Apakah Quan Rui sedang menangis?
Apakah yang terasa hangat di wajahnya ini adalah... air mata?
Mungkin bukan.
Karena Quan Rui tidak pernah menangis...
Padahal tadi ia begitu tegas dan tabah. Bagaimana bisa ia menangis untuk hal seperti ini?
Hingga cairan hangat mengalir ke pipi dan terus turun ke sudut mulutnya.
Rasa asin dari cairan itu langsung menyapu seluruh otak Quan Rui dalam sekejap.
Quan Rui segera tersadar. Ya, ini bukan air mata, ini hanya keringat yang asin...
Bahkan meskipun Quan Rui sudah terus membujuk dirinya sendiri, ia masih merasa putus asa. Keran air di matanya yang telah berdebu selama bertahun-tahun, tampaknya telah terbuka lagi. Begitu dibuka, keran itu tidak akan pernah bisa dihentikan untuk mengalir.
Cairan hangat mengalir melalui pipi di wajah Quan Rui yang tampan satu per satu.
Mengalir hingga mengenai wajah kecil nan pucat milik Bai Ran.
Tetes demi tetes.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com