webnovel

The Greatest King

Autor: Thiarha
Histórico
Contínuo · 10K Modos de exibição
  • 2 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • N/A
    APOIO
Sinopse

Hayam Wuruk Jendral Besar TNI sekaligus Pemimpin Negara NKRI kembali ke Masa Kerajaan MajapahitSebagai Prabu Hayam Wuruk dan berjuang untuk menjadikan Majapahit sebagai Kerajaan Terkuat di dunia mengalahkan Dinasti Yuan dari Timur dan Kerajaan Romawi Suci dari barat dan Menaklukan dunia sebagai Kerajaan Terhebat.

Chapter 11. Reinkarnasi di Zaman Kerajaan

Tak lama setelah kematian Hayam Wuruk, Dia pun terbangun di tempat yang gelap"Uhh, dimana ini kenapa sangat gelap? bukankah Aku sudah mati?" Hayam Wuruk mulai meraba-raba sekelilingnya dan menyadari bahwa dia tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya,"Ada apa ini? apakah ini yang dinamakan keadaan Vegetatif? Tapi kenapa di sekelilingku terdapat cairan?"

Tak lama setelah meraba-raba sekitar, Hayam Wuruk pun merasa ngantuk dan tertidur pulas. Disaat Hayam Wuruk terbangun diapun bergumam " Baiklah, karena saya tak bisa menggerakkan anggota tubuhku lebih baik ku melatih 'Tenaga Dalam'ku".

Kegiatan tersebut dia lakukan selama beberapa bulan hingga ia merasa bahwa dirinya tersedot dan kemudian lahir kedunia ini.

Beberapa saat sebelum Kelahiran MC kita, terjadi gempa dahsyat Karena meletusnya Gunung Kelud pertanda bahwa MC kita akan lahir menjadi pemimpin yang bisa menjadi Raja yang Terhebat atau yang Terburuk

"Uahhh sangat menyilaukan ditempat ini, pantas saja aku tidak bisa menggerakkan anggota tubuhku ternyata aku berada di Rahim Wanita itu. Apakah wanita cantik itu adalah Ibuku?" Sementara hal seperti itu terbentuk di dalam pikiran MC kita, Wanita cantik yang terlihat lelah tersebut tersenyum dan berkata kepada MC kita" Anakku, kowe katon ayu lan ganteng kaya bapakmu".

sementara itu Sang Raja sekaligus Ayah dari MC kita segera memasuki ruangan persalinan Istrinya setelah mendengar suara 'OEEE OEEE' dan segera mencium pipi Istrinya dan berkata "bojoku, matur suwun sampeyan nglairake anak kanthi aman" dan dijawab oleh istrinya" ya bojoneku, aku wis nglairake anak lan kanthi aman lan sehat,Kejaba iku anak kanthi lanang"

Mendengar bahwa anaknya adalah Laki-laki, Sang Raja pun merasa senang dan gembira dan berkata "Aku bakal nunjuk anakku dadi Pangeran Mahkota". Atas kegembiraannya Raja mengumumkan kelahiran Pangeran Mahkota dan berencana menyelenggarakan Pesta besar di keraton nya dan mengundang banyak Adipati dan Bangsawan lainnya

Setelah berita tentang kelahiran Putra Mahkota para warga menyambut hal tersebut dengan baik dan meriah, dan reaksi dari Kerajaan Tetangga ada berbagai macam dari yang senang dan ada yang merasa was-was.

"Hahhh,macan duwe anak, muga-muga ora dadi raja sing wicaksana utawa liya aku kudu mbesmi dheweke luwih awal supaya ora ngancam Kratonku". (hahhh, sang macan telah mempunyai anak, semoga dia tidak menjadi Raja yang bijaksana kalau tidak Aku harus membasminya sejak dini agar tidak mengancam Kerajaanku) Tapi sayang bahwa hal yang diinginkannya tidak akan terjadi

2 Hari kemudian Pesta meriah berlangsung untuk menyambut kelahiran Bandara Raden Mas, di pesta tersebut Raja beserta Ratu mengumumkan nama Putra mereka " Aku Raja Chakradhara mengumumkan kelahiran Bandara Raden Mas Kerajaan Majapahit yang Bernama MAHARAJA SRI RAJASANAGARA!! dan untuk menjadi Penerus Kerajaan Majapahit!"Pengumuman Raja pun tidak membuat bara priyayi* menjadi terkejut karena Bandara Raden Mas Maharaja Sri Rajasanagara adalah putra pertama dari pangeran dan jika tak ada banyak halangan sudah pasti akan menjabat sebagai Raja Berikutnya.

-Priyayi adalah Bangsawan dalam bahasa Jawa

-Kraton artinya adalah Kerajaan atau Istana dalam bahasa Jawa

PESAN PENULIS : Pemimpin Majapahit yang Aslinya di zaman itu dalam sejarah adalah Ibunya yang berkuasa sebagai Ratu bukan Ayahnya

Você também pode gostar

PRAHARA DI KAHURIPAN

Pada saat Prabu Dharmawangsa Teguh Anantawikrama dari Kerajaan Medang Kemulan merayakan pesta pernikahan kedua puterinya yaitu Dewi Sri Anantawikrama dan Dewi Laksmi dengan Pangeran Airlangga dari kerajaan Bedahulu di Bali, tiba-tiba menyerbu prajurit raja Wura-wari dari kerajaan Lwaram Dalam penyerbuan itu Prabhu Dharmawangsa Teguh dan permaisuri serta seluruh menteri dan bangsawan kerajaan tewas. Istana Watu Galuh dihancurkan. Airlangga dan kedua isterinya didampingi pelayan setianya, Mpu Narottama dan beberapa pengawal berhasil meloloskan diri dan berlindung di Gunung Prawito. Tiga tahun hidup di hutan Prawito sebagai pertapa, tahun 931 Saka Airlangga kedatangan serombongan orang dipimpin oleh beberapa pendeta untuk menyampaikan keinginan rahayat Medang agar Airlangga kembali membangun kerajaan baru meneruskan dinasti Ishyana. Dengan bantuan para pendeta, reshi dan brahmana, Airlangga menyusun kekuatan membangun kerajaan Medang. Diantara para reshi terdapat Mpu Bharada penasehat spiritual mendiang prabu Dharmawangsa Teguh, dibantu oleh Ki Ageng Loh Gawe, pertapa di Gunung Anjasmara Pada tahun 931 Saka istana Wotan Mas selesai dibangun dan Airlangga diangkat sebagai raja dengan gelar Abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa. Kerajaan yang baru bernama Kahuripan. Atas jasanya membantu pembangunan kerajaan Kahuripan, Prabu Airlangga menghadiahkan tanah perdikan di desa Giri Lawangan kepada Ki Ageng Loh Gawe. Dalam kunjungannya ke Wotan Mas, Ki Ageng Loh Gawe mengajak muridnya bernama Ki Puger berusia 20 tahun. Mengetahui Ki Puger murid Ki Ageng Loh Gawe yang ikut membantu membangun Wotan Mas, Prabhu Airlangga meminta agar Ki Puger bersedia dinikahkan dengan sepupu raja yang bernama Dewi Centini Luh Satiwardhani atau Ni Luh Sati. Setahun setelah perkawinan itu lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Aryosetho Jayawardhana. Tahun 954 Saka atau 1032 M Giri Lawangan diserbu gerombolan pimpinan Gagak Lodra. Sehari sebelum itu Ki Puger dan keluarganya pergi meninggalkan Giri Lawangan menuju ke pertapaan Kaliwedhi untuk menghindarkan Aryosetho Jayawardhana dari penyerbuan Gagak Lodra karena ia dipilih oleh para dewa sebagai cikal bakal yang kelak akan menurunkan raja-raja besar di tanah Jawa. Di Kaliwedhi Aryosetho digembleng dengan keras oleh Reshi Sethowangi. Berkat ketekunannya ia memperoleh ilmu mahadahsyat ciptaan Sang Hyang Wishnu yang bernama Bhayu Selaksha dan menerima pedang sakti Sosronenggolo Setahun kemudian Aryosetho bersama Ki Puger turun gunung membantu Prabu Airlangga merebut kembali tahta kerajaannya yang direbut oleh Ratu Arang Ghupito. Berkat perjuangannya Aryosetho berhasil membantu Prabu Airlangga merebut kembali tahta kerajaannya. Dalam perjalanan dari kraton Dhaha kembali ke Kahuripan, ia dan prajuritnya berhasil menumpas gerombolan Gagak Lodra. Selesai menjalankan tugasnya Aryosetho mengajak sahabat masa kecilnya ke Kaliwedhi menjemput calon istrinya yang bernama Dyah Ayu Rogopadmi Aninditho Prameshwari alias Dewi Condrowulan. Beberapa waktu lamanya di Kaliwedhi, Aryosetho kembali ke Giri Lawangan memboyong Dewi Condrowulan yang telah menjadi istrinya dan hidup sebagai pertapa. Setelah 93 tahun pernikahannya Dewi Condrowulan di karuniai seorang putri. Namun kebahagiaan bersama sang putri yang dinantikan selama puluhan tahun hanya berlangsung selama 40 hari, setelah hari itu Dewi Condrowulan harus menyerahkan putrinya untuk diasuh oleh orang lain seperti dirinya dulu ditemukan Reshi Sethowangi di tengah hutan. Bayi tanpa nama itu diserahkan kepada Mpu Purwo, seorang pertapa sakti yang kemudian memberinya nama Ken Dedes. Ken Dedes kelak akan melahirkan keturunannya menjadi raja besar di kerajaan Singhasari dan Majapahit. Aryosetho dan Dewi Condrowulan telah berhasil menjalankan tugas yang diberikan oleh Dewata Agung sebagai pepunden cikal bakal raja-raja besar di tanah Jawa.

Uud_Bharata · Histórico
5.0
3 Chs

Avaliações

  • Taxa Geral
  • Qualidade de Escrita
  • Atualizando a estabilidade
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo
Opiniões
Uau! Você seria o primeiro revisor se você deixar seus comentários agora!

APOIO