"Dimana kamu meletakkan ATM-nya, Dek?" tanya Mas Jaki, dirinya sudah rapih dan bersiap untuk pergi membeli mobil permintaan selingkuhannya.
"Di tempat biasa." jawabku acuh.
ATM itu memang selalu aku letakkan di dalam lemari pakaian kami, karena biasanya jika Mas Jaki sedang butuh uang maka dia akan meminta aku untuk mengambilnya di ATM.
"Kamu tidak mengubah pin-nya kan?" Selidiknya penuh kecurigaan.
"Untuk apa? Toh kamu tetap tidak akan mendengarkan omonganku." Mas Jaki malah salah tingkah ketika mendengar jawabanku. Di tangannya juga sudah ada ATM yang konon katanya berisi uang tabungan kami.
Tanpa mengucap sepatah katapun dia berlalu meninggalkan kamar kami. Aku juga langsung mengikutinya.
"Sudah mau pergi, Jaki?" tanya Ibu mertuaku ketika melihat sang anak.
"Iya Bu, lebih cepat lebih baik."
"Kalau begitu tunggu dulu, Ibu juga ingin ikut." tutur Ibu dengan semangat empat lima.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com