Saat ini, keduanya berada di ruang tamu. Sudah begitu banyak cemilan yang tersaji di atas meja.
Bisa Karina tebak pasti Mamanya membeli semua ini khusua untuknya. "Ma, kenapa banyak sekali cemilannya? Karina kan pasti nggak bisa menghabiskan semuanya." Menatap Mamanya heran.
"Hehe. Memang iya sich. Tapi, nggak papa kok. Kan, nanti ada suamimu," jelas Lidya.
"Mama, mama," batin Karina dalam hati. Ia dan sang suami sudah seperti seorang tamu penting saja. Sampai segitunya Mamanya berbuat.
"Ih, Sayang. Perut kamu udah semakin besar aja." Lidya langsung menjulurkan tangannya untuk mengusap-ngusap perut sang anak dengan sayang.
Lidya merasa takjub. Sudah lama sekali dirinya tak pernah memegang perut orang hamil seperti ini. Terakhir kali seingatnya. Ia memegangi perutnya sendiri ketika hamil Karina. Ya, itu yang terakhir.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com