Jika Arkan hendak membujuk Liona beda lagi dengan Gio yang sedang dibujuk Ayahnya.
"Kamu dari mana sih? Pulang sekolah baju basah gini," ucap Ayah Gio lembut. Dia khawatir kesehatan putranya akan terganggu karena pulang dengan baju yang basah.
Tapi, Gio justru acuh. Dia melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya. Dia tidak peduli jika nantinya dia sakit.
Kebahagiaan yang dia raih walaupun sesaat itu lebih baik dibandingkan mulut manis Ayahnya.
"Gio! Ayah lagi ngomong sama kamu! Di jawab dong!" tegas Ayah Gio yang kesal karena putranya tidak menjawab pertanyaannya tadi.
"Gak usah sok peduli!" sahut Gio kesal. Untuk apa peduli pada anak yang tidak pernah bisa mencegah kedua orang tuanya bercerai. Untuk apa ada Gio jika dia harus kehilangan ibunya.
Dia bahkan tidak bisa merubah apapun. Dia juga tidak bisa mengusir wanita yang kini berdiri di samping sang Ayah.
"Gio! Kamu mau sampai kapan marah sama Ayah? Kalau kamu lupa, cuma Ayah yang kamu punya!" ungkap Ayah Gio.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com