Seorang pria yang tadi diam-diam masuk ke dalam guild tanpa sepengetahuan Zel telah sampai di depan pintu kamar paling ujung yang menghadap langsung ke arah jalan menuju kamar tersebut. Di samping lorong pun terdapat kamar yang masing-masing berjumlah 7 di kanan dan kiri jalan menuju kamar utama yang diketahui kamar kakek Master. Pria tersebut juga yang telah membuat 7 anggota guild di ruang kumpul untuk menyerang Zel.
Pintu kamar Master Lumy ditendangnya dengan sangat keras sampai jebol dan pintu kayunya terbang masuk ke dalam kamar. Si penghuni kamar yang baru saja pulang dan merebahkan tubuhnya di ranjang hendak memejamkan mata pun kaget bukan main. Amarahnya memuncak saat itu juga.
"Siapa yang berani merusak pintu kamarku kali ini?!!" bentak Kakek Lumy langsung terperanjat dari posisinya.
Pria yang awalnya pura-pura minta tolong kini dengan berani masuk ke dalam guild dan mendobrak pintu kamar Master dengan gampangnya. Jelas kalo pria tersebut bukan orang biasa dan mempunyai tujuan yang bersangkutan dengan si kakek Master Lumy. Si pria itu terus berjalan dengan santai menghampiri tempat kakek Lumy berada.
"Yo, Pak Tua!" sapa si pria yang mengenakan jubah hitam dengan kerah biru dan motif bunga mawar merah merekah di depan jubahnya.
Rambut panjang pria itu diikat ke belakang saat itu juga dengan baik membuatnya tak kelihatan seperti seorang gembel dan lemah. Mata sebelah kirinya yang tertutup rambut itu pun terlihat. Namun ternyata si pria tak dikenal itu tak mempunyai mata kiri. Kakek Lumy yang mendengar suara serak dari pria yang masuk ke kamarnya seketika langsung tahu siapa gerangan.
"Kau ternyata! Mau apa kau masuk ke sini tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu?!" hardik Kakek Lumy yang tadi masih duduk di pinggiran ranjang kini hendak bangkit.
"Tetap di situ saja, Pak Tua. Jangan marah-marah juga. Nanti cepat mati," ujar si pria tetap santai.
"Siapa juga yang mau menuruti perintah orang sepertimu!"
Kakek Lumy tak menuruti. Dia tetap berdiri dan berjalan menuju ke tempat seorang lelaki tersebut berdiri untuk memukulnya sekuat tenaga. Si lelaki itu hanya tersenyum saja. Dia sudah menduga kakek Lumy bakal begitu.
"Tenanglah, Pak Tua. Aku tak berniat untuk membu..."
Bughh!! Tak terasa Kakek Lumy tiba-tiba saja sudah sampai di hadapan si pria dan tanpa peringatan langsung melayangkan pukulannya ke muka si pria asing dengan cepat. Hal itu membuat ucapan si pria asing terpotong.
"Diam kau, Keparat! Itu untuk pintu kamar yang kaurusak tadi!!" bentak Kakek Lumy merasa puas.
Si pria berjubah hitam terjungkal karena pukulan dadakan tersebut namun dengan cepat dia berdiri lagi sambil memegangi bekas pukulan tadi.
"Wah... Pak Tua masih kuat juga pukulannya."
"Lekas katakan apa tujuanmu ke mari! Jika tujuanmu bukan untuk membunuhku lantas apa?" ketus Kakek Lumy yang sebenarnya masih memendam kemurkaan.
"Ya... aku mana mungkin bisa membunuh Pak Tua yang sudah tua namun masih sangat kuat seperti ini seorang diri. Dengar baik-baik! Tujuanku ke mari hanyalah untuk menyampaikan sesuatu padamu secara langsung."
Kakek Lumy pun penasaran.
"Apa itu?"
"Aku akan melenyapkan ibu kota Kerajaan Asque beserta Raja, Kaisar Sihir, dan seluruh bawahannya!" jelas si pria asing dengan mantap diiringi tawa.
Menyesal Kakek Lumy mendengarkan perkataan orang sinting sepertinya. Kakek Lumy dari awal memang sudah berniat menghabisi si pria itu tapi lagi-lagi dia tidak bisa melakukannya. Namun kali ini setelah mendengar penuturan si pria asing, dengan ketekadan hati yang bulat kakek Lumy yang sangat murka pun mengerahkan semua kekuatannya.
Si pria asing bukan tanpa keberanian dan rencana yang matang hingga dirinya berani masuk ke kamar Master Guild seperti itu. Dia juga sudah mengira semuanya dan bersiap untuk rencananya selanjutnya.
"Mati saja kau, Fiero!!" bentak Kakek Lumy yang langsung mengumpulkan seluruh energi sihirnya (ESnya) dalam satu tempat.
Tanpa buang waktu lagi, si pria asing bernama Fiero yang tahu akan kedahsyatan kekuatan Master Lumy pun segera menepuk tangan sebanyak 3 kali dengan keras dan cepat.
Beberapa menit yang lalu...
"Oi, Serong! Kau baik-baik saja kah? Apa yang terjadi?" tanya Thrower yang panik saat melihat Serong mundur dan ketakutan.
Namun hanya butuh beberapa detik saja Serong kembali normal.
"Aku... sepertinya tadi menembakkan anak panahku ke seorang Dewa atau Pangeran," jawab Serong mulai berdiri lagi dan mengambil busur panahnya. Thrower hanya tertawa mendengar jawaban Serong.
"Sudahlah, sebentar lagi dia juga akan selesai. Kita puaskan pertunjukannya sampai dia memberikan sinyalnya," ujar Thrower lantas kembali ke tempatnya semula.
"Apa yang sebenarnya terjadi tadi? Aku betul-betul merasa anak panah rambutku mengenai seorang Dewa atau salah satu Pangeran. Ah entahlah! Mungkin perasaanku saja. Sebaiknya aku ikut Thrower sampai ini selesai!" pikir Serong.
Bertepatan saat Serong hendak menarik anak panahnya lagi, naga hitam di sampingnya yakni punya Thrower tiba-tiba saja membuka mulutnya dan mengeluarkan suara yang mengerikan disertai api. Naga hitam itu kemudian membentangkan kedua sayapnya lebar-lebar bersiap untuk terbang.
"Sepertinya dia sudah memberikan sinyal, kita harus pergi dari sini sekarang juga, Serong!" ajak Thrower.
Serong menunduk pelan sejurus kemudian mereka berdua berkelabat dan menghilang di tengah kegelapan malam di daerah pegunungan. Naga hitam tersebut juga terbang dengan sangat cepat menuju si pemberi sinyal yakni pria bernama Fiero yang sedang berada di kamar Master Guild Lumiere.
Hanya butuh beberapa detik saja si naga hitam sampai dan langsung menghantam bangunan guild Lumiere guna menerobos masuk ke kamar Kakek Lumy. Kaget bukan kepalang Kakek Lumy yang melihat datangnya naga hitam besar secara tiba-tiba ke situ. Konsentrasinya buyar, ES yang hendak dikumpulkannya untuk menyerang Fiero tak jadi. Atap kamarnya hancur dan seakan terjadi gempa di dalam guild. Semua yang berada di dalam guild merasakannya. Begitu juga Sin Cos Tan dan Zel serta 3 orang yang sudah tersadar dari pengaruh sihir hitam. Pertarungan mereka dihentikan dengan suara gemuruh tersebut.
"Sampai jumpa, Pak Tua! Tunggu saatnya aku Fiero akan membunuhmu! Hahaha..." teriak Fiero dengan tawanya saat dirinya sudah naik ke punggung si naga hitam.
Dengan aba-abanya, si naga hitam terbang menjauh dari guild Lumiere sedang Kakek Lumy betul-betul sangat geram dengan Fiero.
"Apa lagi yang terjadi ini? Makhluk hitam besar aneh apa yang terbang di atas itu?!" tanya Gonocos agak panik sambil menunjuk ke arah si naga hitam yang jelas kelihatan.
Sin, Tan, dan Zel melirik ke arah yang ditunjuk Cos.
"Itu berasal dari kamar Kakek Master! Freeya!" pekik Zel langsung berlari menuju ke lokasi.