Setelau membuat dua piring BBQ panggang, Jirayu pun menyajikan hidangan buatannya untuk Kim. Dengan bangga, lelaki itu menaburkan garnish di atasnya, lalu memainkan saus menjadi bentuk wajah tersenyum.
"Bagus tidak? Ini adalah emotikon untukku yang sedang senang dimaafkan."
Kim hanya tersenyum tipis sebelum memotong-motong kecil dagingnya. Mereka pun makan malam dengan khidmat, bahkan hening karena tidak ada yang bicara.
Kim memandangi Jirayu sesekali, dan mendadak bercelutuk. "Phi."
"Hm?"
Fokus Kim tetap pada dagingnya ketika bicara. "Kau kan anak tunggal ...." katanya mengawali. "Terus orangtua meninggal, dan sekarang di sini denganku. Apa tidak ingin punya anak semacamnya? Aku akan izinkan kalau mau surrogasi."
"UHUK! Apa?" Seketika, Jirayu pun tersedak dan menutup mulutnya. "Bagaimana bisa terpikirkan, Kim? Aku--sumpah tidak pernah membayangkannya. Tapi, kalau kau yang ingin--"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com