webnovel

Petualangan Tanpa Akhir

Autor: Axoe
Fantasia
Contínuo · 45.8K Modos de exibição
  • 7 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • N/A
    APOIO
Sinopse

Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak. Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan. Namaku, Raib. Dan aku bisa menghilang.

Chapter 1Prolog

NAMAKU Raib. Aku murid baru di sekolah. Usiaku lima belas tahun. Aku anak tunggal, perempuan. Untuk remaja se­umuranku, tidak

ada yang spesial tentangku. Aku berambut hitam, panjang, dan lurus.

Aku suka membaca dan mempunyai dua ekor kucing di rumah. Aku bukan anak yang pintar, apalagi populer. Aku hanya kenal teman-teman sekelas, itu pun seputar anak perempuan. Nilaiku rata-rata, tidak ada

yang terlalu cemerlang, kecuali pelajaran bahasa aku amat menyukainya.

Di kelas sepuluh sekolah baru ini, aku lebih suka menyendiri dan

memperhatikan, menonton teman-teman bermain basket. Aku duduk diam di keramaian di kantin, di depan kelas, dan di lapangan. Sebenarnya

sejak kecil aku terbilang anak pemalu. Tidak pemalu-pemalu sekali memang, meskipun satu-dua kali jadi bahan tertawaan teman atau kerabat. Normal-normal saja, tapi sungguh urusan pemalu inilah yang membuatku berbeda dari remaja kebanyakan.

Aku ternyata amat berbeda. Aku memiliki kekuatan. Aku tahu itu sejak masih kecil meskipun hingga hari ini kedua orang­tuaku, teman-teman dekatku tidak tahu.

Waktu usiaku dua tahun, aku suka sekali bermain petak umpet. Orangtuaku pura-pura bersembunyi, lantas aku sibuk mencari. Aku

tertawa saat menemukan mereka. Kemudian giliranku bersembunyi.Kalian pernah melihat anak kecil usia dua tahun mencoba bersembunyi?

Kebanyakan mereka hanya berdiri di pojok kamar, atau di samping sofa,

atau di belakang meja, lantas menutupi wajah dengan kedua telapak tangan. Mereka merasa itu sudah cukup sempurna untuk bersembunyi.Kalau sudah me­nutupi wajah, gelap, sudah tersembunyi semua, padahal

tubuh mereka amat terlihat.

Aku juga melakukan hal yang sama saat Papa bilang, "Raib, ayo bersembunyi. Giliran Mama dan Papa yang jaga." Maka aku tertawa

comel, berlari ke kamarku, berdiri di samping lemari, me­nutupi wajah dengan kedua telapak tanganku.

Usiaku saat itu bahkan baru dua puluh dua bulan, belum genap dua tahun. Itu permainan hebat pertama yang pernah ku­mainkan

dengan penuh antusias.

Namun, ternyata permainan itu tidak seru. Orangtuaku cu­rang. Waktu giliranku jaga dan mereka bersembunyi, aku se­lalu berhasil

menemukan mereka. Di balik gorden, di balik pot bunga besar, di belakang apalah, aku bisa menemukan mereka meskipun sebenarnya aku tahu dari suara mereka menahan tawa. Tetapi saat aku yang bersembunyi, mereka tidak pernah berhasil me­nemukanku. Mereka

hanya sibuk memanggil-manggil nama­ku, tertawa, masuk kamarku, sibuk memeriksa seluruh kamar. Mereka melewatkanku yang berdiri persis di samping lemari.

Aku sebal. Aku mengintip dari balik jemari kedua telapak tanganku.Orangtuaku pastilah pura-pura tidak melihatku. Bagaimana mungkin mereka tidak melihatku? Itu berkali-kali ter­jadi. Saat aku bersembunyi di

ruang tengah, mereka juga ber­pura-pura tidak melihatku. Bahkan saat aku hanya bersembunyi di tengah ruang keluarga rumah kami, menutup wajah dengan telapak tangan, mereka juga pura-pura tidak melihatku.

Saat kesal, kulepaskan telapak tangan yang menutupi wajahku. Mereka hanya berseru, "Astaga, Raib? Kamu ternyata ada di situ?" atau "Aduh, Raib, bagaimana kamu tiba-tiba ada di sini? Kami dari tadi melewati tempat ini, tapi tidak melihatmu." Lantas mereka memasang wajah seperti terkejut melihatku yang berdiri polos. Mereka memasang

wajah tidak mengerti bagai­mana aku bisa tiba-tiba muncul. Padahal aku sungguh sebal me­nunggu kapan mereka akan berhenti berpura-pura tidak me­lihatku.

Permainan petak umpet itu hanya bertahan satu-dua bulan. Aku bosan.

Aku sungguh tidak menyadari saat itu. Itulah kali pertama kekuatan itu muncul. Kekuatan yang tidak pernah berhasil aku me­ngerti

hingga hari ini, kekuatan yang kurahasiakan dari siapa pun hingga usiaku lima belas. Aku tinggal menutupi wajahku de­ngan kedua telapak tangan, berniat bersembunyi, maka seke­tika, seluruh tubuhku tidak terlihat. Lenyap. Orangtuaku sung­guh tidak punya ide bahwa anak perempuan mereka yang ber­usia kurang dari dua tahun bersembunyi

persis di depan mereka, berdiri di tengah karpet, mengintip dari sela-sela

jarinya.

Namaku Raib, gadis remaja usia lima belas tahun.

Aku bisa menghilang, dalam artian benar-benar menghilang.

Você também pode gostar

Gelora Gairah [R18+!]

Vivadhi Ranata (Umur 69 Tahun) adalah seorang Pemilik Perusahaan Game yg gila kerja. Sampai - sampai saking asyik dan sibuknya dia bekerja hingga dia pun akhirnya kurang memberikan perhatian kepada keluarganya sendiri. Hingga pada suatu hari saat dia pulang kerja lebih awal, dia mendapati istrinya yang lebih muda 10 tahun dari umurnya dan telah dinikahinya selama 39 tahun sedang berselingkuh dengan pria lain. Lalu karena kalap dan gelap mata, dia pun langsung mengamuk tanpa ampun, menghajar istri & selingkuhannya tersebut secara brutal. Hal ini pun kemudian berujung pada gugatan cerai dan kekerasan dalam rumah tangga yg diajukan oleh istri dan anak - anaknya. Akhirnya karena depresi, dia pun kemudian mengambil pensiun dari tempat kerjanya dan pergi menyepi sendirian ke sebuah desa terpencil. Di suatu malam saat dia sedang merenungi nasibnya dan membulatkan tekad untuk membuka lembaran hidup baru yg lebih baik, Vivadhi Ranata melihat sebuah "bintang jatuh" yg jatuh di sebuah Gunung di belakang rumahnya. Dia pun langsung bergegas pergi kesana dan menemukan sebuah Dadu Dewa yg dijatuhkan oleh Tiga Orang Ranah Beyond True GOD saat sedang asyik bermain game.... Mulai dari saat itu lah, hidupnya pun mulai berubah ke arah yang tak pernah dia impikan sebelumnya. . . . . Tak hanya mengumpulkan kekuatan yang sangat besar hingga mampu menandingi para Dewa dan Makhluk Abadi, namun dia juga mengumpulkan Gadis - Gadis cantik muda belia sebagai selir - selir yang selalu dihujaninya dengan limpahan kasih sayang tiada batas dari Sang Lelaki! . . . [Spoiler] Penjelasan Cover Novel: Dari Bagian Tengah, Geser ke Atas, lalu Memutar Searah Jarum Jam adalah Para Wanita Kekasih Hati Vivadhi Ranata: 1. Faladhina Kiseki 2. Myradhia Chikane 3. Saladhina Olivia 4. Nadhine Aisyah 5. Nadhine Alisya 6. Renadhi Flavina 7. Anadhita Revati 8. Belladhina Sophia 9. Angelina Gladhis 10. Varissa Nadhilla 11. Melani Amadhius 12. Lynadhi Vindatri 13. Reysha Marradhi 14. Eleanord Bradhius 15. Sagradhi Emilia

Vanadhi_Lucia · Fantasia
5.0
126 Chs

Avaliações

  • Taxa Geral
  • Qualidade de Escrita
  • Atualizando a estabilidade
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo
Opiniões
Gostava
Mais recente
massbruuh
massbruuhLv1

Daoist677723
Daoist677723Lv1

APOIO