Dengan alasan belajar malam dan mencari udara baru, Dhaiva duduk di kursi beranda asrama. Sebetulnya ada tujuan lain hingga Ia duduk berdiam disana sampai hampir pukul sepuluh malam.
Nalesha, Ia belum pulang, pun tak bisa dihubungi. Berkali kali Dhaiva menghubunginya, namun ponselnya tidak aktif. Padahal sejak pagi usai perdebatan tiba tiba di meja makan itu, Ia berjanji untuk pulang bersama, bahkan pergi ke toko buku sebentar.
Dhaiva menunggunya hampir dua jam, sampai Ia kesal dan pulang sendiri. Tapi kali ini Dhaiva ubah khawatir alih alih marah.
"Va? Masuk gih, udah malem, mau Gue tutup bentar lagi pintunya," ujar Noer yang piket malam itu. Kunci gerbang dan pintu sudah di tangannya.
"Nalesha kan belum pulang, Noer. Jangan dulu dikunci. Biar Gue aja sini yang pegang gapapa," pintanya.
Noer tak langsung memberi, malah Ia memilih ikut duduk di kursi samping Dhaiva, "Gue temenin," singkatnya.
"Repot repot Lo."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com