webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Adolescente
Classificações insuficientes
268 Chs

Rapat Divisi Kesekian

Haikal memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah orangtua Adri di Baranangsiang, Bogor. Sudah lama keduanya tidak berkunjung kesana, mungkin hampir dua bulan terakhir. Kebetulan ada yang berulang tahun hari ini, sekalian saja dirayakan.

"Waduh waduh, ini nih yang baru balik dari Jepang numpang sakit," ledek Abi, Kakak Adri yang paling duluan muncul di beranda.

"Siapa yang mau juga sakit di negara orang sih Kak?" Bela Adri pada suaminya itu.

Haikal akhirnya turun, menyalami Abi khas sesama laki laki, "Sehat Bi? Nambah lebar aja Lo," ujarnya seperti pada teman sendiri. Maklum, Haikal bahkan lebih tua dan keduanya sepakat untuk tak mengubah kebiasaan sejak kuliah dulu.

"Sehat lah Pak Menteri ..."

"Wakill! Jangan ngeberat beratin beban deh," potong Adri sengit.

"Yee kenapa sih nih bocah? Sensi bener, harusnya seneng tuh suami Lo Gue doain naik jabatan."

"Gak mau tuh, gak mau Kak Haikal nambah sibuk," bantah Adri, membuat Haikal hanya tersenyum mendengarnya.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com