29
…
"AIP" panggil Erja kemudian, dan menyadarkan
gue bahwa ternyata kami sudah keluar dari
kompleks.
"Kenapa?" tanya gue.
"Kamu kerja, nggak?" tanyanya tiba-tiba.
"Kerja? Oh, nggak," jawab gue, sambil membuka
kotak makan berisi buah sarapan gue, dan
melahapnya.
"Mau?" tawar gue pada Erja.
Erja menoleh dan menggeleng. "Berarti kamu
punya banyak waktu luang"
"Emangnya kenapa?"
"Berarti kamu di rumah setiap hari kan? Dan Chilla
pasti nggak akan merengek karena kesepian.
Kamu tahu kan, kalau saya kerja dan jam kerja
saya kadang berantakan. Kalau saya lagi sibuk,
kami bisa cuma ketemu di pagi hari, karena saya
pulang larut dan Chilla pasti udah tidur."
Gue mengangguk paham. Risiko ye, dapet duit
gede emang tenaga yang keluar juga gede. Nggak
kayak gue, santuy eveytime karena duit yang
masuk juga sangat santuy. Ya sebanding sama
nengorbanan sih kalau dinikir-pikir
Makanya, baiknya halu itu dibarengi usaha, biar
membuahkan hasil. Duh, omongan gue sok bener
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com