Mungkin enggak ya marahnya sampai berlarut-larut? Jangan sampai deh, nanti tak bisa komunikasi kembali. Yang ada malah aku sendiri merasakan kegaulan, meski dia tidak galau. Lalu, aku harus bagaimana? Biar Lusi enggak marah lagi sama aku? Walaupun secara logika seharusnya, kekasihku marah enggak sampai berhari-hari atau kemarahan bisa mencapai bertahun-tahun. Itu sih, bukan hubungan namanya melainkan lagi break.
Sampai keadaan kita berdua mulai baik-baik saja. Namun, setelah di pikir-pikir malah aku enggak mampu tinggalkan Lusi dengan menangis terus. Meski ada beberapa sesaat berhenti, itu pun kembali mengeluarkan air matanya. Kadang Ibu, dan Adikku menyuruhku untuk tidak bertengkar kembali. Takutnya, sampai beribu-ribu kali ya Lusi juga muak sama aku. Berarti tak perlu emosi kalau ia sedang menguji kesabaranku. Harus menahan amarah dalam diri ini!
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com