webnovel

Nighthawks

Autor: Marciitto
Realistic Fiction
Contínuo · 2.4K Modos de exibição
  • 1 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • N/A
    APOIO

What is Nighthawks

Leia o romance Nighthawks escrito pelo autor Marciitto publicado no WebNovel. Pilot to a story I want to continue. please give feedback!...

Sinopse

Pilot to a story I want to continue. please give feedback!

Você também pode gostar

The curse of blue heart

Elvira Azul Cor was born on the cursed day of a lunar eclipse where the shadows of fear, breakdown of people, and their prayers of rage to overcome tragedies have channeled into the only born heart of that omniscient day. A heart made of blue. The deadliest monsters keep growing inside her, unknown to her own self, and her mother had to defy the Sectee Occult to save her as a newborn. On the run for years, away from mystical soldiers, and eyes of predators. Little does she knew that one day the craziest tracker of the realm: Faith, will come to get her, who is not awakened of the power she beholds. The royal command of Aspein Empire is on the mission of wiping out every mage breathing the purity of their air. Whilst the soldiers of the kingdom keep an eye always open for the newest witch they could burn; and a handsome Sir Astaroth Zagreus is on a hunt to save his brother's empire from a vicious fallacy only he has the whiff of. Being cornered by both the magical and human realms, Elvira is forced to fight a battle of wits to survive this bloody bath. And there is only one place in the kingdom where she can secure her safety far better than anywhere else; Bells Hut, where rumors are just another word of mouth, nothing believable until proved, and the immortal weapon a woman can have: being a Temptress. And now to outwit Faith, Elvira seduces a devil in disguise of a man: not knowing he is a Veliong.

enegmaism · Fantasia
Classificações insuficientes
3 Chs

AJI SAKA-ASAL MULA HURUF JAWA

AJI SAKA - ASAL MULA HURUF JAWA Alkisah, Tersebutlah seorang pemuda sakti yang tinggal di desa Medang Kawit. Aji Saka namanya. Ia mempunyai dua pembantu yang sangat setia. Dora dan Sembada nama keduanya. Suatu hari Aji Saka berniat ke wilayah Medang Kamulan. Ia mendengar perilaku Raja Medang Kamulan yang bernama Prabu Dewata Cengkar yang sangat jahat. Prabu Dewata Cengkar gemar memangsa manusia. Setiap hari ia harus makan daging manusia. Patih Medang Kamulan yang bernama Jugul Muda harus sibuk mencari manusia untuk dipersembahkan kepada rajanya yang sangat kejam itu. Rakyat Medang Kamulan sangat ketakutan dan mereka memilih untuk mengungsi dari Medang Kamulan dibandingkan harus menjadi santapan Prabu Dewata Cengkar. Aji Saka berniat menghentikan kekejaman penguasa kerajaan Medang Kamulan yang gemar memakan manusia itu untuk selama-Iamanya. Dalam perjalanan menuju kerajaan Medang Kamulan, Aji Saka dan dua pembantunya tiba di daerah pegunungan Kendeng. Aji Saka meminta Sembada untuk tinggal di daerah itu dan menyerahkan keris saktinya. Katanya, "Kutitipkan keris sakti pusakaku ini kepadamu. Sekali-kali jangan engkau serahkan keris sakti pusakaku ini kepada siapa pun kecuali hanya kepadaku saja! Aku sendiri yang akan datang mengambil keris pusakaku ini.” Sembada mengiyakan pesan Aji Saka. Aji Saka bersama Dora melanjutkan perjalanan. Di sebuah tempat, Aji Saka meminta Dora untuk tinggal karena ia akan ke kerajaan Medang Kamulan seorang diri. Syandan, Aji Saka bertemu dengan Patih Jugul Muda yang tampak kebingungan karena tidak mendapatkan seorang manusia pun yang dapat dipersembahkan untuk Prabu Dewata Cengkar. "Jika itu yang menjadi kebingunganmu, serahkan aku kepada rajamu, wahai Patih Jugul Muda," kata Aji Saka. Patih Jugul Muda sangat keheranan mendengar ucapan Aji Saka. Jika orang lain akan lari terbirit-birit jika hendak dijadikan korban guna memuaskan nafsu Prabu Dewata Cengkar itu, Aji Saka malah menawarkan dirinya! Patih Jugul Muda lantas membawa Aji Saka ke istana kerajaan Medang Kamulan. Berbeda dengan orang-orang lainnya yang sangat ketakutan ketika dihadapkan pada Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka tampak tenang. Sama sekali ia tidak menunjukkan ketakutan. Katanya di hadapan Raja Medang Kamulan yang sangat kejam itu, "Sebelum hamba Paduka makan, perkenankan hamba mengajukan satu syarat terlebih dahulu." "Syarat?" Prabu Dewata Cengkar melototkan kedua bola matanya, "Syarat apa yang engkau kehendaki?" "Hamba meminta imbalan tanah seluas surban yang hamba kenakan ini," jawab Aji Saka. Tak terkirakan gembiranya hati Prabu Dewata Cengkar mendengar syarat yang diajukan Aji Saka. Syarat yang sangat mudah menurutnya. Hanya dengan memberikan imbalan tanah seluas surban yang dikenakan Aji Saka ia telah dapat memangsa Aji Saka. Maka katanya kemudian dengan wajah berseri-seri, "Aku akan penuhi permintaanmu! Lekas engkau buka surbanmu itu dan gelarlah. Aku telah sangat lapar!" Aji Saka membuka surbannya dan mulai menggelarnya. Sangat mengherankan, surban itu ternyata sangat panjang. Surban seolah-olah tidak putus-putusnya digelar hingga wilayah Kerajaan Medang Kamulan pun kurang panjang. Surban bagai terus memanjang hingga membentang dari istana kerajaan menjangkau wilayah gunung, sungai, hutan, dan bahkan hingga ke Iembah- lembah. Semua tidak menyangka jika surban yang dikenakan Aji Saka itu begitu panjang lagi luas. Begitu pula dengan Prabu Dewata Cengkar tidak menyangkanya. Cerita selanjutnya Dipart yang ke 2 oke... ." ." .

Widian_Mahendra · História
Classificações insuficientes
1 Chs
Índice
Latest Update
Volume 1

Avaliações

  • Taxa Geral
  • Qualidade de Escrita
  • Atualizando a estabilidade
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo
Opiniões

APOIO

Mais sobre este livro

General Audiencesmature rating
Relatório