webnovel

SEANCE

Nada adalah seorang pelajar yang masih duduk di bangku SMA. Dia adalah anak yang humble, baik dan periang. Meski dirinya memiliki sikap penakut, namun banyak orang yang peduli padanya dan menjadi teman baiknya. Termasuk enam orang yang selalu bersamanya juga menemaninya. Suatu malam, ketika ia sedang tinggal sendirian di dalam rumah. Ada sebuah suara yang memanggil-manggil namanya dan mengetuk pintu rumahnya di tengah malam. Nada yang memang penakut itu pun tak berani keluar dan hanya mengintip lewat jendela rumahnya. Sesosok wanita berbaju putih dengan rambut yang panjang, juga keadaan tubuh yang basah itu berdiri tepat di depan pintu masuk rumahnya. Mengetuk berkali-kali sehingga semakin lama ketukan itu semakin kencang. Membuat Nada merasa ketakutan dan panik hingga ia menelephone temannya untuk meminta bantuan. Predictia, salah satu temannya yang memang dapat berkomunikasi dengan makhluk-makhluk tak kasat mata itu pun memberitahu Nada jika wanita yang malam tadi menemuinya bukanlah sosok manusia, melainkan sebuah arwah gentayangan yang meminta bantuan pada Nada. Awalnya Predictia hanya memberikan beberapa cara untuk mengusir arwah tersebut, namun semakin lama arwah itu semakin mengganggu dan bahkan menghantui mereka bertujuh. Akhirnya Predictia pun memutuskan untuk mengajak seluruh temannya melakukan SEANCE, sebuah ritual pemanggilan arwah. Ritual itu di lakukan dengan sebuah cara yang berbeda dari cara yang lain, di mana mereka harus berdiri melingkar dan tak boleh merusak lingkaran tersebut. Predictia yang memang sudah biasa melakukan itu mengajak mereka semua berkomunikasi dengan arwah gentayangan itu, namun sebuah kesalahan terjadi di saat mereka melakukan ritual tersebut. Hingga mereka tak sengaja membuka sebuah pintu untuk makhluk-makhluk lainnya berkomunikasi dengan mereka termasuk sang iblis. Siapa sebenarnya hantu tersebut? Bagaimana cara mereka untuk mengatasi semua itu, termasuk menghadapi Iblis yang datang? Apakah mereka akan berhasil membantu arwah gentayangan yang menghantui Nada?

Nara_Eander · Terror
Classificações insuficientes
325 Chs

Memastikan

Pagi itu Leo meminta pada seluruh sahabatnya termasuk pada Fatur yang sempat berseteru dengannya kemarin, untuk berkumpul pada jam istirahat sekolah di kantin. Leo memiliki niat untuk membicarakan apa yang ia dan Lilac alami kepada mereka semua, sebab tanpa di duga-duga ketika ia menjemput Lilac pagi ini, ternyata perempuan itu jatuh sakit. Dan Leo mengambil kesimpulan bahwa sahabatnya tersebut jatuh sakit begitu mereka mengalami kejadian semalam.

"Hai Yo!" Leo yang sudah duduk menunggu di kantin pun terkejut ketika sebuah tangan menepuk bahunya, ia melirik pada Icha yang sekarang duduk di sampingnya dan membawa dua gelas jus. Perempuan itu memberikan satu gelas padanya dan meminum gelas jus yang lainnya dengan sedotan. Leo tersenyum ketika ia mendapatkan jus itu secara gratis dari Icha.

"Thanks Cha!" Leo mengucapkan terimakasihnya dan meminum jus buah alpukat dengan coklat di atasnya. Icha yang mendapatkan ucapan tersebut mengangguk-ngangguk dan kembali meminum jus itu seraya melirik ke arah kanan dan kiri, mencari teman-temannya yang lain.

"Oh iya… Lilac mana? Gw ga liat dia bareng Lu pagi ini!" Tanya Icha ketika ia menyadari ketidak hadiran perempuan cantik itu. Biasanya, hampir setiap pagi Lilac selalu datang bersama Leo, jika perempuan itu tidak ada jadwal pemotretan dan hal-hal lainnya yang menyangkut pekerjaan. Tetapi hari ini ia sama sekali belum melihat perempuan itu, sehingga ia penasaran dan bertanya pada Leo.

"Ada jadwal?" Tanya Icha lagi. Leo menggelengkan kepalanya dan menaruh kembali gelas yang ia pegang itu ke atas meja.

"Lilac sakit, jadi dia gak sekolah hari ini." Jelas Leo, Icha cukup terkejut mendengar jawaban tersebut.

"Siapa yang sakit?" Leo dan Icha serempak mendongak untuk menatap Dhani yang datang dengan semangkuk bubur dan teh manis yang di bawanya. Membuat kedua orang yang melihatnya itu mengerutkan kening mereka.

"Lu sakit Dhan?" Tanya Icha, dan pertanyaan itu jugalah yang ingin Leo tanyakan pada lelaki di hadapannya tersebut. Dhani terdiam dengan kedua alis yang terangkat kebingungan, kemudian ia menggelengkan kepalanya seraya melihat pada bubur serta teh manis hangat di hadapannya.

"Nggak! Aku belum sarapan tadi, jadi aku pesen bubur aja." Jawab Dhani dengan santai, Icha yang mendapatkan jawaban tersebut hanya mengangguk dan kembali meminum jus miliknya. Sedangkan Leo menggeleng-gelengkan kepalanya pada lelaki itu.

"Gw kira sakit, kan bubur makanan buat orang sakit." Gumam Leo, dan Dhani yang mendengar ucapan tersebut pun menjawab di tengah kegiatan mengunyahnya.

"Tidak juga!"

"Pagi!" Nada dan Predict datang menghampiri ketiganya dan duduk di kursi yang kosong di meja itu, di tangan mereka sudah ada omelet dan makanan lainnya yang mereka pesan. Leo hanya menatap sekilas pada makanan tersebut untuk mengeceknya apakah mereka juga memesan bubur seperti Dhani atau tidak, dan dia kembali meminum jus yang Icha berikan tadi.

"Siang Nad!' Icha menjawab sapaan Nada dengan senyuman jahil di wajahnya. Nada yang mendengar balasan sapa dari Icha pun memanyunkan bibirnya kedepan dan mengucapkan maaf tanpa bersuara pada perempuan itu, membuat Predict yang di sampingnya hanya tertawa kecil.

"Jadi ada apa Leo?" Tanya Nada, kemudian ia memotong omeletnya untuk menyicipi sedikit terlebih dahulu sebelum ia memakannya. Predict yang ada di sebelah Nada pun melirik pada Leo dengan tatapan yang tidak penasaran. Sepetinya perempuan itu sudah mengetahui hal apa yang ingin Leo katakan pada mereka semua.

"Kita tunggu Fatur saja." Jawab Leo, yang memang tidak ingin menjelaskan hal ini berulang kali. Dirinya lebih suka jika hanya menjelaskan satu kali dan semua orang mengerti, dari pada dirinya harus menjelaskan berulang kali agar mereka mengerti.

"Langsung aja!" Fatur yang datang dan duduk di samping Leo itu pun langsung menagih apa yang ingin Leo katakan pada mereka. Nada terdiam saat melihat kedua laki-laki itu sudah berbaikan setelah permasalahan kemarin yang entah apa alasannya.

"Tadi malem, gw sama Lilac kedatangan hantu itu." Jelas Leo, mereka semua mengerenyit. Dhani menghentikan kegiatan makannya dan mendekatkan diri pada Leo ketika ia merasa bahwa dirinya telah salah dengar. Fatur yang memang duduk di samping kanan lelaki itu melirik Leo dengan ujung matanya.

"Gimana-gimana?" Tanya Icha yang duduk di samping kirinya, berbeda dengan Empat orang lainnya. Predict hanya meminum minumannya dengan santai dan menatap ke arah Leo yang menatapinya.

"Ulangi Yo!" Pinta Nada. Leo membuang nafasnya dengan sedikit berat, sebelum akhirnya ia menceritakan detail kejadian yang ia dan Lilac alami semalam. Ia menceritakan bagaimana ia dan Lilac mendengar suara tawa yang sangat kencang dari arah pohon, dan menjelaskan pada mereka semua bahwa Lilac sakit hari ini.

"Jadi, lu curiga kalau Lilac sakit gara-gara kemarin?" Tanya Icha yang menyimpulkan semua cerita Leo. Lelaki itu mengangguk dan menatap pada Predict yang saat ini terdiam di hadapan mereka semua dengan kepala yang sedikit tertunduk.

"Dict!" Panggil Leo, membuat perempuan itu mendongak untuk menatapnya.

"Ini hantu yang sama dengan hantu kemarin kan?" Tanya Leo. Nada, Icha Dhani dan Fatur kini ikut menatap pada perempuan berjaket hitam itu dengan penasaran. Menunggu jawaban dari Predict, apakah sosok itu sama dengan sosok yang mendatangi Nada tempo hari?

Predict terlihat enggan untuk menjawab pertanyaan itu, tetapi ia mengingat dirinya sudah berjanji pada sahabat-sahabatnya itu, bahkan sudah membuat kesepakatan jika hantu itu datang kembali maka mereka semua akan mencari tahu.

"Iya, hantu ini hantu yang sama." Jawab Predict pada akhirnya. Mereka semua terlihat khawatir dengan hal itu, Leo bahkan menyandarkan dirinya pada kursi tempatnya duduk dengan lelah. Mereka semua tediam, tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

"Kamu liat sosoknya gak, Yo?" Tanya Fatur, Leo yang mendapatkan pertanyaan itu segera menggelengkan kepalanya. Karena dia memang tidak melihat apapun saat itu, dan hanya mendengar suara tawa yang keras.

"Tapi… Gak tau kalau Lilac! Soalnya kemarin dia gak mau ngomong apapun dan langsung masuk kamar sama Mama nya." Jawab Leo. Fatur yang bertanya dan mendapatkan jawaban seperti itu pun mengangguk dan kembali memikirkan apa yang mungkin saja terjadi.

"Apa harus kita memastikan, dan bertanya padanya sekarang?" Tanya Predict yang tiba-tiba membuka suara. Mereka semua secara terkejut manatap pada Predict yang kebingungan dengan reaksi sahabat-sahabatnya itu.

"Kenapa?" Tanyanya untuk memastikan apakah ada yang salah dari kalimat yang dia ucapkan ataukah ada yang salah dengan pertanyaannya tersebut.

"Nggak, Dict. Kita kaget aja! Tapi ide kamu bagus juga. Kita langsung aja ke rumah Lilac pulang sekolah hari ini. Sekalian menjenguk?' Usul Dhani. "Gimana guys?" Tanya Dhani, mencari persetujuan yang lainnya. Satu per satu dari mereka mengangguk menyetujuinya dan pada akhirnya mereka sepakat untuk mengunjungi Lilac hari ini. Untuk menjenguk perempuan itu sekaligus memastikan apakah ia melihat sosok hantu tadi malam atau tidak.