webnovel

Cinta Monyet Rifki

Pagi hari telah tiba, burung burung bernyanyi dengan gembira menyambut mentari pagi yang indah, begitu juga dengan pepohonan disekitar perkampungan mengikuti terpaan angin yang menerpanya dan ikut menyambut datangnya pagi.

Angin yang berhembus dari arah timur ke selatan, terasa dingin segar yang semua mahluk disekitar pemukiman rasakan.

Di desa perbatasan garut cianjur, yang terkenal dengan garut selatan, tak ada kata lain selain indahnya halaman ku, indahnya desa ku, ucap penulis sembari minum kopi.

Waktu menujukan pukul 7.30 sinar mentari pagi beranjak naik menyinari perkampungan dan semakin tampak keindahan surga dunia ini, dan seketika keindahan suasana tak lagi indah.

Nampak seperti telapak tangan dibalikan begitu saja dan berubahlah seketika, dimana setelah mendengar teriakan sorang bapak-bapak berusia 41 tahun, yang di mana di rumahnya itu terus menerus memanggil anak kesayangannya yeng belum juga bangun dari tempat tidur.

padahal diluar sana banyak orang yang menjemput indahnya mentari pagi, ada yang cumana sekedar melihat datangnya mentari lalu pergi, ada juga yang sambil di barengi dengan secangkir kopi good day dan magnum di tangan, terasa nikamat yang penulis rasakan.

Ucap ayah mengadu ke ibu ¨tuh bu anak kesayangan mu, jam segini belum juga bangun¨(melihat jam sambil menaruh gelas teh yang di genggamnya di taruh di meja makan)."mau jadi apa dia nanti kalo saja terus seperti itu" bapak kesal sekali melihat anak bungsunya itu.

Ibu kaget mendengar omelan bapak, pikir ibu anaknya sudah bangun ¨astagfirullah belum juga bangun pak, kirain ibu sudah bangun dari tadi,(meletakan cuciannya di tempat cucian piring) biar ibu coba bangunin pak,¨ mengusap tangan ibu yang basah bekas cucian kehanduk di tempat biasanya untuk mengeringkan wadah wadah yang basah.

dengan rasa campuraduk marah kesal di benank ibu, ibu beranjak menuju kamar anaknya, ibu menaiki satu persatu anak tangga karna anaknya tidur di lantai 2.

¨siram aja bu, biar tau rasa tuh anak¨ ucap bapak gereget dan lanjut minum teh. ¨bikin kesal orang aja¨ bapak sambil melihat ibu yang menaiki anak tangga.

¨iya pak iya, biar ibu coba bangunin dulu, bapa tenang dulu¨ ucap ibu menenangkan bapak sembari membuka pintu kamar anaknya dan ibu masuk.

Ibu kaget melihat anaknya yang masih saja asik terbaring di tempat tidur, asik ngorok tanpa beban, tangan dan kaki serta rambut yang tidak beraturan, selimut bantal terpisah kesana kemari, layaknya kandang hewan yang habis di burak barik mangsanya, percis seperti itulah.

¨yaallah ki,ki kenapa sih kamu ini!¨ ucap ibu pelan dalam hati geleng-geleng kepala, menarik selimut yang di pake rifki dan rifkipun seketika tersadar.

tangan ibu menarik dan mengambil bantal yang terdampar jauh dari ranjang tempat tidur anaknya, ¨bangun bangun, udah siang inih, kamu jam segini belum juga bangun, mau jadi apa kamu nanti orang-orang di luar sana udah pada kesana kemari, sudah pada beraktifias, eeuhh kamu malah asik asikan tidur, emang kamu gak solat subuh?, sekarang gak sekolah? ayok bangun bangun!!!..¨ tak henti henti ibu terus ngomel di depan anaknya dengan ciri khas seorang ibu super bawel.

Dengan santainya terbangun ¨iya ibu iya, aku bangun aku bangun, ¨ucap rifki sedikit nada kesal, sambil menggaruk-garuk kepalanya, beranjak mengangkat kepala dan bangun melirik kekanan kekiri mencari hpnya.

"cari ini?" ibu memegang hape rifki," kamu mandi dulu sana, kalau sudah mandi, sudah beres nanti ibu kasih!" ucap ibu mengambil hp rifki.

rifki kesal dan tidak bisa berbuat apa-apa "ya allah ibu, kenapasihh ibuuuu, iya ibu iya" rifki kesal dan beranjak pergi ke kamar mandi.

ibu menahan rifki dan menunjuk tempat tidurnya yang berantakan¨ehh kebiasan yah, abis tidur itu di beresin dulu tempat tidurnya, jangan asal pergi aja, kamar kayak kandang binatang¨ucap ibu tegas.

"iya ibu iya, aku beresin sekarang yah" dengan sedikit mengeluh rifki kembali membereskan tempat tidurnya.

ibu tersenyum dan memuji rifki"nah itu baru anak ibu" ibu tersenyum, " nanti langsung keruang meja makan yah ki, bapa tuh sudah nungguin kamu dari tadi" ibu meninggalkan rifki dan melanjutkan pekerjaanya yang tadi sempat terganggu.

"hemm" tanpa menjawab dengan kata kata rifki membereskan kamarnya dan segera pergi kekamar mandi.

(kenalin nih gaes ibu terhebat sedunia, luarbiasa, mantap pokoknya, baik banget ,tegar, tegas, dan yang lebih parah kalo dia marah gak kebayang lagi super duper baweellll)

bapak yang sedari tadi menikmati teh manis di meja makan menunggu piring yang di cuci ibu kering dengan makanan yang sudah tersaji di meja makan dan menunggu ibu menyiapakn makanan yang lainnya sambil nunggu rifki yang baru saja berangkat ke kamar mandi.

rifki berjalan menuju kamar mandi dengan handuk melintang di pundaknya, dan kebetulan kamar mandi di rumah itu hanya ada satu, yaitu di dekat ruangan dapurnya saja, 'broottt, bruuttttiit" terdengar suara dari dalam kamar mandi jelasnya itu suara bab rifki.

rifki kaget begitu juga Ayah dan ibu saling lihat kaget mendengar sura yang di ciptakan rifki dari dalam kamar mandi, saking kagetnya dengan suara yang di hasilkan dirinya, rifki tak sadar menahan mulutnya dengan tangan kanannya.

Dan kenalin ini adalah manusia terkeren, terganteng di mukabumi ini, di mana dibumi bagian garut selatan hihi.

kata ibu sih gua keren, baik, bawel, pemalas, dan punya hobi kadang-kadang, dan ada tetangga yang bilang gak jelas, tapi ini bukan cerita tentang tetangga, tapi ini cerita tentang seorang rifki, dimana seorang rifki yang menjalankan kehidupannya di masa-masa remaja yang penuh dengan proses warna warni yang menghampirinya.

berawal dari senin pagi, lonceng sekolahpun telah dinyalakan, semua siswa-siswi sekolah smk 11 garut berkumpul untuk menyambut pembukaan upacara siswa baru, semua siswa segera menuju kelapangan untuk melaksanakan upacara MPLS tahun ajaran 2013/2014

Ada di sana termasuk rifki bersama deni calon siswa SMK 11 Garut, yang berasal dari Desa Cikarang, dengan polosnya mereka berdua berdiri di depan dan di jadikan conto untuk siswa siswa yang lainya, karna kenapa? karna rambut mereka berdua botak, percis sama halnya dengan upin dan ipin.

sebelum terjadinya penggundulan, kemarinnya mereka berdua mendapat informasi bahwa calon siswa baru harus di gunduli, kalo tidak, akan mendapatkan sangsi berat.

rifki berjalan menuju kos-kosan dan mendapat informasi yang tidak jelas kebenarannya. "den den, asalamualaikum"panggil rifki ke deni.

satu dua kali tidak ada jawaban dari deni, usut punya usut deni lagi main musik dengan hadset di kedua telinganya. rifki penasaran dengan panggilan ke tiga kalinya sambil ketuk pintu kamar kosnya, "den den lo di dalam kan? ada hal penting nih" ucap rifki sembari mengetuk pintu.

deni tersadar setelah mendengar pintu kosnya ada yang mengetuk, dan seketika menghampiri pintu dan membukanya, "ehhh kamu ki, ayok masuk" ucap deni mengajak masuk.

rifki masuk kamar kosan deni, sembari sedikit kesal "tadi kemana di panggil-panggil gak nyaut-nyaut,"ujar rifki kesal, meminta air "eh ada air? sampe aus aku panggil-panggil tadi"

deni mengambil gelas kap dekat galon dan menyodorkan ke rifki "ya elah maaf lah ki, tadi ke asikan main musik sampe mau ketiduran"deni meminta maaf.

rifki minum air segelas dan tambah lagi, "haduh sampe haus" menarik napas dan melepaskan napas "iyah jadi ginih den, tadi ketika mau ke kosan ada kaka kelas gitu kalo gak salah, dia langsung bilang, hey kamu dek, bilang ke aku, tuh rambunya di botakin, biar gak kena hukuman besok di sekolah."jelas rifki ke deni.

deni yang mendengarkan pun berpikiran sigap, sama percis dipikiran rifki, berarti hari ini harus di gunduli pikirnya.

"kalo gitu kita langsung ke tukang cukr aja ki" ucap deni semangat karan takut kena hukuman besok di sekolahnya. mereka berdua langsung pergi mencari tempat cukur dan menggunduli kepalanya.

padahal dari guru-guru gak ada anjuran menyuruh sampai botak, gak ada peraturan harus di gunduli, yang penting rapih , ucap kesiswaan.

pikir mereka berdua emang begitu tak mau kena hukuman dan memutuskan mereka berdua menggunduli rambutnya.

pembina upacara mengadakan pengumuman setelah upacara, dan memangil rifki dan deni ke tengah lapangan upacara, awalnya semua siswa menertawakan mereka berdua, tetapi setelah mendengar pembina upacara memberhentikan tertawaan siswa siswa, seketika terdiam.

"perhatian seluruh siwa siswi dimohon untuk tidak bersuara!" ucap pembina tegas menyuruh tidak bersuara. "kalian berdua yang di panggil bapak, jangan merasa malu karna teman-teman kalian yah" ucap pembina kepada rifki dan deni.

"dan buat semua calon siswa laki laki bapak harap besok semua sudah di gunduli yah". ucap pembina dan memerintah kesemua siswa laki laki.

rifki dan deni malah dijadikan contoh dan benar sekali ke esokan harinya semua calon siswa baru laki lakinya botak semua, itu berkat rifki dan deni dan orang yang tidak bertanggung jawab, tak tau lah siapa dia.

setelah beberapa bulan rifki sekolah di smk 11 garut dan mulai merasa tidak betah lagi tinggal disana.

rifki berjalan menuju kantor ruangan kepala sekolah dan sesampai di dalam ruangan kepala sekolah, menyapa kepala sekolah yang sedari tadi duduk di kursinya,"permisi pak" saut rifki dari dekat pintu ruangan kepala sekolah.

kepala sekolah tanpa melirik rifki mempersilahkan masuk dan duduk di kursi tamu di hadapannya. "terima kasih pak, euuhh maaf pak euh"ucap rifki grogi, dan di potong kepala sekolah "mau bilang kamu sudah tidak betah sekolah disini dan mau pindah? mau pindah keumana?" memotong pembicaraan rifki yang kaku.

rifki terdiam dan berbicara dalam hati "kok tau yah, kan belum ngomong"mengerutkan halisnya heran dan garuk garuk kepala, rifki menempuh sekolah di smk 2 bulan dan rifki memutuskan pindah sekolah, dan pindah pindah sekolah hingga 3 kali pindah, dan cerita lengkapnya yang berada di dalam cerita ini di sekolah terakhirnya di sma 12 garut.

bersambung ke bab selanjutnya

Próximo capítulo