webnovel

Bab 1

Ray mengarahkan spion depan ke arah wajahnya.Ia lalu merapihkan sedikit rambut dandy nya, tak lupa kacamata hitam ia Tengger kan di hidungnya yang macung lalu turun dari jeep putih kesayangannya.

Langkahnya santai menuju kantin tempat ia biasa nongkrong dengan teman-temannya saat menunggu jam kuliah tiba.

"weeeiiii....Pak Bos datang nih!"Sambut Dodi, teman nongkrongnya.

"Tumben lo dateng cepet!"Sapa Bayu

"Alah paling abis jadi supirnya si Liana"Ledek Gery

Ray pun langsung duduk bergabung bersama teman-temannya.

"Gak lah, gue sama Liana udah putus tau"Jawab Ray santai sambil menyeruput jus milik Dodi

"Hah putus?baru juga sebulan bro"Gery bereaksi kaget, wajahnya sedikit tegang kemudian ia melirik Dodi dan Bayu.

"Sini duit Lo"Tagih Dodi, Gery pun merogoh dompetnya. Memberikan uang dua ratus ribu ke Dodi, Bayu pun tak kalah horornya saat menagih uang ke Gery.Gery langsung menyerahkan uang dua ratus ribu juga kepada Bayu.

"Tekor....tekor dah..!"Keluh Gery.

Ray yang melihat adegan teman-temannya itu merasa heran.

"Lo semua pada kenapa sih?"Tanya Ray

"hehe...kita taruhan bro, hubungan Lo sama Liana kira2 bakal bertahan berapa lama dan Gery kalah karena dia nebak lo sama Liana bakal sampe 2 bulan"Jelas Bayu

"Enak aja ya kalian jadiin gue bahan taruhan"Ray sewot.

"Nyantai Bro, yuk gue traktir lo makan" Hibur Dodi

"lo mau nyogok gue!"Ucap Ray sambil menarik kerah baju Dodi

"Abis lo gonta ganti cewek mulu, udah gitu gak ada yang tahan lama lagi"Keluh Gery

"Heh nyet, gue gonta ganti cewek itu ya karena gue mau cari yang cocok buat gue dan selama ini mantan-mantan gue gak ada yang cocok sama gue"

"Maksud lo cocok apanya?ukuran burung lo sama sangkarnya?"Ledek Dodi.

"Ya itu salah satunya"Jawab Ray, sontak semua pun tertawa termasuk Ray.

"goblok lo"Gery menimpuk kepala Ray dengan buku.

"kenapa?lo mau salah satu mantan-mantan gue?ambil noh bekas gue..."

"Sory ya...mending gue cari yang lain yang masih gres"Jawab Gery.

"Banyak noh yang Gress di counter HP"Sela Bayu.Mereka pun tertawa lagi.

Tawa Ray memudar, saat ia melihat sosok wanita cantik memasuki kantin. Wanita dengan rambut ikal panjang itu mengenakan jeans panjang dipadu dengan kemeja lengan panjang bercorak kotak2 putih dan biru.Ia mengenakan ransel dipunggungnya dan beberapa buku di tangannya.

"Kayaknya buaya bakal dapet mangsa baru nih"Ucap Bayu lirih

"Perlu taruhan lagi gak?"Bisik Dodi, Namun Ray tampak tak memperdulikan ucapan teman-temannya.Matanya terus memperhatikan sosok wanita tersebut yang sedang membeli minuman dan langsung pergi setelah membayarnya.

Rey segera bangkit dari duduknya dan hendak mengikuti cewek tadi.

"Ray, gak salah lo mau langsung buntutin tuh cewek?"Tanya Galih, Ray hanya memandang Galih dan teman-temannya bergantian namun kemudian pergi menyusul cewek tadi tanpa mengatakan apa-apa.Membuat teman-temannya geleng-geleng tak mengerti.

"Ajib tuh si Ray, liat yang bening dikit langsung dikejar"Ucap Galih.

"Oke, jadi mau taruhan berapa nih sekarang?"Tanya Dodi

"Ntar deh kita kan belum tau si Ray serius apa gak deketin tuh cewek"Ucap Bayu

Disisi lain Ray masih perlahan membuntuti langkah cewek tadi hingga Ray melihat cewek itu memasuki perpustakaan.Ray ikut masuk tidak lama setelah si cewek masuk.Ray menjelajah tiap ruang yang dibatasi lemari buku untuk mencari keberadaannya, hingga akhirnya Ray mendapati cewek itu berada sudut ruangan tengah mencari-cari buku.Perlahan Ray mendekatinya, sepertinya si Cewek belum sadar akan kehadiran Ray.Ray memberanikan diri menyentuh pundak si cewek dari belakang, membuat si Cewek yang sedang fokus mencari buku tampak kaget dan berbalik. Lebih terkejut lagi saat si cewek melihat siapa sosok yang ada di hadapannya sekarang.

"a...apa kabar?"Sapa Rey terbata

####

Cuaca yang panas tak terasa saat hembusan angin bertiup menyapu wajah dan rambut Fay.Apalagi di ketinggian lantai 5, membuat angin leluasa menyapu apapun tanpa penghalang. Dibelakangnya ada Ray yang sedari tadi berdiri terpaku tanpa sepatah katapun.

Ya, kini keduanya berada di roof top gedung kampus. Ray yang mengajaknya kesini karena keduanya butuh tempat yang sepi untuk berbicara. Namun hampir 15 menit berlalu keduanya masih saling diam tanpa kata.

"aku buru-buru, lebih baik aku pulang saja"ucap Fay lalu beranjak pergi namun Ray segera menarik tangan Fay.

"Apa memang sudah menjadi bakat mu selalu pergi dariku?"Sindir Ray, Fay langsung menepis tangan Ray.

"Apa maksudmu?"Tanya Fay

"kenapa kau pergi tanpa memberitahuku Fay?"

"Untuk apa?kau bukan siapa-siapa ku lagi"Jawab Fay sinis.Ray tampak memandang Fay meminta penjelasan.

"waktu itu kita sudah putus Ray!"

"Belum ada kata putus Fay, dan ingat sesuai perjanjian kita?kita tak akan pernah putus sampai aku yang mengatakannya"

"kecuali kalau diantara kita ada yang selingkuh.."Sela Fay

"Aku gak selingkuh, kamu hanya salah faham sama aku"Jelas Ray meyakinkan

"Sudahlah Ray, itu sudah 4th berlalu!aku gak mau lagi membahasnya"Fay pun ingin pergi namun kembali dihalangi Ray.

"Itulah Fay, kenapa sampai saat ini kamu masih salah faham sama aku!karena kamu gak pernah mau dengerin penjelasanku"

Fay tampak diam, ia benar-benar tak ingin membahas masa lalunya bersama Ray.Buat apa juga dibahas sekarang, toh percuma saja karena ia sudah mempunyai jalan hidup nya sendiri.

"Baiklah kalau kamu gak mau membahasnya, mungkin suatu saat kamu akan tau sendiri kebenarannya seperti apa"Suara Ray melemah, ia membuang nafas kasar mencoba berdamai dengan keadaan.

"Boleh aku antar kamu pulang?"Tawar Ray, Fay tampak menggeleng.

"Aku bisa pulang sendiri"Tolak Fay

"Please....aku masih pengen ngobrol banyak sama kamu"Mohon Ray.Fay pun tampak menimbang kemudian mengangguk pelan.

####

Fay sudah berada didalam jeep putih milik Ray, sekilas ia melirik Ray yang sedang sibuk mengemudi. Dari tadi semenjak keluar dari kampus tak ada obrolan sama sekali.Suasana menjadi hening.

"Di depan belok kanan"Ucap Fay, Ray pun seperti tersadar dari lamunan. Ia menoleh ke arah Fay dan tersenyum.

"Oya, sejak kapan kamu kuliah disitu?sebelumnya aku gak pernah liat kamu?"Tanya Ray

"Aku baru masuk 2 tahun lalu dan ambil kuliah di jam malam"Jawab Fay,

"kenapa jam malam?"Tanya Ray.

"Dari pagi sampai sore aku kerja, dan kebetulan hari ini aku lagi off makanya aku sempetin ke kampus untuk untuk pinjam buku di perpustakaan"

Ray tampak mengangguk mengerti.

"Kamu kerja dimana?"Tanya Ray lagi

"di Cafe Horrison"

"Dari dulu kamu gak berubah, pekerja keras tapi selalu mengutamakan pendidikan"Puji Ray, Fay hanya tersenyum kecut. Ia memang harus bekerja keras untuk membiayai dirinya dan Bunda tercinta.Bahkan untuk melanjutkan kuliahpun ia harus menunggu tabungannya terkumpul.

"Fay..."Panggil Ray, Fay pun menoleh

"Selama ini kamu baik-baik aja kan?"Tanya Ray, Fay sempat terkejut karena Ray pasti tau apa yang terjadi pada hidupnya, karena selama ini yang paling mengerti dirinya hanya Ray

"aku baik-baik aja, seperti yang kamu lihat!"Jawab Fay sambil menatap kedepan.

"Boleh aku mampir, bertemu Bunda Mira?"Tanya Ray lagi, Fay menoleh dan menatap Ray. Kemudian Fay mengangguk.

####

Jeep putih tampak terparkir di halaman rumah yang sederhana namun tampak begitu asri dan bersih.

Ray mengikuti langkah Fay memasuki rumah bernuansa warna biru tersebut.

"Assalamualaikum" Ucap Fay pelan, ia mendapati sang Bunda tengah duduk di depan TV dengan buku bacaan ditangannya.

Ray tampak terkejut melihat Bunda Mira yang sepertinya tampak sedang sakit tersebut.Wajahnya pucat dan tampak lebih tua dari usianya.Namun gurat kecantikan masih terlihat di wajahnya.

"Bunda..."Panggil Ray pelan, Bunda Mira tampak menajamkan matanya dan mengingat memori otaknya.

"Astaga Ray, itu kamu nak?"Bunda sampai berdiri menyambut kedatangan Ray. Ray langsung memeluknya.

"Gimana keadaan kamu?kamu udah makan belum?Kebetulan Bunda hari ini masak sop ayam loh, kamu masih suka sop ayam kan?"Bunda Mira tampak bersemangat.Ray pun hanya tersenyum dan mengangguk.

"Iya Bunda, aku masih suka makan sop ayam.Apalagi sop ayam bikinan Bunda"

"Ayo ke meja makan, Fay ayo siapin makan siang sekarang!"Fay pun tersenyum dan mengangguk, ia tampak senang melihat sang Bunda begitu antusias. Ketiganya berjalan menuju meja makan.Fay mendahului masuk dapur untuk mengambil piring dan sendok, sedangkan Bunda Mira dan Ray langsung duduk berdampingan di meja makan.Bunda Mira seperti menemukan anaknya yang hilang, maklum dulu Ray sudah dianggap anak oleh Bunda Mira.Ray dan Fay bersahabat sejak mereka kecil, karena kesibukan kedua orangtua Ray, Ray pun lebih sering menghabiskan. waktu di rumah Fay dan Bunda Mira menganggapnya anak.Terlebih saat Ray dan Fay akhirnya pacaran ketika mereka duduk di bangku SMA, hubungan Bunda Mira dan Ray semakin dekat, Karena Ray sudah menganggap Bunda Mira orangtuanya sendiri.

Ketiganya pun makan siang sambil ngobrol santai, kadang2 diselingi oleh canda dan tawa.Fay yang duduk berhadapan dengan Ray tampak tersenyum melihat bagaimana sang Bunda begitu semangat ngobrol dengan Ray.Tapi memang dari dulu mereka berdua selalu seperti itu jika bersama.Fay seperti dilupakan.Tapi Fay tak pernah iri, ia justru bahagia melihat sang Bunda dekat dengan pacarnya.

Tiba-tiba hati Fay menghangat saat ia mengingat kebersamaannya dengan Ray.Perasaan yang sudah lama tak ia rasakan.

"

Próximo capítulo