Makan malam yang seharusnya berakhir seperti minggu sebelumnya pun akhirnya gagal. Sangat jauh berbeda dengan apa yang ada di bayangan Cintia dan Adiyaksa. Keduanya bahkan hanya diam di meja makan, dengan Javier dan Jane yang saling menunduk. Siapa yang tidak akan sadar jika setiap hari akan selalu terdengar teriakan jahil dari keduanya, lalu saat ini? Bahkan saling menatap saja keduanya sangat enggan.
Adiyaksa yang merasa dia nyaman pun akhirnya ikut membuka suara. Lelaki itu bersandar pada kursi dan menatap dua anaknya yang berada di seberangnya. "Kenapa diam? Kalian bertengkar? Separah apa sampai kalian diam padahal sedang di depan orang tua."
Keduanya hanya diam, begitu juga dengan Cintia yang ikut menetap ketiganya. Wanita itu sama sekali tidak berniat untuk ikut campur, terlebih anaknya tidak ada keinginan untuk menjelaskan. "Kalian tidak punya mulut untuk menjawab? Kenapa diam saja? Tidak menganggap papa dan mama disini?" sarkas Adiyaksa yang membuat Javier mendongak.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com