Mentari terus memandang lurus ke depan. Biasanya seorang istri akan mengantarkan suaminya di depan pintu lalu sang suami memberikan kecupan hangat kepada istrinya. Begitulah yang Mentari pikirkan. Sangat berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada.
"Sudahlah. Jangan bersedih, tidak ada gunanya juga." Mentari memutuskan untuk beranjak dari duduknya. Sarapannya baru habis setengah, ia sudah tidak berselera lagi.
Karena Langit sudah meninggalkannya, itu tandanya ia harus mencari cara bagaimana agar bisa sampai di kampus. Mentari tidak tahu arah ke kampus dari sini. Baru tadi malam mereka pindah. Langit tidak memberitahunya sama sekali.
"Semoga saja halte bus dekat dari sini," doa Mentari.
Sepertinya doa Mentari tidak terkabul. Halte bus dilihat dari google maps sangatlah jauh jaraknya.
Karena sudah merasa putuh asa akhirnya Mentari memesan ojek online. Walau berat karena ongkosnya yang sangat mahal, mau tidak mau Mentai pun melakukannya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com