webnovel

MUGEN [ TAK TERBATAS ]

Big Leader of City adalah julukan salah satu geng terkenal di suatu kota. Geng tersebut bernama Grudge Cluster. Geng ini sangat ditakuti dan dikenal sebagai geng pembalas dendam. Siapapun yang berurusan dengan mereka maka orang tersebut tak akan selamat. Begitupun dengan ketiga geng terkenal lainnya. Mereka mencoba tak terlibat dengan Grudge Cluster karena tak ingin menjadi korban. Kemunculan mafia asing dan keterlibatan kelompok Yakuza yang merusak kota menjadikan keempat geng mulai berkerja sama. Tak peduli dendam mereka di masa lalu, mereka hanya ingin membalaskan dendam karena orang-orang itu sudah merusak kota yang mereka cintai. Terutama Grudge Cluster, geng tersebut tak akan tinggal diam melihat kota kelahirannya dihancurkan dengan mudah. Maka dari itu, sang leader mulai memikirkan rencana besar. Di mana rencana tersebut akan membawa malapetaka bagi kelompok Yakuza serta mafia asing itu. Apa rencana yang tengah dipikirkan oleh Leader Grudge Cluster? Bagaimana mereka akan melawan kelompok Yakuza dan mafia asing itu? Apakah rencana tersebut akan berhasil atau tidak? Jika penasaran, langsung baca! Jangan lupa vote dan comment-nya.

ookamisanti_ · Ação
Classificações insuficientes
380 Chs

AWALAN part 2

BRAK!

"AHAHAHAHA!" tawa beberapa orang saat melihat seseorang tengah terkapar lemas di lantai. Tubuhnya dipenuhi dengan luka, lebam dan darah yang menetes dari pelipis serta ujung bibirnya. Ia mengerang kesakitan. Salah satu dari mereka menjambak rambutnya hingga ia menengadahkan wajah menatap orang itu.

"Dou? Itai darou na?¹ Ahahaha," tanyanya. Alih-alih menjawab, lelaki ini malah meludahi wajah si anak yang menjambaknya itu. Tentu saja kemarahan anak itu meluap dan menendangi wajah si lelaki dengan sekali hentakan dengan lututnya. Darah mengucur dari hidung yang membuat ia kesakitan.

"Rasakan itu, Bodoh!" teriaknya. Lalu tak lama mereka pergi begitu saja meninggalkan si lelaki malang ini. Ia mencoba bangkit dengan susah payah, tangannya yang terasa seperti patah membuat ia kesulitan untuk bangun. Dengan gontai serta menahan rasa sakit, lelaki itu pun berjalan menuju ke toilet. Membersihkan darah yang membanjiri wajahnya.

"Lagi-lagi kau kalah dengan mereka," kata seorang lelaki berambut blonde sambil melipatkan kedua tangannya di dada dan bersandar di dinding toilet. Lelaki itu pun menatap lelaki berambut blonde itu melalui pantulan cermin lalu kembali membasuh wajahnya.

"THE CRAZE, mereka itu kuat. Kau bukan lawan yang cocok untuk mereka, cepatlah menyerah sebelum nyawamu melayang!" lanjutnya. Naoto, lelaki malang ini pun menghela nafas lalu menatap dirinya sendiri melalui pantulan cermin.

"Diam kau! Aku hanya ingin mengalahkan mereka dan mengambil alih sekolah ini. Aku ingin menunjukkan kepada seseorang bahwa aku bisa lebih kuat dari siapapun. Jika aku tidak melakukannya, maka aku akan dikucilkan lagi, lagi dan lagi. Aku tidak ingin hal buruk terjadi kembali padaku," bentak Naoto dengan tatapan tajam. Taiki, si lelaki berambut blonde itu tertawa kecil.

"Mengalahkan mereka? Itu sama saja kau tengah bermimpi di siang bolong, Naoto. Jangan harap kau bisa mengalahkan mereka! Apalagi Kaisei, si leader mereka yang terkenal dengan kebrutalannya," ejek Taiki meremehkan kekuatan Naoto.

"Hah? Bukankah orang yang terakhir tadi yang memukulku itu adalah leader mereka?"

"Dia hanya anggotanya Kaisei. Jika kau sampai berurusan dan membuat dia turun tangan, maka siap-siap saja kau akan pergi ke neraka." Naoto terdiam mendengar penjelasan Taiki. Bukannya merasa takut, lelaki itu malah menunjukkan wajah senang.

"Bukankah dengan mengalahkan si brengsek itu akan membuktikan bahwa aku lebih kuat darinya? Yosh! Aku harus mengalahkannya," ujar Naoto dengan semangat lalu beranjak dari toilet.

"Yametoke, Baka!² Kau hanya akan mati di sana jika kau menantangnya." Taiki berlari menyusul Naoto setelah mengatakan hal tersebut.

"Aku tidak peduli! Selagi aku masih bisa bangkit, menangkis setiap serangannya, maka aku akan bisa memenangkan pertarungan dengan si brengsek itu."

"Tunggu! Jika kau ingin benar-benar melawannya kau harus melawan dulu seribu pengikutnya." Naoto menghentikan langkah dan menoleh.

"Se-seribu pengikut?" tanya Naoto tak percaya. Taiki mengangguk sambil berjalan mendekatinya.

"Ya, hampir sebagian anak-anak di sekolahan ini menjadi pengikut Kaisei. Bahkan beberapa orang yang ingin menantang mereka sudah mundur duluan, tidak sanggup dengan banyaknya mereka. Jika kau ingin melawan Kaisei, maka kau akan bernasib yang sama dengan yang lain," jawab Taiki membuat lelaki itu terdiam. Lalu tak lama ia melototkan mata dan memasang wajah senang.

"Ah! Benar! Kenapa aku tidak membuat masalah saja untuk membuat si Kaisei itu turun tangan? Dengan begitu aku tidak usah melawan orang-orang lemah itu. Argh! Yosh!" katanya dan kembali berjalan.

"Ahhh! Ayolah! Kau akan mati jika meneruskan niat konyolmu itu."

"Tidak ada yang konyol di dalam hidupku."

"Ck! Dasar lelaki bodoh. Terserah kau saja!" gumam Taiki setelah ditinggalkan lelaki itu yang kini tengah berjalan menuju ke tempat Kaisei berada. Sesampainya di sana, ia langsung mendapatkan tatapan tajam dari semua anak laki-laki di sana. Lelaki berambut coklat ini memasang wajah menantang.

"OI! DI MANA KAISEI SI BRENGSEK ITU? APA DIA SEMBUNYI DI BELAKANG KALIAN KARENA LEMAH?" teriak Naoto tanpa rasa takut. Semua mata menatapnya dengan tatapan membunuh, bergerak dari posisi masing-masing mendekatinya dengan perlahan. Gugup dan takut, tentu saja Naoto terlihat ketakutan dan menyesali perbuatannya. Taiki benar, ternyata hampir satu sekolahan menjadi pengikut lelaki yang bernama Kaisei itu.

"Apa yang kau inginkan, Gaki³?" tanya seseorang. Tentu saja semua orang menoleh termasuk Naoto. Lelaki bertubuh kekar dan sixpack itu mendekati Naoto. Memasang wajah sombong dan angkuh sambil berjalan dengan tegap. Memperlihatkan hasil olahraganya yang selama ini ia tekuni setiap hari. Tentu saja, lelaki itu bertelanjang dada membuat Naoto tertegun dengan tubuhnya itu.

"A-aah! Kau Kaisei, kan? Si lelaki pengecut yang bisanya bersembunyi di belakang pengikutmu itu?" tanya Naoto dengan wajah yang disombong-sombongkan. Kaisei, lelaki bertubuh kekar itu tersenyum.

"Ya ... kau benar, Gaki!" jawabnya.

"Sudah ku duga! Lebih baik kau mundur dan menyerah sebelum kepalan tanganku ini mematahkan setiap tulang di wajah dan di tubuh jelekmu itu," ledek Naoto tanpa dosa. Senyum Kaisei yang tadi sangat manis seketika saja menjadi senyum yang mengerikan. Tatapan tajam dengan bibir atas bagian kanan yang naik membuat Naoto meneguk ludah.

"Apa kau bilang?" tanyanya. Naoto memundurkan tubuhnya sedikit sambil mengambil ancang-ancang, siap untuk berkelahi.

"Jangan banyak bicara! Cepatlah lawan aku!"

BUG!

Belum siap dengan melayangkan tangan, wajah Naoto sudah lebam dengan pukulan Kaisei yang cukup keras. Pipinya terasa berdenyut-denyut dan nyeri akibat pukulannya itu. Kaisei menyeringai.

"Aku sangat siap, Gaki!"

"AAARGGHHH!" teriak Naoto kesal.

BUG! BUG! BUG!

Mata yang berkunang-kunang membuat Naoto hampir tak bisa menyadarkan dirinya sendiri. Ia memejamkan matanya sebentar lalu membukanya. Perut, wajah dan punggungnya terasa sakit setelah dihajar sebanyak tiga kali berturut-turut oleh Kaisei dengan gerakan yang tidak bisa dibaca oleh Naoto. Cepat! Bukan, gerakan itu sangat cepat. Naoto tak bisa melihat bagaimana lelaki itu menghajar tubuhnya. Seketika saja tubuh Naoto sudah kesakitan seperti itu. Naoto mencoba bangkit, tapi rasa sakit di tubuhnya semakin menyiksa.

"Kau lemah sekali, Gaki!" ejek Kaisei dan ditertawai oleh seluruh pengikutnya.

"Ahaha DASAR LEMAH!"

"PECUNDANG!"

"BAKA!"

Ocehan setiap ocehan mendengung di telinga Naoto. Hanya dalam sekejap saja ia sudah kalah dari lelaki brutal itu. Belum juga tangannya melayang, ia sudah merasa kesakitan. Mungkin Taiki benar, dirinya hanyalah orang bodoh yang mencari kematian. Bisa saja saat ini Kaisei menghajarnya hingga babak belur sampai mati. Jika sudah begini, ia tak akan bisa melarikan diri apalagi saat ini dirinya tengah dikerumuni oleh pengikutnya Kaisei.

"Ayolah bangun, Anak Bodoh! Kaisei menunggumu!" suruh salah satu dari mereka.

"Bukankah kau ingin melawannya? Hahahaha," tawa mereka semakin keras. Dengan kesal, Naoto bangkit. Menegakkan kedua kakinya bersamaan dengan sorakan yang dilontarkan mereka. Kaisei memasang wajah meremehkan membuat Naoto merasa dirinya tengah direndahkan oleh lelaki bertubuh kekar itu.

"Temee!⁴" gumam Naoto. Kaisei mengangkat dagunya dengan angkuh membuat Naoto semakin geram.

"Ayolah, Gaki! Wajah menyebalkanmu itu membuatku muak, aku ingin segera merasakan kerasnya pukulanmu."

"NAMAKU NAOTO, BUKAN GAKI!" teriak Naoto sambil berlari dengan gerakan tangan yang siap menghajar wajah Kaisei kapanpun.

BUG! BUG! BUG!

Bersambung ...

><><><

Note :

1 : Bagaimana? Menyakitkan, bukan?

2 : Berhentilah, Bodoh!

3 : Bocah

Baka : Bodoh

4 : Bajingan

Arigatou! Thank you! Nuhun! Terima kasih! Obrigada!