webnovel

Lumi

"Aku bodoh, aku bodoh. Kenapa aku harus menghentikan pukulan Argant? Kenapa aku harus ikut campur urusan mereka? Aku hanya membuat Argant semakin menderita. Aku ingin meminta maaf padanya. Aku ingin membantunya. Aku ingin pergi ke Voiderlin juga." ucapku sambil memukul-mukul bantal.

Tiba-tiba ada suara yang terdengar ditelinga ku. "Sebegitu inginnya dirimu untuk menemui nya?" 

Aku tersentak kaget dan panik. "M-mimic? Tapi ini kan di kota..."

Suara itu tertawa, tapi suaranya terdengar begitu hangat dan menenangkan hatiku. "Kau ingin menemuinya bukan? Kau ingin pergi ke Voiderlin dan membantu atau meminta maaf kepadanya bukan?"

"Kikkk... Kenapa kau bisa tau...? Aaaaa, apa kau mendengarnya?"

Suara itu tertawa lagi, tapi suaranya semakin terdengar bukan seperti suara makhluk di dunia ini. Nada suaranya terdengar begitu lembut dan membuat hatiku tentram. "Aku bisa mendengar segala sesuatu yang ada di hatimu, Rain. Aku bisa merasakan segala perasaanmu dan aku tertarik padamu."

Aku tidak bisa percaya apa yang kudengar. Apakah ini mimpi? Apakah ini lelucon? Apakah ini jebakan? Aku tidak tahu harus berkata apa.

Tiba-tiba ada jubah putih dan seekor makhluk kecil berbentuk seperti naga tapi ukurannya setelapak tangan muncul di depanku. Makhluk itu berwarna putih dengan sisik yang berkilau seperti permata. Makhluk itu menatapku dengan mata yang penuh kelembutan dan kebijaksanaan.

Suara itu memberitahu, "Anggap saja ini sebagai hadiah karena membuatku tertawa dan bantuan didalam Voiderlin yang gelap. Jubah putih ini akan melindungimu dari bahaya dan makhluk kecil ini akan menjadi teman dan penuntunmu di sana. Namanya adalah Lumi, dia adalah naga cahaya yang akan membantumu menerangi didalam Voiderlin."

Aku masih tercengang dan tidak bisa mengeluarkan suara. Apa yang sedang terjadi?

Suara itu bilang lagi, "Jika kau benar-benar ingin pergi ke Voiderlin, maka ikuti saja portal ini. Portal ini akan membawamu ke gerbang masuk Voiderlin, tempat dimana Argant berada."

Aku menatap portal yang terbentuk di depanku. Portal itu berwarna hitam pekat dengan kilatan biru di pinggirnya. Aku bisa merasakan aura dingin dan gelap yang keluar dari portal itu. Aku merinding dan takut.

Tapi aku juga merasakan dorongan kuat untuk masuk ke portal itu. Aku ingin bertemu Argant lagi. Aku ingin meminta maaf padanya. Aku ingin membantunya.

Aku memakai jubah itu dan menggendong Lumi. Sebelum memasuki portal itu, aku menanyakan sesuatu pada suara itu. "Kenapa kau begitu membantuku?"

Suara itu tertawa kecil dan perlahan menghilang. "Ntahlah..."

Aku mengambil nafas dalam-dalam, dan mengucapkan terimakasih. "Apapun itu, terimakasih sudah membantuku, suara yang misterius..." Lalu masuk ke dalam portal.

Aku merasakan sensasi terjatuh dari ketinggian yang sangat-sangat jauh. Aku mendengar suara-suara yang aneh. Aku juga melihat cahaya-cahaya yang berkedip.

"Ini menakutkan..." Ucapku.

Lumi memelukku dengan tubuh kecilnya, pelukannya terasa begitu tentram dan hangat. Beberapa saat kemudian, getaran-getaran dan suara-suara yang aneh telah berhenti. Lalu perlahan cahaya yang berkedip itu mulai membesar, sampai-sampai menutupi seluruh penglihatan ku dengan cahaya putih.

Beberapa saat kemudian, cahaya itu menghilang. Aku melihat sebuah pintu yang sangat besar. Aku juga merasakan angin yang berhembus dengan kencang.

Sebelum ke pintu itu, aku menuju ke arah berbalik ke belakang. "Ah... Jadi ini berada diatas gunung..." Ucapku yang melihat di pinggiran.

"Tapi gunung apa ya? Sampai-sampai dasar dari daratan saja tidak terlihat." Ucapku.

Lalu aku berjalan kembali ke pintu besar itu. "Bagaimana caranya untuk membuka pintu sebesar ini?"

Aku mencoba mendorong pintu itu, tapi tidak bergeming. "Yaa, ga mungkin juga bakal kedorong sih."

Aku melihat kearah Lumi. "Hmm, Lumi, apa kamu bisa perbesar tubuhmu?"

Lumi menatapku dengan mata yang bersinar. "Tentu saja aku bisa, Rain. Aku adalah naga, aku bisa mengubah ukuran tubuhku sesuka hati."

Lumi mengubah ukuran tubuhnya, memperlihatkan diri sebagai naga yang lebih besar. "Dengan ukuran seperti ini, pintu ini seharusnya bukan masalah," kata Lumi dengan suara lembut.

Dengan penuh keyakinan, Lumi melangkah mendekati pintu besar itu. Dengan lembut, dia menyentuh permukaan pintu menggunakan cakarnya yang bersinar. Pintu itu mulai terbuka perlahan, memberikan jalan untuk masuk.

Aku memandangi ke dalam, melihat lorong-lorong gelap yang terhampar di hadapanku. Meskipun rasa takut masih menyelimuti pikiranku, keinginan untuk menemui Argant membuatku lebih kuat.

Bersama Lumi, aku memasuki Voiderlin, dunia yang gelap dan misterius. Cahaya yang dipancarkan oleh Lumi membantu menerangi lorong-lorong yang penuh dengan bayangan aneh. Aku bisa merasakan getaran energi yang tidak biasa di sekelilingku.