webnovel

Chapter 04. Skill Berpedang (4)

Keesokan harinya, aku kembali melanjutkan pelatihanku seperti biasa. Namun kali ini bukan pelatihan fisik/stamina, kali ini adalah pelatihan skill berpedang. Inilah momen yang aku tunggu-tunggu selama ini, sebuah skill berpedang.

"Baiklah, ayah ingatkan kembali melatih Skill Berpedang bukanlah hal yang mudah bahkan ayahmu ini membutuhkan waktu setengah tahun untuk mempelajarinya. Jadi jangan pantang menyerah, bulatkan tekadmu nak"

"Tentu saja ayah, lihat saja anakmu ini akan mempelajari skill berpedang secepat mungkin" Ucapku sombong namun sebuah kebenaran. Dengan bantuan dari sistem yang berada disisiku, aku yakin bisa mempelajari skill berpedang dalam waktu singkat.

"Hahahaha baiklah baiklah kalau begitu perhatikan baik-baik dan hafalkan gerakan-gerakan ayah"

'Nod' Aku mengangguk-angguk menandakan aku mengerti dengan apa yg terjadi.

'sshh'

Ayah menghirup udara tenang namun penuh tekanan. 'wush!' angin bertiup kencang mengelilingi tubuh ayahku.

'Boom!'

Ayahku mengayunkan pedangnya dan udara di sekitarnya semakin memberat. Tebasan ke atas, tebasan ke kiri, kebawah, kanan, menusuk, posisi bertahan aku secara cermat mengamati gerakan-gerakan tersebut. Selagi mengamati aku juga mempraktekkannya selagi meniru gerakan ayah.

[Mempelajari skill : Berpedang (30%)]

'A-apa! Sesingkat itu!' Kagetku mendengar notifikasi sistem muncul di depanku. Tak begitu menghiraukannya, aku kembali meniru sedikit demi sedikit gerakan ayah.

(40%)

(50%)

....

(90%)

(98%)

(99%)

(100%)

[Berhasil mempelajari skill : Berpedang (dasar)]

[Poin Strength meningkat 2 poin!]

Woah, aku benar-benar tidak bisa mempercayai apa yang baru saja aku lihat. Aku mempelajari sebuah skill hanya dalam waktu kurang dari 1 jam, padahal orang lain akan membutuhkan waktu hampir 1 Minggu. 'sistem ini benar-benar membantuku, terima kasih ya dewa'

[Tentu saja tuan, sistem ada untuk membantu tuan mencapai puncak kekuatan. Tak hanya dapat menyalin dan mempelajari sebuah skill, sistem masih memiliki fitur dan fungsi lainnya]

'Fungsi dan fitur lainnya? Apa itu?'

[Untuk saat ini fitur tersebut masuk dalam keadaan terkunci. Alasannya, karena level kekuatan tuan masih sangat rendah]

'lalu aku harus seberapa kuat untuk membukanya?' Tanya ku penasaran. [Setidaknya tuan harus mencapai level 50 untuk membuka fitur baru]

'Level 50 bukankah itu seperti petualang Rank A yang mendekati Rank S'

[Apakah tuan membandingkan sebuah level dengan Rank?]

'.....' aku diam karena kupikir jika aku menjawabnya maka aku akan terkena hukuman. [Sebuah ranking dalam guild petualang hanya untuk sebuah tanda formal. Faktanya petualang Rank S sebenarnya tidak terlalu kuat, jika di bandingkan dengan level sistem itu sama dengan lv 20+]

Aku sangat kaget mendengar perkataan sistem. 'Hei hei sudahlah, aku fokus untuk berlatih berpedang terlebih dahulu'

Setelah mendengar ucapan ku itu, sistem akhirnya diam dan aku bisa kembali melanjutkan pelatihan skill berpedang ku. Saat kulihat ayahku masih mempraktekkan skill tersebut, aku langsung memasang kuda-kuda dan menirunya tanpa ada kesalahan sedikit pun.

'Sshh'

Aku menghirup udara dan juga merilekskan pikiran tubuhku. Ayahku bilang 'jika kau ingin mempelajari skill berpedang maka kamu harus mempelajari pedang itu sendiri'.

Aku hanyut dalam pikiran dan didalam pikiran itu aku menemukan sebuah pedanh emas terbang dengan ukiran naga. Aku mencoba mengambilnya namun pedang tersebut menghindarinya, aku mencoba lagi namun pedang itu menghindarinya lagi.

Sedikit berpikir, dan gunakan akalmu Ricard. Tidak mungkin sebuah pedang akan menolak untuk digunakan seseorang. Pasti ada beberapa alasan kenapa pedang itu menghindari ku.

Aku terus berpikir mencari cara bagaimana caraku mendapatkan pedang itu.

[Pedang itu menolah karena dalam pikiran tuan terdapat pikiran yang kotor]

"Pikiran yang kotor? Apak maksudmu?"

[Pikiran kotor yang dimaksud kan saat tuan mendapatkan pedang tersebut tuan berpikir akak menjadi yang terkuat. Singkirkan pikiran kotor itu maka pedang itu akan menghampiri tuan]

"....."

Aku terdiam karena pedang tersebut mengetahui niat tersembunyi ku. Aku memang berpikir jika aku mendapatkan pedang itu aku akan menjadi yang terkuat. Namun sekarang aku harus mengubah cara pikirku, kekuatan bukanlah segalanya. Kekuatan tak dapat menjamin seseorang bahagia.

Namun, kekuatan diciptakan untuk melindungi orang-orang yang mereka sayangi.

'Wush?'

Tiba-tiba angin berhembus dengan kencangnya, pedang emas yang awalnya menolak kehadiran ku kini datang ke genggaman tanganku.

"Eh!? Apa? Aku bahkan belum menyingkirkan pikiran ku tentang menjadi yang terkuat?"

[Pedang memang menolak pemikiran tersebut, namun setelah mendengar pikiran tuan mengenai kekuatan pedang tersebut langsung menerima dan mau menjadikan tuan sebagai tuannya]

[Pedang kaisar pertama]

Pedang yang diciptakan antara emas dan adamantium di panaskan dan didinginkan seribu kali. Bahkan pembuatnya mengorbankan tangannya untuk menyelesaikan pembuatan pedang ini. Serangan dari pedang ini akan mengabaikan semua defense musuh dan menembus armor.

"Aku benar-benar beruntung hari ini" Ucap ku senang sampai melompat-lompat kegirangan.

[Sebaiknya tuan segera kembali ke alam sadar. Karena tuan terlalu fokus dengan pendekatan dengan pedang, gravitasi di sekitar tuan meningkat hampir 10 kali lipat]

"Apa!! Gawat! Bagaimana caraku keluar dari sini"

[Tuan cukup memukul pipi tuan sekerasnya maka tuan akan terbangun]

Tanpa berpikir panjang aku langsung memukul kedua pipiku dengan kencang dan benar saja aku terbangun.

'plak?!'

...

Kejadian setelah Richard memasuki bawah sadar~

'Boom!'

Udara di sekitar Richard tiba-tiba meningkatkan 4 kali lipat. Daniel yang berada di dekat nya pun terkejut dan heran. "Apa apaan ini? Bahkan aku tak pernah melihat seorang anak berusia kurang dari 20 tahun bisa menciptakan tekanan seberat ini?"

Daniel khawatir dengan apa yang akan terjadi pada anaknya. Daniel berencana membangunkan Richard, namun saat dirinya mendekati tubuh Richard Daniel terpental seakan tekanan itu menolak Daniel membangun Richard.

"Argh!!! Sial tekanan itu sangat kuat!"

"Suamiku!! Apa yang sebenarnya terjadi disini?" Teriak ibuku yang sangat khawatir. Ibuku mencoba membangunkan ku namun dihadang oleh ayahku.

"Jangan halangi aku, suamiku"

"Tidak sayang, tidak ada kesempatan untuk mendekati nya, bahkan aku sendiri terpental saat mencoba mendekati Richard....."

"... Kita hanya bisa menunggu dan berdoa semoga saja tidak terjadi apa-apa dengan putra kita" Ucap Daniel menenangkan Marie dengan pelukan hangat.

.....

Setelah hampir satu jam lamanya, akhirnya Richard sadar dan tekanan yang sebelumnya 8 kali lipat akhirnya menghilang. "Ayah ibu? Apa yang kalian lakukan?" Ucap Richard yang bingung melihat sekitarnya berantakan seperti habis diterjang badai.

"Apakah kamu masih bertanya apa yang kami lakukan!?" Balas Ibuku kesal dan memukul kedua sisi kepalaku dengan perlahan.

"Aduh-duh ibu, sakit ibu"

"Kalau begitu cepat bantu ayah dan ibumu membersihkan tempat ini. Bukankah seperti itu!?" Ucap ibuku sedikit memberikan ancaman walaupun aku tahu itu hanya sebuah candaan.

"Ba-baik lah ibu, ayah dan ibu bisa duduk santai biarkan aku yang melakukan bersih-bersih hari ini"

"Kau yakin? Bukankah kamu membenci bersih-bersih?"

"Itu bukan aku, itu ayah"

"Eh hei hei, apa yang kamu bicarakan tentang ayah? Ayahmu ini pekerja keras jadi tentu saja ayahmu ini suka bersih-bersih"

"Hahahahah" aku dan ibuku tertawa bersama, inilah kehangatan yang sebenarnya. Kerukunan dan kenyamanan dalam sebuah keluarga sederhana.