yut, denger dulu" Author langsung memperlihatkan sebuah artikel kepada Robert, "Olmec adalah suku yang dilupakan" Robert langsung menatap Author "mengapa? Mengapa bisa dilupakan?" Author langsung menggaruk rambutnya, "karena... lo tau sendirilah, 1000 BC. Before century, sebelum masehi" Robert langsung menghembuskan nafasnya kasar, "apa kau benar kali ini? Kita salah tempat?" Author langsung mengangguk.

"Dari awal kan gue bilang yut, kalo kita in the right track. Olmec dulu, baru Maya, dan terakhir Aztec" Robert langsung mengangguk, "maafkan aku jika aku sempat meragukan mu" SinB langsung mengangkat tangannya, "pertanyaan pak guru" Author langsung menatap tajam SinB, "ehehe... anu" SinB langsung menggaruk kan rambutnya "lo bilang kita harus ikutin trading route?" Author langsung mengangguk, "karena kita gak tau Olmec pas ada erupsi berpindah kemana" Robert langsung menyuruh Author dan SinB diam.

"Sebentar, aku ingin menanyakan sesuatu" Author langsung mengangguk. "apa yang membuat suku Olmec bertahan seperti itu? Maksudku dapat membangun kota sebesar itu" Author langsung mengangguk. "Trading helped the Olmec build their urban centers of San Lorenzo and La Venta. These cities, however, were used predominantly for ceremonial purposes and elite activity; most people lived in small villages" Author langsung menatap Robert.

"Berarti pusat mereka berada di La Venta dan San Lorenzo?" Author langsung mengangguk. "Iya bener, tapi nih ya yut..." suara jam weker terdengar membuat seluruh pasang mata menatap Author "saatnya kau minum obat kan?" Author langsung menghembuskan nafas nya dan menggaruk rambutnya.

"Um... bisa nanti gak? Gue mager" Robert langsung menggeleng lalu menatap tajam Author, "Author Anderson, apa kau mau calon istrimu menjewer telingamu?" Author langsung duduk dan mengambil taco yang sudah di beri tanda, "sebenernya gue bosen makan sayuran mulu, mayones, sama ayam rebus terus" Author langsung duduk lalu mengetik dengan menggunakan tangan kirinya. "Gue dapet sesuatu" Author langsung melakukan screen sharing, "kau makan seperti anak yang berumur empat tahun" Author langsung mengelap mulutnya "namanya juga taco, yut" Author langsung memakan taco nya lagi.

Robert langsung menghembuskan nafas nya, "itu peta nya? Apa ini menggunakan sistem peta modern?" Author langsung mengangguk, "iya yut" Author langsung menggaruk pipinya, "Ryujin udah tau darah gue manis...." Robert langsung melegakan tenggorokan nya. "Bisa kau sebutkan?" Author langsung mengangguk "San Lorenzo, La Venta, San Andrés, Laguna de los Cerros, Tres Zapotes" Sowon langsung menyipit kan matanya, "itu yang titik sebelah San Lorenzo termasuk juga?" Author langsung memperbesar gambarnya.

"Iya itu juga termasuk, Tenochtitlán dan Potetoro Nuevo" Sowon langsung mengangguk, "perlu diingat ya anak-anak.." Author langsung memprinting peta nya, "The end of Olmec tribe is Volcanic eruption during early, late and terminal formative periods makes Olmecs forced to move their settlements" Robert langsung menopang dagu nya lalu menghembuskan nafas nya kasar. "Jika.... kita memeriksanya satu-persatu akan memakan waktu yang lama" Author langsung meminum air mineral nya.

"Ini udah pada kenyang kan?? Gue masih laper masa" Author langsung meminum obat nya lalu meminum habis air mineral nya. "Taco tiga masih kurang?" Author langsung mengangangguk, "dokter bilang... gue boleh sih makan pedes, cuman ya gitu..." SinB langsung mengangguk "Eunha ya juga gitu, giliran gue pesen Burrito El Diablo langsung mukanya ngambek" Author langsung menggeplak SinB, "ya itu lain cerita anjir, itu burrito udah gede extra pedes, lo mau emang masuk RS gegara usus buntu?? Mana lo ntar di kasih minuman pedes juga" SinB langsung menyengir bagai quda.

"Sudah-sudah, ini bagaimana??" Author langsung mengambil hasil printing nya lalu meletakkannya di samping laptop, "jangan kesusahan gitu kek yut, Ryujin kan kartel. Walaupun dia suka nya di Kolombia gak keluar-keluar tapi... di takutin di seluruh penjuru dunia. Dia itu Godmother 2.0" Robert langsung menatap Author, "emang Godmother pertamanya siapa?" Author langsung menatap Sowon "Griselda Blanco Restrepo as known La Madrina, the Black Widow, the Cocaine Godmother and the Queen of Narco- Trafficking. Dia udah bunuh 2000 orang termasuk semua suaminya dan salah satu suaminya sepupunya Pablo Escobar. Dia punya bini sih, dead karena overdose cocaine. Bahkan Pablo Escobar respect sama dia" Sowon langsung mengangguk.

"Apa dia mau?" Author langsung tersenyum lalu mengangguk, "asal kita trade yang sama worth nya" Author langsung mengeluarkan hape nokia N-Gage, "yang perlu kalian semua tau... cuman gue yang bisa handle Ryujin kalo dia out of control. Gue sebenarnya gak mau ngelakuin ini... but kita butuh bantuan" Author langsung tersenyum pahit.

"Itu kan..." Author langsung mengangguk, "iya emang... barusan gue beli. GSM kok tenang aja" Author langsung mengaktifkan loudspeaker di hape nya "¿Hola?" Author langsung tersenyum, "padre mandó amor, lo extraño" orang yang Author telpon langsung menghembuskan nafas nya, "¿cuanto quieres comprar?" Author langsung menatap Robert, "Es para mi hermana. Ella esta aquí" orang yang Author telpon langsung memutuskan sambungannya secara sepihak.

"Done, tinggal bilang ke Ryujin" Author langsung mematikan hape nya dan mencabut casing belakang dan batre nya lalu mengeluarkan SIM Card dan menggantinya dengan yang baru, "kau sepertinya sudah sering melakukan ini" Author langsung tertawa kecil. "Gue sering bantuin Ryujin negosiasi, bantuin ngitung kas nya, dia terus ya lo tau sendiri siapa yang sering tukeran" SinB langsung mengangguk, "kalo gitu gue mau jadi Intelejen negara aja deng" Author langsung menatap tajam Sowon. "Di bolehin emang sama bokap lo?" Sowon langsung mengendikkan bahunya.

"Yaa.. kalo lo mau masuk Intelejen, harus siap mati. Gak ada garansi nya loh kalo misi bisa berhasil. Kadang ya lo berangkat gak ada luka, pas pulang lo jadi cacat atau dah di dalem peti" Sowon langsung mengangguk "lo gak nakut-nakutin gue kan?" Author langsung menggeleng, Robert langsung menyandarkan punggungnya lalu menatap Author. "Kau mirip sekali dengan anak angkat ku, Charles" Author langsung menatap Robert "maksudnya Prince Charles?" Robert langsung mengangguk.

"Iya, sebelum kejadian itu... sebenarnya Elizabeth tidak bisa hamil dikarenakan... aku tidak subur" Author langsung menepuk pundak Robert "aku dan dia sangat ingin mempunyai anak, lalu kita sepakat untuk mengadopsi anak. Ada seorang maid kerajaan ia sedang sekarat lalu menyerahkan anaknya kepada Elizabeth. Tapi Charles telah di bunuh oleh Sam" Author langsung mengangguk-angguk saja. "Sekarang..." Author langsung memasukkan hape nya ke dalam kantong lalu menghembuskan nafas nya, "kita bahas La Venta" Author langsung menghembuskan nafas nya berkali-kali karena merasakan nyeri di dada kirinya.

"Kita istirahat..." Author langsung menggeleng, "kaku ingin berbicara denganmu" Author langsung menghembuskan nafas nya, "gue gak bisa tidur, nyenyak... gue mimpi itu terus, sekarang dia lagi nyobain bikin teh herbal. Semoga gak gagal bikin nya" Robert langsung mengangguk, "istirahatlah" Author langsung mengangguk "tapi gue gak bisa tidur, yut" Robert langsung menghampiri Author lalu menepuk pundaknya, "aku tau kau takut" SinB langsung mengirimkan playlist Spotify-nya lalu menatap Author, "udah gue kirim lewat WA, gue kalo gak bisa tidur gue dengerin itu lagu. Lo kan katanya suka Beethoven sama Mozart" Author langsung mengangguk. "Thanks" Author langsung membuka playlist milik SinB.

"Atau kau bisa membaca buku atau minumlah susu putih hangat" Author langsung mengangguk, "makasih buyut" Author langsung memasang Airpods di kedua telinganya, SinB langsung menepuk pundak Robert "lo juga, bersiap-siap buat besok, Author bakal tunjukin kalo dia punya pesawat" Robert langsung menatap SinB bingung, "benarkah?" SinB langsung mengangguk.

.

.

.

.

.

.

La Ventura, Mexico 2020 AD

SinB dan rombongan langsung turun dari pesawat Hercules yang di piloti oleh Author, "gue tunggu di sini?" Robert langsung mengangguk, "Wendy, kau berjaga di sini bersama Sowon, aku dan SinB yang akan mencari tempatnya" Author langsung mengangguk, "bentar. Ini jauh dari pemukiman" Author langsung mengeluarkan mobil jeep yang sudah di modifikasi oleh Author sebelumnya.

*telolet.. telolet.. telolet..

SinB, Sowon, dan Wendy langsung berjoget saat mendengar suara klakson Author, "mengapa kalian berjoget?" Author langsung membunyikan klakson nya untuk yang kedua kalinya, Robert langsung mengerutkan kening nya "udah ya ini bukan buat mainan" Author langsung memarkir kan mobil Jeep nya tepat di depan Robert. "Aku sangat menyayangkan jika cucu ku melakukan hal kriminal" Author langsung menyengir bagai quda, "gue bakal balik ke Inggris sama mau masuk Royal Navy lagi kok tenang aja" Author langsung mematikan mesin nya dan mencabut kuncinya. "LAGI!!" Author langsung membuka kap mobil nya lalu mencabut suara klakson nya "ishh... gak asik dih, seenggak nya ada hiburan apa gitu kek" Author langsung menutup kap mobil nya.

Author langsung meletakkan peta nya di atas kap mobil langsung menghembuskan nafas nya "heh ayok sini breafing" Author langsung memakai kaca mata hitamnya. "Oke dengerin dan take note" Robert langsung menyiapkan bulpen nya, "Complex C - The Great Pyramid, letaknya di Tabasco. Gue gak tau lebih tepatnya dimana tapi, gue yakin 100% di sekitaran Tabasco dan La Ventura" Robert langsung mengangguk "sementara gue sama tim yang lain bakalan gelar HQ di sini" SinB langsung mengangguk.

"Soal perbekalan?" SinB langsung mengangguk, "gue tau ini mungkin memerlukan beberapa waktu buat sampe ke san, mungkin gue bisa perkiran antara dua hari atau kurang dari dua hari, jadi... gue udah siapin bensin cadangan 3 kotak jiregen. Lalu, makanan sama air mineral terus alat-alat tulis, kotak P3K lengkap sama alat-alat perlengkapan tulis lainnya" SinB dan Robert langsung mengangguk, "akinya?" Author langsung menghembuskan nafasnya, "udah perfect kok, akinya udah gue ganti yang biasa buat petualangan kaya gini" SinB langsung menghembuskan nafasnya, "gak bisa klakson tapi" Author langsung menggeleng, "kan ada hape.

Apa gunnya hape" SinB langsung menyengir bagai quda, "nih buat jaga-jaga" Author langsung memberikan nomer telpon dan telpon satelit. "Communication Secure, lo bisa telpon ke Mexico City atau ke gue. Tapi inget, itu kalo urgent" SinB langsung mengangguk, "lalu?" Author langsung menarik garis ke utara, "Complex A - base of the Great Pyramid to the north" Robert langsung mengangguk, "Was a religious and ceremonial complex and served as a royal necropolis" SinB langsung menatap peta nya. "Berarti masih satu komplek sama The Great Pyramid?" Author langsung mengangguk. "Gue... berharap kalian ngejalajahin itu dulu. Terus balik ke sini, dan diskusiin apa yang kalian dapet. Gue juga gak bisa ninggalin ini pesawat" Author langsung memberikan sebuah kertas yang berisikan gambar-gambar aneh.

"Ini apaan dah?" Author langsung menggaruk pipinya, "itu kamus bahasa suku Olmec, gue takutnya lo ngabisin batre hape. Udah gue sediain pb sih cuman ya gitu, lo kalo make ya IGan mulu" SinB langsung mengangguk, "oke, makasih brader" Author hanya mengangguk "dan terakhir..." Author langsung menyipit kan matanya "Antonio jangan sampe rusak. Kalo rusak, you dead paham??" SinB langsung mengangguk, "yodah, ayok berangkat" Robert langsung mengangguk.

"Buyut tunggu bentar" Author langsung memberikan Robert pedangnya, "ini pedang kesayangan lo, udah gue poles sama udah gue tajemin dan..." Author langsung memberikan pistol beserta silencer nya kepada Robert, "lalu kau?" Author langsung menunjuk anak buah Ryujin yang sedang mengangkat peti kayu "baiklah, jangan menembak sebelum mereka menembak" Author langsung mengangguk dan memberi hormat.

Robert langsung membalas hormatan Author lalu mengangguk, "bagus, setelah ekspedisi nomor satu selesai, aku akan menginspeksi senjatamu. Jadi bersiaplah" Author langsung mengangguk, "ku harap kau tidak lupa" Robert langsung menaiki mobil nya.

.

.

.

.

.

.

SinB langsung menghembuskan nafas nya lalu mendengus kesal, "kenapa bisa salah aelah!" Author langsung menenangkan SinB, "dengerin gue dulu...." Author langsung menghembuskan nafas nya, "bentar, lo dimana emang?" SinB langsung melihat GPSnya. "Gue... ditengah-tengah antara Veracruz sama Tabasco" Robert langusng menggunakan binocular nya lalu mengerutkan kening nya, "Author, coba kau ulangi sekali lagi" Author langsung berdehem "Complex C - The Great Pyramid" Robert langsung menggeleng, "tolong bacakan catatan mu" Author langsung berdehem.

"Complex C - The Great Pyramid" Robert langsung membuka buku catatan nya"Highest point of La Venta, considered as sacred mountains, created to stand-in for sacred mountain in religious ceremonies" Robert langsung mengangguk "lalu Complex A" Author langsung menghembuskan nafas nya, "sayang, tidur yuk" Robert langsung mengerutkan kening nya. "Sebentar ya sayang, ini buyut mertua kamu lagi telpon" Robert langsung melegakan tenggorokan nya. "Complex A - base of the Great Pyramid to the north" Robert langsung membuka halaman selanjutnya, "was a religious and ceremonial complex and served as a royal necropolis , was guarded by three colossal heads, and several sculptures and stelae of note" Robert langsung mencatat nya.

Robert langsung melihat dari binocular nya, "aku sepertinya melihat sesuatu yang menjulang tinggi di arah jam tiga. Tapi aku tidak yakin, karena keadaan di luar hujan dan gelap" Robert langsung memberikan binocular nya kepada SinB, "besok kalian mulai , hati-hati. Gue dapet kabar kalo Dino mulai ngaduin kita ke Limario" Robert langsung menghembuskan nafas nya kasar, "baiklah" Robert langsung memutuskan sambungannya sepihak lalu ia menghembuskan nafas nya kasar.

"Kurasa... kita harus istirahat juga, tenagaku habis" Robert langsung pindah ke belakang "kau tidak tidur??" SinB langsung menggeleng, "hgue belom ngantuk" Robert langsung mengangguk, "kalau betiu, selamat malam, SinB. Aku istirahat dulu. Kita bertukar shift" SinB langsung berdehem dan mengawasi keadaan sekitar.

Bonus Scene...

Washington DC, United State of America 2020 AD

Jessica langsung menghembuskan nafasnya lalu duduk di kursi kebesarannya "seenggak nya gue udah antisipasi" Jessica mencoba menelpon Pacar Author, "halo?" Jessica langsung mendengus kesal, "dia lagi di gurun sih ya, jadi susah dapet sinyal" Jessica langsung menghembuskan nafas nya lalu menyandar kan punggungnya di kursi.

*tok..tok..

"Masuk!" Jessica langsung menegakkan badannya segera memakai sarung tangan karet nya "Jess?" Jessica lansgung berdehem lalu menatap Yuri yang sedang membawa sebuah map dan cup coffee Starbucks, "tumben, lo bawa kopi gue duluan" Jessica langsung menatap Yuri curiga, "ya-ya... gue kan tau kalo lo lagi capek. Kenapa tumben banget lo pake sarung tangan karet" Yuri langsung meletakkan map dan kopi nya di meja kerja Jessica. "Gue abis bersih-bersih" Yuri hanya mengangguk-angguk saja.

"Gue mau ijin cuti boleh? Lagian kan lo bentar lagi mau turun jabatan" Jessica langsung mencium kopi nya dan ia langsung teringat peringatan Robert, "Yur, itu yang lo bawa itu map apa emang?" Yuri langsung menyengir bagai quda untuk menutupi kegugupan nya. "Umm..." Jessica langsung menatap Yuri, "klien istri... gue" Yuri langsung memberikan Jessica senyum tipisnya.

"Oh yaudah keluar" Yuri langsung mengangguk, "oh ya, Yur" Yuri langsung berhenti lalu menengok ke belakang, "y-ya?" Jessica langsung memberikan kopi nya kepada Yuri, "buat lo aja. Gue lagi gak mood minum kopi" Yuri langsung kembali menghampiri meja Jessica lalu membawanya keluar ruangan nya. "Dan satu lagi" Yuri langsung menengok ke belakang.

"Minum kopi nya di depan gue, sekarang" Yuri langsung meletakkan map nya di meja Jessica lalu membuka tutup cup coffee nya "kenapa ragu-ragu?" Yuri langsung menggeleng dan meminum habis kopi nya, "udah...." Yuri langsung pingsan di tempat dimana ia berdiri, "bener kata Robert" Jessica langsung memakai sarung tangan kulitnya lalu mengambil hape dan map milik Yuri.

.

.

.

.

.

.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG SIDER GUA DOAIN SEMOGA DAPAT HIDAYAH UNTUK MENEKAN TANDA BINTANG, HARGAI KAMI PARA AUTHOR YANG SUDAH BERUSAHA MENUANGKAN IDENYA DALAM BENTUK TULISAN :). Maafkan jika tidak nyambung.