webnovel

Bab 76. Kamu Dimana?

Alex menatap kesal, sudah cukup lama dia memutari sekolahnya ini tapi belum juga menemukan keberadaan adiknya itu, dia sedang terburu-buru tapi gadis itu seolah masih ingin bermain dengannya. Alex berteriak kesal, sepertinya memang dia harus menggerahkan anak buahnya. Untuk menemukan gadisnya itu. suuasana sekolah yang mulai sepi membautnya gelisah, kemana gadis itu pergi. Tidak mungkin dia mengunjungi Caffe mereka. Bahkan kalaupun gadis itu kesana saudara kandung salsa pasti akan menghubungi nya. Jadi kemana gadisnya itu.

"cari Alexsa, cepat!" tidak lama menunggu akhirnya orang suruhannya datang juga, beserta jacky tangan kanannya.

"baik tuan" Alex menatap jacky penuh arti, jaky yang mengerti dengan maksud tuan mudanya itu menggangguk paham.

"tenanglah, aku akan melacaknya" Alex segera berlalu, tidak ada banyak waktu untuk berbasa basi sekarang, dia harus cepat. Sebelum orang tuanya merebut lexsa darinya.. beruntungnya dia pernah memberikan hadiah kalung pada adiknya itu, bahkan Alexsa tidak sadar dengan pelacak yang sudah dia pasangkan pada liontin kalung itu

"bagaimana" Alex menatap Jack penuh tanya saat lelaki itu sudah menyusul nya di taman belakang sekolah

"menurut hasil pelacakan, nona berada di dekat perusahaan Corner Croup, tapi posisinya terus berpindah-pindah" Alex menggeram kesal, beraninya lelaki itu membawa gadisnya.

"Corner sialan" umpat Alex murka

"kerahkan semuanya kita akan mengunjungi musuh lama" Jack mengangguk paham, sambil menghubungi semua anggotanya dan mengikuti tuan muda mereka yang sedang tersulut emosi.

Alex melajukan mobilnya cepat, tidak perlu menghubungi teman-temannya, dia sendiri sudah cukup untuk menghancurkan lelaki itu yang sudah berani bermain api dengan nya, setelah ini jangan harap mereka akan bisa melihat Alexsa lagi. Dia akan membawa gadisnya itu jauh dari para pengganggu itu.

"tunggu kehancuranmu Corner!" Alex menatap murka, bahkan beberapa kali dia hampir menabrak para pejalan kaki maupun mobil di depannya yang dirasanya sangat lamban dalam mengemudi. Dia sudah tidak sabaran, sudah sangat lama dia tidak pernah menghancurkan orang lagi. Dan kali ini dia akan bersenang-senang dengan korban yang sudah menawarkan diri.

Beberapa karyawan yang berlalu lalang di lobi kantor menatap Alex penuh minat, orang-orang suruhan Alex masih setia mengikutinya, menambah kesan misterius pada lelaki yang sudah berhasil membuat para karyawan menjerit tertahan sambil memandangnya.

"ahhh siapa dia"tanya seorang karyawan sambil menatap Alex penuh minat.

"kau tidak tahu? " karyawan wanita tadi menatap penuh tanya pada teman nya

"dia itu Alex Wishon, pewaris tunggal Wilshon Cloup, bahkan wajahnya sering sekali muncul di majalah bisnis maupun Playboy. Lelaki itu sangat terkenal dengan sifat badboynya. Juga sifat over Protektifnya pada adiknya. Bahkan dia hampir membunuh seorang lelaki yang berani mendekati adiknya itu saat dia masih Junior hight School," terang wanita itu denga semangatnya

"aaa aku semakin menaruh rasa padanya. Walaupun hanya jadi teman tidurnya aku besedia" wanita itu berucap semangat setelah mendengar penjelasan dari temannya

"jalang" Alex menatap tak suka, pada beberapa wanita yang masih menatapnya secara terang-terangan

"apa Corner tidak bisa memperkerjakan karyawan yang kompeten, bukannya seorang jalang. Pemilik dan bawahannya sama saja" jakcy geleng-geleng kepala, melihat bagaimana tuan mudanya ini terus saja mengumpati Alcio.

Alex menatap murka pada seorang wanita yang seolah ingin menghalangi jalan mereka.

"maaf tuan, apa anda sudah membuat janji" Alex menggeram kesal, untuk apa dia membuat janji yang tidak penting itu. jacky yang melihat Alex seolah ingin menghajar wanita itu langsung memerintahkan beberapa orang untuk mengurus wanita itu sebelum Alex turun tangan

'singkirkan dia" perintah Alex murka, setiap wanita pengganggu memang harus dilenyapkan.

Alex menatap tak sabaran, pada pintu dengan ukiran begitu rumit yang berdiri kokoh di depannya. Dengan gerakan kasar, Alex mendorong pintu itu kasar, sampai menimbulkan bunyi nyaring yang membuat pemilik ruangan itu mengumpat kesal

"bisakah kau bersikap lebih sopan Alex Wilshon" AL yang melihat siapa yang datang langsung berdiri dari kursinya dan berjalan menghampiri Alex yang sedang menatapnya marah

Bhukkkk

Al menyentuh pipinya yang baru saja mendapatkan pukulan telak dari tamu tak di undang itu

"apa ini cara mu menunjukkan sikap sopan mu" AL mendecih kesal, sepertinya satu bulan tidak menemui lelaki ini. Berakibat fatal padanya.

"Dimana dia" tanya Alex tak sabaran, Al menatap penuh tanya, tentu saja dia tidak mengerti siapa yang dimaksud Alex

"cepat katakan!, dimana Alexsa? Kau sembunyikan dimana dia hah?" tubuh Al menegang seketika, dia tidak mengerti, apa yang terjadi disini, kenapa Alex malah mencari Alexsa di kantornya

"dimana dia Brengsek?" lagi dan lagi Alex menghajar Al yang sepertinya tidak berniat membalas nya sedikitpun

"kau mencarinya ketempat yang salah" jawab Al akhirnya

" jangan berbohong Brengsek, kau pasti yang telah menyembunyikan dia bukan" Al tersenyum mengejek, dia mengerti sekarang pasti sudah terjadi sesuatu pada gadis itu. dan lelaki ini tidak bisa menemukannya.

"Ck!!' Alex menatap murka cukup sudah lelaki ini menguji kesabarannya. Dengan gerakan cepat Alex menendang Al sampai lelaki ini meringis kesakitan di bawah kakinya.

"tuan" Alex menatap tak suka pada salah satu anak buahnya yang mengganggu nya

"kami tidak menemukan nona" lapornya yang membuat Alex semakin menatap Al murka.

"kau mencoba bermain- maian dengan ku hah" bagaikan kesetanan Alex kembali menendang AL keras, sampai AL terbatuk batuk darah.

"katakan dimana dia hah!!!1" Alex menjambak rambut nya frustas, dia harus segera membawa gadisnya pergii.. sekarang juga

"apa yang kau lakukan Alex Wilshon" suara teriakan murka dari seorang perempuan yang sedang berjalan cepat kearah Alex membuta Alex berdecih pelan. Lagi dan lagi ada saja pengganggu yang mengganggu nya

'apa kau gila hah?" wanita itu menatap Alex marah, sambil memerintahkan Anak buah Alex untuk membantu AL berdiri

'siapa kau yang berani menggangu ku hah" Alex berteriak tak terima, saat orang-orangnya membantu Al berdiri.

"Aku Evelyn William. Sesepumu Alex Wilshon, jangan kau pikir semudah itu kau menghapus ingatanmu tentang ku" wanita yang bernama Eve itu menatap Alex murka, sepupunya ini terlalu panas, sampai tidak bisa membedakan yang mana lawan dan kawan.

"jangan mengganggu ku, dia harus ku lenyapkan" eve menatap tak terima

" apa kau bodoh hah?, kau bahkan tidak bisa membedakan yang mana lawan dan kawan" Alex menatap meremehkan, apa dan siapa yang harus dia percaya sekarang, saat orang tuanya sendiri juga ikut membohonginya

"kawan, Ck!!. Aku bahkan tidak tahu siapa yang lebih dulu harus ku hancurkan" Eve menatap kesal. Dia sudah tahu semuanya dari ken, dari apa yang Alex lakukan, kemungkinan besar. Dia sudah tahu semuanya. Tapi yang perlu dia periksa disini sejauh mana sebenarnya lelaki ini sudah tahu.

"Awas!!!" Eve menatap Alex terkejut. Siall dia melamun.

"jangan coba-coba kau menyentuhnya Alex, dia tidak ada hubungannya dengan hilangnya Alexsa" ucap eve cepat sebelum Alex kembai menyerang Alcio.

"kau membelanya, kau mencoba melindunginya eve, kau menghianatiku" Alex berucap murka. Al menatap tak suka saat Alex mengcengkram lengen EVE kasar.

"CK!!, bodoh, aku tidak melindunginya, kau tahu dulu maupun sekarang aku tetap berada di pihakmu. "Alex menatap curiga wanita di depannya.

"kau mencintainya,?" Alex menatap eve geram, saat wanita itu malah memilih diam

'kau menghianatiku eve." Alex menatap sepupunya itu murka

"aku tidak menghianati siapapun disini, kau tidak seharusnya menutup mata, aku tahu dia menyukai Alexsa, tapi seharusnya kau sadar, jauh sebelum Al dengan Alexsa dia adalahh kekasihku dan hubungan kami belum berakhir. " Alex menatap murka kearah lelaki yang sedang membersihkan luka diwajahnya itu.

"kau mempermainkan Alexsa, kau mempermainkannya." Alex menerjang Al keras, dengan kasar Alex mencengkram leher Al kasar, sampai wajah lelaki itu memerah berusaha mencari udara

"lepaskan dia Alex, aku tahu dia Brengsek. Tapi ini masalah kami, disisni aku yang salah, aku yang menggantungkan hubungan kami, membuatnya mengganggap hubungan kami sudah berakhir" eve berusaha menjelaskan semuanya pada sepupunya itu. lagi pula sekarang masalah hilangnya Alesa lebih penting

"kau ingin menemukan Alexsa atau ingin membunuhnya" Alex tersentak, sesaat dia lupa apa tujuannya kemari, dengan cepat Alex mengendurkan cengkramannya. Sampai membuat tubuh AL meluruh di atas sofa yang sempat didudukinya tadi

"kamu dimana sayang?" Eve menatap penuh iba, dia tidak pernah melihat sisi lemah alex, lelaki itu terlalu kuat untuk dibilang lemah.

"kita akan menemukannya, aku sudah mengabari ken dan juga uncle dimas, maupun Grandma. Alexsa akan segera ditemukan, tenanglah" eve mencoba menenangkan Alex dan menuntun lelaki itu menuju sofa disamping AL.