L menggeleng berulang-ulang dan air matanya menjadi semakin deras, "Aku tidak mau menikah denganmu. Tolong jangan paksa aku.... Aku tidak mau menikah denganmu hanya karena aku mengandung anakmu. Ini adalah sebuah musibah. Kita dijebak orang jahat. Kau tidak harus bertanggung jawab. Aku anggap saja aku sedang sial."
Kata-kata L yang diucapkannya barusan sungguh terasa menusuk. London tidak mengira seorang perempuan bisa demikian tidak berperasaan seperti L. Ia menatap gadis itu dengan pandangan dipenuhi kekecewaaan.
"Apa kau tidak mau menikahiku karena aku miskin?" tanyanya pelan.
L mengangguk pelan. Wajahnya dipenuhi ekspresi penyesalan. "Maafkan aku. Kau laki-laki baik, tetapi aku tidak bisa menerimamu."
London sangat sangat kecewa mendengarnya. Setelah kondisinya menjadi seperti ini, L masih saja tidak berubah. Ia sangat egois dan lebih mementingkan dirinya sendiri daripada anak yang dikandungnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com