Ada kalanya rasa sesal tak terlihat, terkubur jauh dengan sebuah perasaan yang lebih menyakitkan, kecewa mungkin pengucapannya sederhana, namun rasa sakitnya luar biasa.
Begitupun Jennie, wanita itu begitu jengah dengan segala bentuk rasa kepedulian yang bahkan sangat terlambat untuk lelaki itu berikan, dia menatap nanar setiap lekuk tempat ini, ah andai saja mereka utuh pasti akan sangat bahagia untuk hanya sekedar tinggal walaupun tidak menetap.
Tidak ada kaca yang retak akan kembali jadi utuh, begitupun perasaan yang sudah menghilang jika kembali juga tidak akan persis sama lagi, hanya harapan yang tak pernah berubah, namun kenyataan akan selalu bertolak belakang dengan itu semua.
"Trus kamu mau apa dari Aku?"
Jennie mulai menetralkan amarahnya, menatap dingin lelaki yang berada di hadapannya, muka memelas itu membuatnya iba, namun sudah saatnya dia lebih memikirkan dirinya sendiri ketimbang orang lain.
"Kasih Aku kesempatan ya sayang" pinta Nobani memohon.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com