"Ehhhh? Iyaaaaa?" sahut Masu sambil menimpa buku dengan jurnal bidang.
"Puteri Davikah mencarimu loh!! AYO CEPAT! KATANYA PENTING SEKALI!!" kata Nunew, salah satu pelayan kerajaan.
"AH! IYA! IYA! A-AKU DATAAAAANG!" kata Masu gelagapan. Dia pun segera terbang keluar, walau keringatnya keluar sejagung-jagung. Entah kenapa firasatnya tak enak. Apalagi sudah ada kata 'penting' di belakangnya. "Permisi, Yang Mulia ...." katanya sebelum masuk. "Hamba bisa bantu apa ...."
Puteri Davikah yang berdiri dengan gaun gemerlap pun berbalik. Lalu berkacak pinggang di hadapannya. "APA INI?!" Sebuah buku sihir pun dilempar ke lantai. Tampak bagian tengahnya robek separuh. Masu pun mundur karena takut, tapi para prajurit sudah menghadang dari belakang.
"Eh?"
"Anda harus menjawab pertanyaan Yang Mulia dulu," kata mereka dengan tombak-tombak yang terpancang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com