"Kau sudah tidak sabar rupanya."
Ibu jari keluar, Mile pun merangsek dekat agar penis gembungnya menuju jalan masuk merekah itu. Mungkin karena balas dendam disalah pahami, dia jadi ingin usil dan tidak langsung memasukkan bendanya ke dalam sana.
Apo pun hanya menahan diri untuk tetap berusaha menikmati. Setiap ujung kepala penis Mile nyaris tergelincir masuk, dia tidak mendapatkan tumbukan yang pantas.
Mile justru menariknya lagi dari lubang hangat itu dan terkekeh-kekeh. Padahal, mendorong ke dalam saja sebenarnya susah.
Lubang itu memang berupa otot yang bisa melonggar, tetapi karena lama tak berhubungan ... Apo sepertinya menyempit kembali.
Mile jadi urung memasukkannya saat itu. Dia mundur. Membuat wajah Apo penuh tanda tanya, lalu terbelalak karena lidah lembut nan basah memutar di sana.
"Hia!"
"Hmmm ...."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com