Walaupun sebetulnya Denis tidak tahan ingin memberikan hukuman pada Faye karena tega meninggalkannya pagi tadi, hanya ditemani secarik kertas tulisan rapih sekali wanita itu.
Denis sudah mengira ciuman itu hanyalah pengalih perhatian saja.
"Denis!"
Denis terkesiap mendengar teriakan Henry yang membuat mata orang-orang di dalam tertuju padanya karena kerasnya panggilan suara sahabatnya. Ia segera menghampiri sebelum Henry semakin besar membuat perhatian, "Bisakah kau menghampiri aku? Bukan berteriak?"
"Kau kenapa berhenti di sana? Mau menonton penari seksi? Mau menghambur uang yang kau cari-cari dengan susah payah?" tanya Henry bertubi-tubi menyindir.
"Aku tidak bermaksud begitu," kata Denis, "kau tahu seleraku bagaimana."
"Istrimu?" Henry menebak yang mendapat rona merah muncul di pipi sahabatnya, "Damn, aku yakin Fay akan senang mendengarnya. Aku akan bilang kalau kau seperti puppy di klub malam, manis dan menurut."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com