Kemudian aku menariknya ke bawah dan membantingnya beberapa kali ke atas pasir sembari melancarkan serangan lainnya seperti tombak air, akar, lecutan dari cambuk yang aku punya, dan lain sebagainya sehingga membuat dirinya cukup babak belur.
Aku terus menghajarnya tanpa kenal ampun. "Apa yang harus aku lakukan padanya?" batinku.
Karena dia telah bergabung dengan Gafas maka pandanganku padanya berubah 180 derajat.
Aya memiliki kelemahan yaitu sihir dari Molniya, maka dari itu kekuatan dari fisiknya sangat jauh berbeda namun jika dibandingkan dengan sihir Aya maka dia jauh lebih unggul daripada diriku.
"Aku harus membuatnya diam sebelum dia mengeluarkan sihirnya pada aku!"
Dengan kekuatan dari Molniya aku dapat mengungguli kecepatan dan stamina dari Aya, walaupun rapalannya cukup cepat untuk mengeluarkan para monster tapi aku dengan sigap langsung memusnahkannya dan terus menerus menyerang Aya dari berbagai sisi.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com