Karina menangis tersingguk-singguk. Wanita cantik itu langsung menghempaskan tubuhnya di kasur. Sakit. Itu yang tengah dirinya rasakan. Omongan dan perlakuan Ken tadi bagai belati yang menyayat-nyayat hatinya.
Teramat sakit hingga rasanya dirinya ingin mati saja. Fakta Ken bisa melihat sebenarnya membuat dirinya senang. Itu tandanya ke depannya dirinya tidak perlu merasa kasihan dan iba lagi kepada seorang suami.
"Kenapa dirinya tega mengatakan hal itu? Aku akui memang salah karena membiarkan Adam berbuat kurang ajar begitu. Tapi, aku tidak kuasa menolaknya." Karina menghapus air matanya dengan kasar.
Sesak dan lelah itu yang kini ia rasakan. Sedetik kemudian, dia pun merogoh sapu tangan berwarna hijau berniasiakan 'K'. Sapu tangan yang mempunyai sejarah baginya. Dia tidak menyangka jika pria yang dulunya mengulurkan sapu tangan itu untuk menghapus air matanya. Kini, pria itu juga yang membuat dirinya menangis seperti ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com