Lift terus longsor dari atas ruangannya. Kami berdua menyusuri ruang paling bawah setelah pintu terbuka. Tertuju ke tempat parkiran di luar sana, Oslan masih menemaniku lalu berhenti.
Jadi, tubuhku bergerak untuk berbalik menatapnya. "Gue balik dulu ya," pamitku menggamit dua tangan di depan perut.
"Besok datengnya pagi-pagi aja, ya." Permintaan Oslan sembari mengacungkan salah satu tangannya meninggi. Matanya seakan melihat diriku bergantian ke arah orang dari balik punggungku.
Dia melambai seseorang yang berlalu, tak heran lelaki memang seperti itu, walau dia bersama orang lain. Aku menunggu dia kembali menatap ke arahku lagi. "Jadi, besok kita bisa mulai nih."
"Hm, tenang aja bukan di sini. Kita besok ada tempat casting yang sesuai dengan kriteria yang dipilih pak Wawa," ungkap Oslan menyilangkan dua tangannya di balik punggung.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com