webnovel

Joe

"Joe.." suara lembut keibuan terdengar di telinga Joe, entah seberapa sering Joe mendengarnya ia tak pernah merasa jenuh.

Joe mendongak ke atas untuk melihat seorang wanita paruh baya dengan jubah hitam dan topi penyihir, namun Joe hanya memedulikan wajah wanita yang tersenyum lembut itu.

"Jangan pernah menunjukan sihirmu ke sembarang orang Joe" tangan wanita itu menyentuh pipi Joe. Joe melamun menatap wajahnya, meskipun memiliki wajah biasa dengan rambut dan mata yang hitam, segala sesuatu tentang wanita itu sangat misterius.

Mata wanita itu perlahan mulai memerah dan berkata "aima clover". Darah mengalir dari mata wanita itu. Ketakutan joe meningkat dan melihat genangan darah mulai naik dari ujung kakinya.

Joe mulai sesak dengan tangan wanita itu menggenggam lehernya.

"Ugh-"

"Ingat joe.."

"Ya-" penglihatan joe menghitam dengan cepat.

"Hah!" joe tersentak bangun dan terengah-engah dengan tangan di lehernya.

Melihat sekeliling ruangan, tidak ada yang spesial di dalam, hanya tempat tidur kecil dengan sedikit penerangan lampu tidur.

Mendengar detikan jam membuatnya semakin tenang beberapa waktu. Matanya bergeser ke arah cermin untuk melihat mata merah cerahnya di sana.

Takut

Namun joe tidak terkejut dengan semua hal yang pernah ia alami lagi.

Mata darah, hal yang sering disebutkan untuk mengidentifikasi seorang penyihir, hanya seseorang yang memiliki darah penyihir/iblis yang memiliki kemampuan tersebut.

Setelah matanya menghitam lagi joe memutuskan untuk membuka korden kamarnya yang usang, matahari pagi menyinari wajahnya yang putih.

Menutupi pandangannya dengan tangan "menyebalkan" Joe menggerutu.

Hidup sendiri selama 6 tahun membuat joe hidup tertutup dan menikmati hidupnya yang sederhana.

Tapi joe tidak merasa kesepian karena dia memiliki satu hal.

"meoww" suara kucing yang mengaruk-garuk di depan pintu kamarnya terdengar, yang membuat joe tersenyum kecil.

Membuka pintu kamar, seekor kucing putih dengan bercak hitam dibawah hidung membuatnya terlihat seperti kumis kotak, kucing itu melompat dan memeluk kaki joe sambil menatapnya dengan mata memelas.

"Aduh White" terkekeh, joe mengangkat kucing itu kedalam pelukannya dan pergi menuju dapur.

Mengambil makanan kucing kedalam wadah.

"Nih makanan mu" joe meletakkan wadah kelantai.

"Meeow" White makan dengan lahap dan joe mengelus kepalanya, White menggeram nyaman dielus Joe.

Joe melanjutkan menyiapkan sarapan roti dan susu, makan dalam diam Joe teringat bahwa tugas matematika yang belum selesai ia kerjakan.

Merinding

Joe dengan terburu-buru memakan roti dan dan hampir tersedak yang membuatnya meminum seteguk susu.

Buru-buru, Joe pergi ke kamar untuk melanjutkan mengerjakan tugas. Biasanya Joe tidak melupakan hal-hal seperti ini namun kemarin dia mendapatkan tugas shift malam yang membuatnya terpaksa menunda mengecek tugas sekolahnya.

...

"Akhirnya..hm?" melihat jam hampir menunjukkan pukul 8.

Joe panik, membuatnya tidak sempat mandi dan langsung mengenakan seragam sekolah berjas abu-abu putih dengan dasi.

Melihat cermin, seragamnya tetap terlihat keren meskipun dia berpenampilan rata-rata dia terlihat sedikit lebih baik dengan seragamnya.

"ah!" teringat bahwa hampir terlambat, Joe buru-buru mengambil tas dan mencari kunci rumah.

"Meow" White mengeong sambil mengigit kunci rumahnya di dekat pintu.

"Terimakasih White" mengambil kunci dan mempercepat langkahnya.

Joe pergi ke sekolah.

...

Dunianya memiliki 3 negara utama, Jimen, Java, dan Lard merupakan 3 negara yang berkuasa.

Jimen negara campuran eropa dan asia dengan sistem pemerintahan monarki, yang mengutamakan kepintaran akan sains dan teknologi. Memiliki tingkat teknologi dan sains yang lebih tinggi dari negara lain membuat negara jimen menjadi negara pelopor SDM utama di dunia.

Java merupakan negara kemiliteran yang sangat disegani dan Lard disebut-sebut negara dengan seni dan penganut agama tertinggi.

Sekolah joe, sebagai salah satu sekolah top di ibukota Jimen memiliki tingkat persaingan yang tinggi diantara siswa-siswanya. Joe hanya murid dengan rangking menengah kebawah masih termasuk jenius di negara lain.

TING~

Bel berbunyi dan joe tersadar dari lamunannya, menghela nafas karena dia di hukum karena terlambat membuatnya berdiri di luar kelas.

Masuk kedalam kelas, kelas yang sebelumnya berisik menjadi hening melihat seseorang masuk ke kelas, melihat Joe, Mereka kembali mengobrol satu sama lain.

Melihat kursi kosong di tengah, Joe berjalan dan duduk disana.

'Ada yang menyentuh ku?'

Joe merasakan punggungnya disentuh dan memilih tidak memedulikan nya, namun sentuhan itu mulai berubah menjadi tekanan.

Melihat kebelakang Joe melihat gadis berkaca mata menatapnya dengan senyum konyol terukir di wajahnya.

"Hehe ini pertama kalinya kamu telat Joe"

Angela, rangking terakhir di kelas dan tidak memiliki teman karena kebodohannya, minggu lalu dia mendekati Joe dan mengatakan dengan bangga "Kamu Joe jadi temanku" berkata dengan yakin bahwa joe akan berteman dengannya.

'Meskipun aku sudah menolaknya dia tetap saja begini' pikirnya

Joe tidak membenci Angela, Angela termasuk wanita yang cantik menurutnya namun tingkahnya yang konyol membuatnya ingin menjauh.

'Aku ga paham kenapa dia begitu terikat pada ku'

Joe dengan wajah datar kembali menghadap ke depan.

"Woiii"

Tidak memedulikan angela, dia fokus apa yang dia tinggalkan selama pelajaran.

...

Dengan selesainya pelajaran, Joe ingin cepat-cepat pulang dan menghabiskan waktunya bersantai menonton film.

Memasukkan semua bukunya ke tas, Joe dengan cepat membawa tasnya.

"Joe!"

Mengenali suara Angela, Joe berbalik dan bertanya "ada apa?"

Semburat merah muncul di pipinya "kamu punya waktu minggu besok?" wajahnya menghadap ke bawah dengan gelisah sesekali menatap ku

Joe mengangkat alisnya karena terkejut

'Tunggu, tunggu, tunggu..hah?'

"Hah?" ribuan kemungkinan terpikir di kepala nya

"Yah uh, kamu tau kan sebentar lagi semester akhir.." dengan malu angela mengatakan dengan suara rendah

'Bulan depan ujian.. Jadi itu' menghela napas tentu saja tidak akan terjadi hal seperti itu di dunia nyata.

"Tid-"

"50 dollar"

"Tentu"

'50 dollar tetaplah 50 dollar. Tentu saja hanya mengajari angela belajar bukan sesuatu yang rumit' renung joe

Angela cukup paham Joe orang yang oportunis, jadi dia cukup yakin hal ini dapat membujuknya dan benar dugaan nya.

"Berikan nomor telepon mu"

"Kenapa?"

"Tentu saja, bagaimana aku menghubungimu?" Joe memandang nya seperti orang idiot.

"Ok" Angela dengan senang hati memberikan nomor hpnya kepada Joe.

...

Sore hari di jalan perumahan seorang remaja berseragam berjalan dengan kepala tertunduk

'Sudah hari jum'at, waktu berjalan begitu cepat'

Joe terus berjalan dengan lesu dan sadar bahwa dia tersesat.

'Aku tersesat? tidak' Joe melihat sekeliling

"Sihir" bisik Joe sambil melihat ke satu titik

"Seperti yang di harapkan dari Silus atau dipanggil Joe?" Seorang wanita cantik bermata merah dengan jari telunjuk didagunya menatap Joe

"Penyihir?" Joe tersenyum

ini novel pertamaku, aku paham terdapat banyak kekurangan dalam novel ini, namun jika kalian mempunyai saran ataupun kritik katakan saja. itu membuat saya terus bersemangat meningkatkan kualitas tulisan saya..

Daoist1xBpkScreators' thoughts