"Lepaskan aku, Nathanael!" teriak Angela dengan air mata yang masih berurai. "Lucas! Lucas! Lucas!" teriaknya memanggil Lucas dari kejauhan.
Lucas membuka matanya, rasa perih yang menyebar ke seluruh bagian kepalanya masih terasa sampai sekarang. Pandangannya masih kabur, bahkan mulai tertutupi oleh darah dari kepalanya. Tidak perlu menunggu lama, pria itu mencoba untuk perlahan-lahan berdiri, suara rengekan dan teriakan Angela membuat semangatnya kembali pulih.
Ia lalu menyandarkan tubuhnya ke dinding di sebelah pintu dapur yang menghubungkan dengan pekarangan luar. Dilihatnya Angela yang masih meronta dan Nathanael yang kembali melayangkan tamparan ketiganya ke wajah cantik wanita itu.
"Sial!" geramnya memukul pinggiran pintu. Harga dirinya telah dinodai tepat di depan Angela, bisa-bisanya dia kalah dari si Nathanael. Setelah mengumpulkan kesadarannya lagi, pria itu lalu berjalan perlahan-lahan mengejar keduanya.
*
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com