webnovel

Bab 1

Hari ini adalah hari pertama masuk SMA, hari pertama adalah pengenalan diri dan alamat rumah.

"Halo semuanya, nama saya Raka Randika, dan alamat saya Candiroto, semoga kita bisa berteman baik, terima kasih."

Itu adalah perkenalan pertama di kelas Raka, lalu dilanjutkan dengan yang lainnya.

karena ini pertama kali masuk sekolah baru, semua siswa kelas 10, belum belajar dan masih saling mengenal.

Kemudian perkenalan dari anggota senior OSIS, dilanjutkan dengan pengumuman acara MOS. itu saja, di hari pertama sekolah, setelah itu langsung pulang.

"Bagaimana hari pertamamu di sekolah barumu, dik?"

Sesampainya di rumah, Raka langsung ditanya oleh kakaknya, nama kakak Raka adalah Bima Randika.

"Biasa aja kak, baru memperkenalkan diri," jawab Raka.

"Eh iya kok Bima sendiri pulang jam segini?" lanjut Raka bertanya pada kakaknya. raka sedikit bingung karena tidak biasanya Bima pulang jam 10 pagi.

"Oh iya,.. duduk disini dulu mas, aku mau bicara sama kamu!"

jawab bima sambil mengingat sesuatu, setelah itu keduanya pergi, dan duduk saling berhadapan di ruang tamu.

"Begini, ayahku sudah berangkat ke Amerika bersama ibuku untuk bekerja di sana, dan rencananya kau juga akan pergi bersama mereka untuk bekerja di sana,"

Astaga!

Raku terkejut.

sebenarnya ini yang dia takutkan selama ini, setengah tahun lalu ayah dan ibunya berpamitan ke Amerika untuk bekerja disana. Karena menurut mereka, gaji di sana jauh lebih besar daripada di sini.

Dulu, mereka sebenarnya adalah keluarga yang cukup kaya di daerah ini.

namun sekitar setahun yang lalu, usaha mereka gagal dan akhirnya menyisakan banyak hutang di bank.

Maka pada akhirnya ayah dan ibu Raka memutuskan untuk bekerja dan mencari uang di luar negeri. Ini juga dilakukan untuk melunasi hutang mereka yang besar.

kembali ke masa kini.

"Mengapa kamu tidak datang ke Amerika, lalu dengan siapa aku di sini?"

Bukan masalah Raka takut sendirian di rumah. Hanya saja, selama ini kakaknya yang selalu membantunya, saat Raka kesulitan tentunya. Itu pun setelah ayah ibunya pergi ke luar negeri.

"Ya gimana dong mas, ini juga untuk keluarga kita, dan yang paling penting setelah ini kamu bisa melanjutkan kuliah dengan baik.ngomong-ngomong, kamu ingat kan yang aku bilang, bro lanjutkan sekolahmu dan semangat terus, kalau kamu kuliah masuk jurusan bisnis, biar suatu saat kamu paham cara berbisnis yang benar hehe,"

Sebenarnya Raka sedikit bingung dengan perkataan kakaknya. tapi dia masih mencoba untuk mengerti.

juga, meski sedih ditinggal kakaknya, dia tetap tersenyum sebelum menjawab, "tentu saja pak, adikmu akan berusaha untuk membuat keluarga kita kembali seperti dulu dan mungkin lebih sukses dari sebelumnya. ," jawab Raka dengan semangat.

"Hahaha, iya, iya, kamu adiknya, iya, tapi kamu selalu bangga sama kamu," kata Bima terhenti saat ia berdiri dan duduk di samping Raka, dan membelai rambut adiknya.

"Ya, ganti baju dulu!" tambah Bima mengusir Raka.

menerima perintah dari Bima, Raka langsung mengangguk setuju, sebelum langsung masuk ke kamarnya dan berganti pakaian.

Seminggu kemudian Raka benar-benar ditinggal kakaknya. Sekarang Raka, benar-benar di rumah sendirian.

rasanya sangat sepi di rumah ini, karena tidak ada yang bisa diajak bicara.

'Eh, kenapa nggak aku ajak Deni tinggal di sini saja daripada dia tinggal di asrama,' pikir Raka dalam hati.

setelah itu, dia langsung menghubungi Deni, untuk tinggal di rumah dan menemaninya ke sini.

deni sangat terkejut, tapi juga sangat senang, setelah Raka menghubungi dan mengajaknya menginap di rumah Raka.

Setelah mendapatkan penjelasan dan menerima alamat rumah Raka. Deni langsung berkemas membawa semua pakaiannya yang ada di asrama ke rumah Raka.

Tak lama kemudian, Deni datang dengan mengendarai motor beat. Tak lupa semua barang juga dibawa.

Deni sedikit terkejut saat sampai di rumah Raka. karena ternyata rumah Raka terlihat sangat besar dan terlihat sangat mewah seperti villa yang sangat mewah. di depan rumah juga terdapat pekarangan yang sangat luas. Ada juga garasi yang lumayan luas, terlihat juga mobil Honda Brio.

deni merasa bingung sendiri, karena tidak menyangka itu adalah Raka Randika. Yang selalu jalan kaki ke sekolah bisa punya rumah semewah ini.

Tot.....

tot.....

Tot.....

Deni memencet bel di dekat pintu masuk rumah.

Tak lama kemudian, Deni memencet bel.

Tiba-tiba, pintu rumah dibuka. Tentu saja yang membukanya adalah Raka sendiri.

"Ayo masuk, Den! buat sendiri di rumah," kata Raka langsung usai bertemu Deni.

"Iya Raka," jawab Deni dengan anggukan, sebelum masuk ke rumah mewah Raka.

Begitu masuk, Deni benar-benar kaget dengan kondisi rumahnya yang memang sangat besar dan mewah.

"Oh iya mau pakai kamar yang mana, silahkan pilih sendiri," kata Raka sambil memberikan pilihan kepada Deni.

Hal itu dilakukan Raka, setelah keduanya masuk dan duduk di sofa ruang depan.

"Raka, bagaimana kalau aku satu kamar denganmu saja, lagipula di rumah sebesar ini, aku bingung memilih kamar," jawab Deni masih terkagum-kagum dengan rumah mewah Raka.

"Ya… gitu deh, terserah kamu juga. Kalau mau makan atau minum ya ambil sendiri aja, jangan manja ya? ha ha,"

Kata Raka sambil tertawa.

"Baik panglima, lagipula saya hanya penumpang disini, dan bukan majikan," jawab Deni sambil menunjukkan giginya.

Setelah itu, keduanya melanjutkan obrolan ringan di antara mereka berdua. Keduanya juga bercanda dan tertawa bersama.

saya tidak merasakan sakitnya tiba, dan dilanjutkan dengan malam hari. Setelah lama berbincang dan bercanda dengan Raka. Deni kemudian diajak oleh Raka untuk masuk ke kamar mereka.

Setelah sampai di kamar, Deni langsung memasukkan semua barangnya ke dalam lemari yang ditunjukkan Raka.

setelah barang dimasukkan ke dalam lemari. Keduanya melanjutkan makan malam sebelum belajar bersama, lalu melanjutkan tidur bersama.

Keesokan paginya mereka mandi, berganti pakaian dan langsung berangkat ke sekolah.

"Eh, Raka.. kita ke sekolah aja naik mobil, nanti pasti banyak cewek yang gak kedip ke kita, hahaha," kata Deni, dan tertawa membayangkan banyak cewek. datang ke pelukannya.

mendengar kata-kata Deni, Raka menjawab sambil tersenyum sebelum menjawab "Nggak usah Den, malu juga sih, soalnya rumah kita deket banget sama sekolah, eh iya.. jangan bilang siapa-siapa ya, kalau aku punya mobil di rumah, saya tidak mau hanya, jika nanti ada teman yang tidak tulus,

"Itu kamu aja Den, aku enggak, hahaha," jawab Raka sebelum tertawa.

Setelah itu keduanya jalan kaki ke sekolah bersama, kebiasaan Raka yang tidak sarapan membuat Deni juga melewatkan sarapan.

hari ini dan besoknya sudah biasa, mereka sibuk belajar dan belajar. tanpa kejadian aneh.

Deni suka nongkrong dulu sepulang sekolah. Dia juga sering menggoda wanita muda di luar sana, dan itu sering membuatnya pulang larut malam.

tapi Raka juga tidak terlalu peduli dengan urusan Deni. dia juga tidak mengikuti apa yang dilakukan Deni di luar sana.

***

Tak terasa, baru 3 bulan Raka menimba ilmu di sebuah SMA di kotanya.

Sore itu, sekitar pukul 12.45 WIB, sebuah mobil mewah masuk dan berhenti di depan kantor kepala sekolah. setelah itu, keluarlah seorang pria paruh baya berjas hitam yang terlihat sangat mewah.

Orang itu bersama seorang wanita muda, sekitar 16 tahun.

kedua orang ini terlihat asing, karena keduanya berkulit putih dan bersih, seperti bukan orang Indonesia.

Ketuk Ketuk

pria itu, mengetuk pintu sebelum berbicara,

"Permisi,"

"Ya," jawab kepala sekolah

sebelum segera berdiri, setelah mendengar seseorang berkata dan mengetuk pintu kamar tidurnya.setelah itu, kepala sekolah melihat ke dua orang yang masih berdiri di depan pintu kantornya. kepala sekolah, melihat ke atas dan ke bawah pada mereka berdua, sebelum berkata, "Silakan, silakan masuk dan duduk, Pak!!" Sapa kepala sekolah sambil tersenyum pada mereka berdua.

"Ya, terima kasih," jawab pria tadi, sebelum masuk ke ruang kepala sekolah.

setelah itu, mereka bertiga duduk saling berhadapan, sebelum membicarakan hal-hal selanjutnya.

Ternyata wanita dan keluarganya baru saja kembali ke negeri ini. setelah sekian lama, mereka berada di Jepang, dan rencananya mereka akan kembali menetap di Indonesia.

***

keesokan paginya, sepulang sekolah dan sebelum guru datang. Siswa SMA dan siswa SMA di kelas Raka, semuanya sangat berisik dan sedikit berisik.

tentu saja, semua orang bercanda dan berbicara dengan teman masing-masing.

ketika semuanya masih riuh, tiba-tiba terdengar suara seorang wanita menyapa semua orang, "Halo teman-teman semua, selamat pagi,"

"Iya, selamat pagi..," jawab mereka sebagian.

Tapi yang lain hanya menatap kagum. karena saat ini ada seorang wanita cantik berdiri di depan mereka. tentu saja ini terjadi, setelah semua orang mengalihkan pandangan ke sumber suara.

Wanita tersebut memiliki kulit yang putih bersih, mulus, badan yang seksi, siapapun yang melihatnya pasti akan terkagum-kagum.

Saat ini, banyak anak laki-laki di kelas yang mengedipkan mata pada wanita di depan mereka, termasuk Deni.

Bahkan, banyak juga wanita yang menatap dengan rasa iri sekaligus penasaran. karena sebagian dari mereka masih belum mengetahui tentang siswa baru yang pindah ke sekolahnya. dan akan dimasukkan ke dalam kelas mereka juga.

"Oh jadi kamu? Murid baru yang diberitahukan di kelompok kelas kita?" tanya Deni langsung, sebelum yang lain bertanya. dia benar-benar tidak bisa setidaknya, ketika dia melihat, seorang wanita cantik menganggur.

"Um, mungkin iya, hehe" jawab wanita itu sambil tersenyum.

"Perkenalkan semuanya, namaku Angelica Jonson, kalian bisa memanggilku Angelica, atau kalian bisa memanggilku Angel saja..." tambah Angel sambil tetap tersenyum.

"Oh Angel ya, Angel disini! Kamu duduk saja di sebelahku, disini ada kursi kosong!!" kata Deni lagi sambil menawarkan sambil mengedipkan mata.

Yang jelas saat ini Deni sangat menginginkan Angelica.

Dengan mengajaknya duduk bersama, itu sudah menunjukkan keserakahannya.

Deni seolah tidak ingin membiarkan kesempatan langka seperti ini hilang begitu saja.

angelica sendiri baru saja memamerkan giginya. Ia masih bingung harus menjawab apa. Toh nggak enak juga, kalau di hari pertama sekolah. Dia segera duduk dengan seorang anak laki-laki.

tidak terputus-putus, saat Angelica masih berdiri. tiba-tiba seorang guru datang ke kelas, gurunya orang indonesia. Dan dia juga wanita yang sangat muda dan cantik. Karena memang baru lulus S1 dan masih melanjutkan S2 kuliahnya.

"Selamat pagi murid-murid?" guru masuk dan langsung menyapa semua siswa.

"Pagi Bu.." jawab para siswa hampir serempak.

"Oh, kamu pasti murid baru yang diceritakan kepala sekolah kepadaku, kan?" tanya guru setelah melihat Angelica masih berdiri.

"Iya bu" jawab Angelica dengan anggukan.

"Panggil saja aku Bu Saras, oh iya kamu tidak bisa duduk kan?, ummm... kamu bisa duduk di sebelah Susi kan, dia masih duduk sendirian!!" lanjut sang guru, sambil tersenyum juga menunjuk ke arah Susi.

"Ah mba Saras mending Angelica duduk aja di sebelah saya bu hehe" kata Deni sambil memperlihatkan giginya.

"Hus kamu diam saja!" kata Bu Saras menanggapi Deni, sebelum kembali menatap Angelica, "Kamu duduk di sebelah Susi saja!!" tanya Laras pada Malaikat.

"Iya bu.." jawab Angel sambil tersenyum, sebelum langsung berjalan dan duduk di samping Susi.

"Perkenalkan nama saya Susi," sapa Susi dengan ramah, setelah Angel duduk di sebelahnya.

"Iya, Angelica..." jawab Angelica dengan ramah juga.

Setelah itu, keduanya berjabat tangan dan mengobrol sebentar. Setelah itu, keduanya langsung masuk ke pelajaran.

saat istirahat pertama, setelah guru meninggalkan kelas. Banyak siswa yang langsung pergi ke kantin untuk makan, atau sekedar membeli makanan ringan.

tapi Susi dan Angel masih duduk berdua di kelas, mungkin karena belum lapar.

susi dan Angel juga mulai terbuka satu sama lain dan mulai membicarakan alamat rumah, hobi dan sebagainya.

Untuk Raka sendiri, dia pergi ke kantin untuk mencari makan. karena memang setiap pagi, dia hampir tidak pernah sarapan.

deni yang awalnya merasa lapar dan berencana pergi ke kantin bersama Raka langsung mengurungkan niatnya.

Mungkin karena saat ini, seorang siswa baru yang sangat cantik dan menawan di kelasnya. dan akhirnya Deni tetap tinggal di kelas menemani Susi dan Angel.

sangat berbeda dengan Raka yang cukup cuek dengan urusan wanita. Karena memang dari kecil sampai sekarang, yang dia tahu hanya belajar dan belajar. Sangat berbeda dengan Deni yang suka kembali ke perempuan.

"Halo malaikat??" kata Deni saat menghampiri dan mengambil kursi untuk duduk di dekat mereka berdua.

"Hanya Angel siapa siapa?" Susi berkata dengan cemberut, bisa dimaklumi, karena sebenarnya dia suka Deni, tapi dia selalu diabaikan.

Melihat cowok idamannya hanya menyapa cewek lain, tentu membuat hati Susi getir.

"Ah, kamu ... kamu sudah saling kenal sejak lama." jawab deni sambil menatap Susi sebentar, sebelum kembali menatap Angel yang hanya tersenyum dan mengangguk padanya.

"Eh, kamu bilang kamu dari Jepang, tapi kok kamu langsung bisa bahasa Indonesia?" tanya Deni penasaran, juga sebagai rasa hormat.

"Jadi ini dia..." Angeluca mulai bercerita.

ternyata Angelica pergi ke Jepang, waktu dia masih kelas 5 SD, itu semua karena orang tuanya sedang menjalankan bisnis di Jepang.

Namun setelah sukses berbisnis di sana, akhirnya mereka kembali ke Indonesia.

namun, masih ada bawahan yang menjalankan dan mengembangkan bisnis keluarga Jonson.

Karena Angelica lahir di Indonesia, bisa dipastikan Angelica bisa berbahasa Indonesia dengan sangat baik.

setelah mereka berbincang dan bercerita panjang lebar, Deni merasa minder.

ternyata wanita cantik ini berasal dari keluarga yang sangat kaya. Jadi, tidak mungkin orang sekelas Deni, bisa mendekati Angelica yang kaya raya tentunya.

Setelah mengobrol sebentar, tiba-tiba seseorang menepuk pundak Deni.

"Woy, kamu tidak lapar kan? kita sama sekali tidak sarapan kan?" suara yang sangat familiar itu langsung bertanya pada Deni.

Deni langsung mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. dan ternyata yang tadi bicara, memang Raka Randika.

Raka sebenarnya pria yang sangat tampan, hanya saja dia cukup cuek dengan hal-hal yang berhubungan dengan wanita. Ini terjadi setelah keluarganya bangkrut, dan orang tuanya telah meninggalkannya.

setelah kejadian itu, Raka memutuskan untuk belajar saja dan tidak terlalu mempedulikan hal lain.

jadi akhir-akhir ini, dia sangat jarang dekat dengan seorang gadis.

Padahal, banyak cewek di kelas Raka yang sangat mendambakannya.

"Oh kamu, namamu Angel ya?" tambah Raka bertanya, saat ia juga menatap Angel.

Raka pun bertanya dengan ramah kepada Angelica.

Melihat pemandangan di hadapannya, Deni menyikut sikut Raka yang masih berdiri.

Sepertinya Deni sedang mengingatkan bahwa Angelica bukanlah wanita yang mudah didekati.

Tapi Raka tetap cuek dan tidak terlalu peduli dengan kode Deni. karena memang dia tidak ada niat sama sekali untuk mendekati Angelica.

Angelica sendiri, hanya mengangguk dan tersenyum pada Raka. Sebenarnya dia sudah memperhatikan Raka dengan seksama, saat pertama kali masuk kelas.

Angelica melakukan itu, karena dia hanya penasaran dengan Raka.

di antara semua orang yang memandangnya dengan kagum, hanya Raka yang terlihat keren dan normal baginya.

"Hai, Raka…" sapa Susi sambil melambaikan tangannya ke arah Raka. Sebenarnya Susi sendiri juga penasaran dengan Raka yang selalu cuek dengan setiap cewek.

"Iya Sus.." sambil tersenyum ke arah Susi, Raka menjawab dan mengangguk.

"Eh, iya, um, ini hari pertamaku di sekolah, dan aku akan berkenalan dengan teman-teman semua, bagaimana kalau nanti, sepulang sekolah, aku akan mentraktir kalian semua makan. Sepertinya aku masih ingat CEKER LOMBOK IJO restoran di Parakan?" Ucap Angelica sambil menawarkan kepada semua temannya yang sudah masuk kelas.

"Apa? kamu serius Ngel?" tanya seorang teman di kelasnya, menanggapi perkataan Angelica barusan.

"Ya tentu saja aku serius aku serius..." jawab Angelica meyakinkan.

"Aku ikut ya Ngel!!"

"Aku juga hah.."

"Aku datang, Ngel,"

semua teman sekelas menjadi ramai, ketika mereka saling menjawab sebagai tanggapan atas ajakan Angelica. Semua orang, sekarang juga mendekati Angelica. Tentu semua orang ingin ditraktir makan dan berteman dengan Angelica.

Saat itu terjadi hanya Raka yang menjauh, dan kembali ke tempat duduknya.

"Oke, kalian semua bisa ikut," jawab Angelica sambil tersenyum. tapi dia juga merasa penasaran, setelah melihat Raka menjauh darinya.

"Kamu ikut juga, Raka?" tanya Angelica pada Raka.

"Raka nggak mungkin ikut Ngel, lagi pula dia pengen banget makan bareng," jawab Deni menjawab pertanyaan Angelica.

setelah menjawab, Deni pun menunjukkan giginya.

Raka sendiri hanya bisa tersenyum dan mengangguk saja.

Setelah itu ia mengambil buku itu dan membacanya.

Bel masuk kelas berbunyi, setelah itu semua siswa kembali ke tempat duduknya masing-masing.

***

tanpa terasa, siang pun tiba dan bel tanda pelajaran selesai berbunyi. setelah itu, semua siswa dan siswi berhamburan keluar kelas.

Sesampainya di depan sekolah, semua teman sekelas Angelica kaget setengah mati. karena saat ini sudah ada sekitar 8 mobil sport pajero yang menunggunya.

Sepertinya Angelica sudah menyiapkannya. untuk membawa teman-temannya ke restoran.

Melihat hal ini, banyak pandangan iri dari siswa dan siswi dari kelas lain.

mereka merasakan ini, karena bukan kelas mereka, ada siswa yang kaya.

dia tidak terlalu peduli dengan pandangan iri dari siswa lain di kelas. Semua teman sekelas Angelica, langsung saja masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan.

Próximo capítulo