Menjadi bawahan di kerajaan memang membuat Apo terbiasa melakukan gestur hormat. Dia sempat membuat mereka heran, tapi Nathanee cepat-cepat mengibaskan tangan. "Alah, tak masalah. Kami senang asal kau kembali, Sayang," katanya. "Cepat sembuh, ya. Lagipula yang paling sedih tetap puteraku. Kau harus bicara paling banyak dengannya. Kalau kami, jelas tidak perlu berpusing-pusing."
"Baik."
Apo pun tertegun karena obrolan itu berakhir tepat saat Mile masuk. Sang suami tampak senang dengan suasana dalam kamar mereka, tapi tetap tidak sungkan-sungkan untuk memeluk. "Aku pulang," katanya. Lalu meletakkan paper bag bawaannya ke sisi Apo. "Ini, kubawakan sesuatu. Tapi kita harus makan malam dulu, oke?"
Apo pun mendongak untuk memandang wajah Mile. Gila. Kerja seharian saja aroma tubuh sang suami masih harum. Parfum apa yang dipakai? Apo boleh tidak mencobanya juga lain kali?
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com