Mataku berbinar-binar selagi menunggu pesan balasan dari Joshua. Tak pernah terbayangkan olehku, betapa menyenangkannya sebuah penantian. Padahal lazimnya menanti kerap membuat bosan, kesal, sampai darah mendidih. Well, darahku memang berdesir, tetapi bukan sebab karena emosi. Desiran ini terasa menyenangkan, seolah aku sedang menantikan kereta rollercoaster hendak melesat cepat, menggilas rel panjang di bawahnya dengan kecepatan cahaya. Sensasi mendebarkan itu layak ku nikmati.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com