webnovel

Bagaimana Ayah Tidak Merindukanmu?

Editor: Wave Literature

"Memangnya dia berbuat apa? Apa dia tahu kamu paling sensitif di mana? Ehm?" tanya Qiao Qinian dengan suara seperti es yang membeku. Tatapannya masih fokus di wajah Ye Jiaqi. 

Ye Jiaqi kemudian melirik laki-laki itu dengan tajam. Hatinya bergejolak, lalu dia membatin, Qiao Qinian… dasar tak tahu malu! Dasar mesum!

"Tuan Qiao, dia itu sempurna. Dia sangat mencintaiku, dia memperlakukanku dengan baik. Dia tidak membentakku, tidak suka marah-marah kepadaku, dan juga tidak suka memalingkan wajahnya kepadaku. Terlebih, dia tidak akan membuatku sedih, sakit hati…" balas Ye Jiaqi.

Ketika membicarakan ini, Ye Jiaqi seakan terbawa oleh perasaannya. Andaikan bisa, dia sangat ingin memiliki pacar yang seperti itu. Dia tidak ingin laki-laki yang kaya raya, memiliki kekuatan, memiliki semua yang ada di bumi ini di tangannya. Dirinya hanya ingin laki-laki yang tulus mencintainya. Ye Jiaqi tidak ingin lagi cintanya bertepuk sebelah tangan. Dia tidak ingin kisahnya kepada Qiao Qinian terulang.

"Lalu, dia tahu kalau kita pernah tidur bersama?" tanya Qiao Qinian.

"Qiao Qinian!" teriak Ye Jiaqi marah. Tanpa sadar dia kemudian membentak Qiao Qinian. Wajah kecilnya seketika memucat. Ye Jiaqi benar-benar tidak ingin mengingat kembali kejadian 3 tahun lalu. Tapi, setelah 3 tahun dan dia bertemu Qiao Qinian, Qiao Qinian justru terus mengingatkannya. 

Ye Jiaqi memilih untuk melupakan kejadian itu. Dia mengubur kejadian itu di hatinya yang terdalam. seperti tidak ada sesuatu yang pernah terjadi. Lagi pula, Qiao Qinian sudah berkeluarga, bisa-bisanya dia asal mengingatkannya. 

Qiao Qinian melihat Ye Jiaqi yang marah. Lalu, dia pun melonggarkan cengkramannya dan melepas tangan Ye Jiaqi. "Mengapa tidak memakai gaun yang aku belikan kemarin?" tanyanya. Raut wajahnya menghangat, tapi kedua alisnya masih terlihat menyatu.

"Aku tidak suka memakainya." jawab Ye Jiaqi.

"Keras kepala." balas Qiao Qinian.

"Tuan Qiao, Tuan bisa membelikan ke perempuan yang tidak keras kepala. Tapi aku tidak akan terpengaruh!" jawab Ye Jiaqi.

Qiao Qinian lalu memperhatikan Ye Jiaqi. Dia menutup mulutnya dan tidak mengatakan apa-apa. Ini, apakah Qi Qi nya yang itu? Padahal aku ingat, Ye Jiaqi saat itu suka sekali menggangguku… batinnya.

"Qiao Qinian, besok adalah ulang tahunku yang ke-10. Ingat belikan aku hadiah ya."

"Tuan Qiao, ujian SMA ku bagus kan? Kamu tidak mau memberikanku hadiah?"

"Qiao Qinian, hari ini adalah ulang tahunku yang ke-20. Gelang ini jadi hadiah ulang tahunku ya…"

Qiao Qinian tahu, Ye Jiaqi sering kali meminta hadiah kepadanya, tapi dia belum pernah membelikannya sekalipun. Gelang yang dia berikan kepadanya, itu pun Ye Jiaqi sendiri yang menariknya. Tapi sekarang, benda itu juga sudah kembali ke pemilik aslinya. Jadi, apakah salah jika dia memberikan sesuatu kepadanya? Namun, apapun yang dia berikan, Ye Jiaqi tetap tidak menginginkannya.

Ye Jiaqi tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Qiao Qinian. Dia tahu, ucapannya seperti membuat Qiao Qinian tidak pernah memberikan kebaikan apapun kepadanya. Dia pun kemudian membalikan badan dan meninggalkan Qiao Qinian. 

Ye Jiaqi tidak tahu mengapa dia bisa bertemu Qiao Qinian di jalur VIP pada jam segini. Apa dia mau datang menjemput Fang Lan?! Kalau Fang Lan benar-benar memiliki hubungan dengan istrinya, Fang Ya, maka wajar jika Qiao Qinian menjemput ke bandara. Mungkin saja Fang Ya juga kembali, batinnya.

Ye Jiaqi sering mendengar Tuan Tang menyebut nama Fang Ya. Dia tahu kalau Qiao Qinian terobsesi dengan Fang Ya, dan memperlakukan Fang Ya dengan baik. Ketika dirinya tinggal di rumah Qiao Qinian, memang benar Qiao Qinian sangat sering pergi ke Inggris. Memikirkan hingga ini, Ye Jiaqi lalu tersenyum miris. Sejak awal hingga akhir, hanya dia lah yang memainkan dramanya sendiri. Tidak ada orang lain yang menganggapnya serius. 

Ye Jiaqi sudah berjalan meninggalkan Qiao Qinian. Sedangkan laki-laki itu masih berdiri di tempatnya. Lampu-lampu menerangi jalur VIP tersebut dan menyinari tubuh Qiao Qinian. Garis wajahnya terlihat tajam dengan tatapan yang dingin.

"Ayah! Ayah!" panggil seseorang.

Tiba-tiba, suara renyah dari seorang anak kecil terdengar dari balik tubuhnya… Qiao Qinian pun menoleh. Raut wajahnya seketika berubah menjadi sangat hangat. 

Seorang anak laki-laki kecil yang mengenakan kemeja putih langsung loncat ke pelukan Qiao Qinian begitu melihat laki-laki itu. Sedangkan di belakang anak kecil itu, ada seorang perempuan dewasa yang tergesa-gesa mengikuti anak laki-laki kecil tersebut, "Tuan muda, pelan sedikit." katanya.

Qiao Qinian lalu mengusap rambut laki-laki kecil itu dan bertanya, "Beberapa hari tidak ketemu, sudah rindu ayah, ya?"

"Sangat! Tapi ayah tidak merindukanku." kata anak kecil itu.

Laki-laki kecil itu lalu mendongakkan kepalanya yang bulat. Mata bulatnya terlihat melotot memandangi Qiao Qinian. Lalu, anak kecil itu memeluk kaki Qiao Qinian dengan erat, karena takut kalau dirinya akan jatuh. 

Qiao Qinian kemudian menatap anak laki-laki kecil itu, yang sedang bergelayut di kedua kakinya, "Bagaimana ayah tidak merindukanmu?" tanyanya...