" Nabil!" panggil ummi Nabil yang melihat Nabil pulang.
" Ya, mi?" jawab Nabil.
" Kamu nggak pernah mengunjungi calon mertuamu?" tanya Ummi Nabil. Deg! Nabil kaget mendengar perkataan umminya. Nabil seakan sadar jika dia akan menikah dengan Fatma.
" Belum Mi! Nabil masih sibuk!" jawab Nabil.
" Kapan kamu akan kesana?" tanya Umminya.
" Besok, ya, Mi!" jawab Nabil.
" Baiklah!" jawab Umminya lalu Nabil masuk ke dalam kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya ke atas ranjang, ingatannya melayang pada Fatma, gadis yang sangat dipujanya. Hmm! Milik Fatma pasti sangat sempit! batin Nabil. Arghhhh! Bikin gue pengen aja! batin Nabil. Diraihnya ponselnya, lalu di tekannya nomor Norma. Nggak diangkat! Kemana lo Norma! batin Nabil. (Duhhhh, Nabil! Kenapa kamu semakin diperdaya oleh nafsumu). Karena Norma tidak mengangkat, Nabil akhirnya pergi ke club Dragon. Nabil duduk di depan meja bartender dan minum segelas bir.
" Nabil!" sapa seorang gadis beberapa saat setelah Nabil duduk. Nabil memutar kepalanya ke arah kanan. Ditatapnya gadis di sebelahnya itu, cantik! Sexy! batin Nabil.
" Hahaha! Gue nggak nyangka! Seorang Nabil yang sangat religius, ada disini? Di club malam?" kata gadis itu.
" Lo siapa?" tanya Nabil cuek.
" Lo pasti lupa sama gue! Gue teman sekampus lo! Gina!" kata Gina. Gina? Astaga, dia bukannya anak dari Pengusaha Properti Tony Moreno? batin Nabil.
" Mana cowok lo?" tanya Nabil masih cuek. Gina duduk disebelah Nabil dan memesan wine. Mereka kemudian saling bercerita tentang masa kuliah dulu.
" Kuat juga lo minum!" kata Nabil.
" Minuman gini gue udah biasa!" jawab Gina.
" Gue mau cabut!" kata Nabil memancing Gina.
" Lo mau kemana?" tanya Gina.
" Gue mau ke apartement gue! Mau ikut?" tanya Nabil.
" Boleh!" jawab Gina. Lalu mereka pergi ke apartement Nabil menggunakan mobil sendiri-sendiri. Norma melihat ponselnya. dia kaget melihat Nabil beberapa kali menelponnya, dia tadi pergi bersama orang tuanya untuk makan malam bersama keluarga Reza, tunangannya. Norma lupa jika dia tidak memawa ponselnya, karena itu dia dari tadi terlihat diam saat makan malam. Norma menghubungi Nabil, tapi tidak diangkat, sekali lagi dia menghubungi Nabil, tapi tidak diangkat juga. Dia bingung mau izin keluar sama orang tuanya, mereka pasti tidak akan mengijinkan karena ini sudah jam 11 malam. Sementara Nabil dan Gina telah sampai di apartement Nabil.
" Apartement lo lumayan Ok! Lo kerja dimana bisa beli apartement disini?" tanya Gina.
" Ada! Lo mau minum?" tanya Nabil.
" Bir aja!" jawab Gina. Nabil memang memiliki sebuah mini Bar, mereka menuju kesana untuk minum. Nabil berdiri disebelah Gina dan mereka melakukan toss sebelum meminum bir mereka. Mata Nabil jelalatan menatap tubuh sexy Gina, karena dia hanya memakai kain kurang bahan yang memperlihatkan belahan dadanya dan paha mulusnya. Bau parfum Gina yang beraroma buah menyegarkan merasuk ke dalam hidung Nabil. Perlahan Nabil berdiri di hadapan Gina dan menatap gadis itu.
" Lo mau apa?" tanya Gina menggoda.
" Gue mau lo!" ucap Nabil lalu diciumnya bibir Gina, Nabil mengira Gina bakal menolak, tapi Gina malah membalasnya dengan agresif.
" Lo tau...gue ...udah ngincer lo...waktu kuliah!" ucap Gina disela-sela ciuman panas mereka.
" SShhhtt!" ucap Nabil. Mereka saling cium dan sesap, ternyata Gina lebih agresif daripada Norma, karena Norma masih perawan saat Nabil melakukannya. Nabil berpikir Gina pasti sudah tidak perawan lagi karena dia tahu betul pergaulan Gina saat kuliah dulu. Gina mendorong tubuh Nabil ke sofa, Dibukanya celana Nabil dengan kasar, lalu dia membuat Nabil mendesah dan mendesis kenikmatan.
" Ahhh! Gin! Gue mau keluar!" ucap Nabil. Gina terkekeh.
" Apa cuma segitu kemampuan lo?" sindir Gina. Lalu dia mengambil sesuatu di dalam tasnya dan memberikannya pada Nabil.
" Minum ini! Gue nggak suka cowok yang baru mulai udah lemes!" kata Gina. Nabil merasa harga dirinya terluka mendengar ucapan Gina. Lalu diminumnya obat itu dan dia membuat Gina benar-benar puas malam itu. Keesokan harinya Norma mendatangi apartement Nabil pagi-pagi karena dia baru bisa pamit keluar untuk bekerja. Norma membuka pintu apartement Nabil dan masuk ke dalam.
" Dia pasti masih tidur!" kata Norma. Lalu Norma berjalan ke arah kamar Nabil, Norma berhenti di depan kamar Nabil, karena dia mendengar desahan dan erangan wanita di dalam kamar Nabil. Dengan hati yang penuh amarah dan curiga, Norma membuka pintu kamar Nabil, Nabil tidak mendengar karena asyik bermain dengan Gina.
" Nabil!" teriak Norma. Nabil kaget dan memutar kepalanya ke belakang. Norma? batin Nabil. Gina yang melihat Nabil menghentikan aksinya mendorong Nabil, lalu dengan tenang dia turun dari ranjang dengan sedikit terseok dan Norma menyaksikan semuanya dengan airmata menetes dipipinya.
" Dasar wanita jalang!" ucap Norma lalu Plakkk! Dia menampar Gina, Gina tidak tinggal diam, dia balik menampar Norma hingga Norma terhuyung dan bibirnya terluka.
" Jangan berani menyentuh wajah gue dengan tangan kotor lo! Jangan berani-berani lo panggil gue dengan sebutan itu! Ato lo akan hancur!" kata Gina. Nabil yang melihat mereka berdua hanya diam saja.
" Urus pacar lo!" kata Gina lalu dia memakai pakaiannya dan pergi meninggalkan Nabil yang masuk ke kamar mandi. Norma menangis tersedu di ranjang Nabil.
" Tega lo, Bil!" ucap Norma saat Nabil keluar dengan pakaian kerjanya.
" Lo semalem nggak angkat telpon gue! Jadi bukan salah gue kalo gue cari wanita lain! Gue lagi pengen!" kata Nabil santai.
" Lo pikir gue pelacur? Gue udah serahin semua sama lo!" kata Norma.
" Sudahlah! Gue nggak suka wanita cengeng! Bukannya lo akan nikah!" kata Nabil.
" Brengsek lo, Bil!" umpat Norma.
" Gue mau kerja! Ikut apa nggak?" tanya Nabil.
" Pergi lo!" jawab Norma marah.
" Ok! Lo kunci lagi kalo mau pergi!" jawab Nabil santai. Merepotkan saja! batin Nabil. Noma menangis sekeras-kerasnya di dalam kamar Nabil. Dia melempar semua barang yang ada di kamar Nabil seperti orang gila. Nabil meraih ponselnya saat berangkat ke kantor. Dia mengirim pesan pada Fatma.
@ Assalamu'alaikum, Fatma!
@ Maaf aku baru bisa kasih kabar, karena pekerjaanku sedang menumpuk!
@ Apa kita bisa makan siang?
Nabil meletakkan ponselnya di dashboard mobil, senyuman dan wajah cantik Fatma melintas dipikirannya. Gadis yang lembut, anggun dan baik hati! Wanita soleha yang akan menjadi istrinya, bidadari surganya, sebelum petaka itu terjadi. Nabil menghentikan mobilnya dan berteriak denagn keras.
" Fatmaaaaaaaaaaa! Maafkan aku! Aku tidak pantas untukmu!" kata Nabil menangis. Sementara itu Fatma yang sedang dalam perjalanan ke sekolah melihat ponselnya dan tersenyum melihat Nabil menirimkannya pesan. Dia membaca pesan dari Nabil dengantersenyum lalu mengerutkan dahinya. Makan siang? Apa nggak salah permintaanya? Mungkin maksud dia aku disuruh mengajak seseorang agar kita tidak berdua saja! batin Fatma.
@ Wa'alaikumsalam
@ Tidak apa-apa! Aku senang jika kamu mencintai pekerjaanmu dan kamu bekerja dengan sungguh-sungguh karena mencari rejeki yang halal!
@ Ok! Kita makan dimana?
Fatma membalas pesan dari Nabil. Nabil telah tenang setelah kejadian tadi, dia kemudian sampai di kantor dan langsung menuju ke ruangannya. Dibukanya ponselnya, ada balasan dari Fatma. Dia mau makan siang dengan ku? batin Nabil.
@ Aku jemput kamu?
@ Kita makan di Restoran Milano!
Balas Nabil dengan senyum smirknya. Ting! Pesan masuk!
@ Kita ketemu disana saja!
Jawab Fatma, wajah Nabil sedikit kecewa, dia lupa jika Fatma adalah wanita yang taat beribadah.