webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realista
Classificações insuficientes
312 Chs

Usaha

"Ibuk kangen abah?" tanya Aksara. Pemuda itu tengah duduk di rajang kamar ibuk. Duduk di hadapan sang empunya yang tengah memeluk potret abah. Ibuk tersenyum getir lalu mengangguk. Bohong jika ibuk tidak merindukan abah. Bohong jika ibuk baik baik saja. Bayang bayang kepergian abah masih jelas terasa. Bagaimana bisa ibuk lupa? Sosok abah masih membekas di hsti ibuk. Abah adalah sosok yang baik. Namun jika ingatan tentang abah kembali melintas kenapa rasanya sakit sekali? Kenapa rasanya tak rela terus melingkupi dada. Kenapa rasanya... Perih.. Sakit... Dan rindu. Rindu sekali. Sudah berbulan bulan namun rasanya.. Masih sulit untuk sekadar mengikhlaskan sosok abah pergi.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com